Bersyukur Yang Salah

Bersyukur Yang Salah
Hampir kita semua menyadari, bahwasannya nikmat yang Allah berikan kepada kita begitu banyaknya dan begitu luasnya. Seandinya kita mau menghitung-hitung nikmat Allah ta’ala maka niscaya kita tidak akan mampu mengitungnya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18).

Namun terjadi fenomena disebagian kaum muslimah saat ini yaitu adanya syubhat bahwasannya kecantikan, keindahan wajah, tubuh, keelokan rupa ini adalah salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kita. Maka mereka menjadikan hal ini sebagai alasan bolehnya menampakkan kecantikan (nikmat Allah), bolehnya berhias, bolehnya memerkan keindahan tubuhnya di hadapan umum dalam rangka bersyukur terhadap nikmat Allah.

Ada juga sebagian orang-orang yang di dalam kepalanya terdapat syubah bahwasannya Allah adalah dzat yang Maha Indah dan menyukai keindahan / hal yang indah-indah. Kemudian ini di ta’rif menjadi pembolehan menakkan keindahan dan berhias di tempat umum karena Allah menyukai keindahan.

Tentu jika di dalam diri kita masih terdapat sedikit fitroh saja akan menolak dalih-dalih seperti ini. Hal ini biasanya terjadi pada sebagian muslimah yang enggan mengenakan yang tertutup dan syar’i. Mereka mencari berbagai macam alasan untuk mendapatkan pembenaran terhadap perilakunya yang ingin nampak cantik dan berhias di tempat umum.

Lalu benarkan apa yang dilakukan ini adalah salah satu amalan bersyukur terhadap nikmat Allah? Tentu jawabnya ini tidak benar. Karena wujud syukur kita terhadap nikmat Allah adalah dengan mengimplementasikan nikmat itu kepada perbuatan berupa ketaatan kepada Allah, dan bukan maksiat, atau maksiat yang seolah-olah ketaatan.

Sebagaimana hal ini juga dijelaskan oleh Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qosidin, bahwasannya, “Syukur (yang sebenarnya) adalah dengan hati, lisan dan anggota badan. Syukur dari hati dalam bentuk rasa cinta dan taubat yang disertai ketaatan. Adapun di lisan, syukur itu akan tampak dalam bentuk pujian dan sanjungan. Dan syukur juga akan muncul dalam bentuk ketaatan dan pengabdian oleh segenap anggota badan.” (Al Fawa’id, hal. 124-125, cek Disini

Sudah tentu berhias di depan umum, menampakkan kecantikan ini bukanlah bagian dari perbuatan ketaatan kepada Allah. Karena Allah telah melarang seorang muslimah untuk bertabarruj, dandan, mejeng, ataupun pamer kecantikan, pamer aurat di hadapan laki-laki yang tidak halal baginya. Dan ini bukannya bersyukur malah justru bisa bentuk kufur terhadap nikmat Allah yang seharusnya ia gunakan dalam bentuk ketaatan malah ia salah gunakan untuk berbuat maksiat kepada Allah ta’ala.

Simak dan renungkan firman Allah tentang larangan wanita muslimah untuk bertabarruj berikut, 

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى

“Dan janganlah kalian (para wanita) bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al-Ahzaab : 33)

Lalu kini, masihkan kita mau berdalih dengsn syukur yang salah ini untuk melegalkan bolehnya berhias di tempat umum? Padahal jika seandainya kita mampu bersyukur sedikit saja, dengan menggunakan nikmat yang telah diberikan Allah ini di jalan ketaatan maka tentu Allah akan menambah nikmat ini. Namun ketika kita mengkufurinya, atau bahkan menjadikannya sebagai sarana berbuat maksiat, maka ingatlah adzab Allah sangatlah pedih. Sebagai penutup mari kita renungkan firman Allah berikut,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Qs. Ibrahim: 7).

Wallahu a’lam.

Fanpage RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun FB RUMAH BELANJA WHYLUTH

0 komentar: