Hati-Hati Terhadap Panah Syaiton!

Hati-Hati Terhadap Panah Syaitan
Fitnah Terbesar

Tahukan anda bahwasannya syaiton tidak pernah akan berhenti menggoda anak keturunan Adam hingga akhir zaman kelak. Tahukah anda setiap waktunya syaiton terus menerus berusaha menggoda dan selalu berusaha menyesatkan anak keturunan Adam ‘alaihissalam.

Dan tahukan anda wahai para laki-laki, bahwasannya fitnah paling besar bagi seorang laki-laki adalah fitnah wanita. Hal ini telah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits shahih,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فَتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan satupun fitnah sepeninggalku yang lebih membahayakan para lelaki kecuali para wanita.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, syaitan tidak tidak akan lalai untuk memanfaatkan peluang ini. Mereka dan bala tentaranya selalu berusaha menggoda dan berusaha menyesatkan banyak manusia dari jalan ini.

Dan kita lihat, betapa besarnya fitnah wanita ini, yang ketika syaiton bermain di dalamnya tidaklah seorang manusia ini hanya akan terjebak pada maksiat, zina atau sejenisnya, bahkan syaiton mampu menggoda manusia dari jalan ini untuk menjadi kufur kepada Allah ta’ala.

Kisah Fitnah Wanita

Simak kisah seorang ahli ibadah yang terjerusmus pada kekufuran akibat ujian dari seorang wanita pada artikel Tipu Daya Syaitan Kepada Ahli Ibadah ini.

Kisah berikutnya juga berkenaan fitnah wanita yang dapat menjerusmuskan seorang hamba kepada jurang maksiat terbesar yaitu kufur kepada Allah ta’ala. Simak kisah berikut.

Dikisahkan ada seorang pemuda bernama Shalih sang Muazin. Suatu ketika saat  ia menaiki menara untuk mengumandangkan azan, ia melihat seorang gadis nasrani yang rumahnya berada di sisi masjid.

Ternyata peristiwa itu membuat sang pemuda jatuh hati dan terfitnah. Ia pun mendatangi rumahnya dan mengetuk pintunya.

“Siapa?” Tanya sang gadis.

“Saya Shalih tukang adzan.”

Sang gadis pun membukakan pintu untuknya. Tatkala sudah masuk ke dalam rumah, sang pemuda berusaha memeluknya.

“Apa-apaan ini..! Kalian ini orang yang diberi amanat..!” teriak sang gadis mengingatkan.
“Kau ingin saya bunuh atau melayani keinginanku?” jawab pemuda.

“Saya tidak sudi. Saya tidak mau melayanimu kecuali jika kamu meninggalkan agamamu..!”
Pemuda tersebut mengatakan, “Aku telah berlepas diri dari agamaku dan dari ajaran Muhammad.”

Sang pemuda semakin mendekat. Sang pemuda mulai tersungkur bertekuk lutut dalam pelukan  jerat-jerat asmara. Saat itulah sang gadis menyuruhnya untuk memakan daging babi dan menengguk minuman keras. Sang pemuda menurut bagai kerbau yang dicocok hidungnya. Ketika sang pemuda sedang dalam keadaan mabuk berat, ia disuruh untuk naik loteng. Akhirnya sang pemuda jatuh dan mati dalam keadaan kafir. Wal’iyyadzubillah.
(Kisah ini disalin dari Muslim.Or.Id)

Pandangan : Panah Syaitan

Kita lihat di zaman kita saat betapa banyak para wanita baik dari kalangan muslimah maupun yang selainnya mereka mengumbar aurat dan perhiasan mereka tanpa sungkan-sungkan. Mereka pamerkan keindahan tubuh mereka, keelokan tubuh mereka kepada siapa saja yang mau melihatnya. Hingga para wanita muslimah yang menutup aurat di zaman ini pun malah justru menjadi orang yang asing dan tidak wajar di kalangan masyarakat akibat menylisihi keumuman manusia yang rusak ini.

Dan tentu dengan mengumbar aurat, mengumbar kecantikan, mengumbar pehiasan wanita ini semakin memperparah fitnah. Setiap orang yang tidak mampu menahan pandangannya, mereka akan terkena panah-panah beracun, panah-panah syaitan yang siap masuk ke dalam hati dan meracuninya, hingga bercak-bercak hitam di dalam hati semakin banyak dan menutupi hati seorang hamba.

Maka pandangan adalah awal dari fitnah masuk ke dalam hati seorang muslim bagaikan panah – panah syaiton yang beracun siap masuk merusak hatinya. Ketika ia mengikuti dan mengumbar pandangannya terhadap hal-hal yang dilarang dalam syariat, maka ia biarkan panah-panah syaitan itu masuk ke dalam hatinya hingga merusaknya dan membuat hatinya itu menjadi gelap dan jauh dari cahaya Allah. Dan ketika seorang hamba menahan pandangannya dari hal-hal yang di larang, maka ini adalah sebab cahaya Allah memasuki hatinya.  

Jalan Selamat Dari Fitnah

Solusi bagi setiap muslim dan muslimah agar dapat bersama selamat dari fitnah terbesar ini adalah dengan menahan pandangannya dimanapun ia berada. Baik di depan manusia, maupun di tempat-tempat tersembunyi yang tidak terlihat oleh manusia. Solusi ini telah di syariatkan oleh Allah ta’ala di dalam al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (QS. An-Nur : 30)

Syaikh As Si’di rahimahullah berkata, “ lebih suci, lebih baik dan lebih mengembangkan amal mereka, karena barang siapa yang menjaga kemaluan dan pandangannya, maka ia akan bersih dari kotoran yang menodai para pelaku perbuatan keji, dan amalnya pun akan bersih disebabkan meninggalkan hal yang haram yang diiinginkan hawa nafsu dan didorong olehnya. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya. Oleh karena itu, barang siapa yang menundukkan pandangannya dari yang haram, maka Allah akan menyinari bashirahnya (mata hatinya), dan lagi karena seorang hamba apabila menjaga kemaluan dan pandangannya dari yang haram serta pengantarnya meskipun ada dorongan syahwat kepadanya, maka tentu ia dapat menjaga yang lain. Oleh karena itulah Allah sebut sebagai penjagaan. Sesuatu yang dijaga jika penjaganya tidak berusaha mengawasi dan memeliharanya dan tidak melakukan sebab yang dapat membuatnya terjaga, maka sesuatu itu tidak akan terjaga. Demikian pula pandangan dan kemaluan, jika seorang hamba tidak berusaha menjaga keduanya, maka keduanya dapat menjatuhkannya ke dalam cobaan dan ujian. Perhatikanlah bagaimana Allah memerintahkan menjaga kemaluan secara mutlak, karena ia tidak diperbolehkan dalam salah satu di antara sekian keadaan, adapun pandangan, Dia berfirman, “Yaghuddhuu min abshaarihim (Agar mereka menundukkan pandangan).” Menggunakan huruf “min” yang menunjukkan sebagian, karena dibolehkan memandang dalam sebagian keadaan karena dibutuhkan, seperti melihatnya saksi, melihatnya pelaku, melihatnya seorang pelamar, dsb. Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan kepada mereka pengetahuan-Nya terhadap amal mereka agar mereka berusaha menjaga diri mereka dari hal-hal yang diharamkan.”

Syariat menjaga pandangan ini tidak hanya ditujukan kepada kaum laki-laki saja. Namun menjaga pandangan, menutupi aurat, tidak menampakkan perhiasan dan mengumbarnya juga disyariatkan kepada kaum wanita. Hal ini sebagaimana dalam kelanjutan ayat, Allah ta’ala berfirman,

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, "Agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung.

Dari sini dapat kita ambil beberapa poin dari jalan yang dapat menyelamatkan seorang muslim dan muslimah dari fitnah ini diantaranya adalah, 
ü  Menjaga pandangan,
ü  Memakai kerudung / jilbab
ü  Menutup aurat / perhiasan dengan busana muslim dan muslimah yang benar,
ü  Tidak menampakkan perhiasan / kecantikannya
ü  Tidak berhias mempercantik diri di hadapan laki-laki non mahrom
ü  Tidak menghentakkan kaki agar nampak perhiasan yang tersembunyi
ü  Selalu bertaubat kepada Allah ta’ala

Dalam kelanjutan ayat, Allah ta’ala juga berfirman,

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ... ٌ

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi ...” (QS. An Nur : 35)

Setelah Allah memerintahkan bagi kaum mukmin dan mukminat untuk menundukkan pandangannya, maka dalam kelanjutan ayat Allah sebutkan firman-Nya bahwasannya “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi”. Hal ini dijelaskan oleh Syaikh Ibnul Qoyyim bahwasannya menahan pandangan akan berakibat cahaya Allah masuk kedalam hati seorang muslim. Dan begitu pula sebaliknya dengan seorang mengumbar pandangannya maka hal ini akan menggelapkan hatinya dan menjauhkan dari cahaya Allah ta’ala. Wallahu a’alam.

Fanpage kami di RUMAH BELANJA MUSLIM 
Akun Facebook kami di RUMAH BELANJA WHYLUTH 

0 komentar: