Mencari Dunia di Kuburan


Mencari Dunia di Kuburan
Ketika membaca judul tulisan mencari dunia di kuburan mungkin akan kita akan sedikit heran, apa kira – kira maksut judul tersebut. Jika di cerna dengan logika, akal yang sehat tentu kalimat ini tidaklah bisa diterima akal. Bagaimana bisa kita mencari dunia di kuburan?  

Telah kita ketahui, bahwasannya kuburan merupakan awal perjalanan kita menuju akhirat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إن القبر أول منازل الآخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه

Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksa)nya maka (siksa) selanjutnya akan lebih kejam” (HR. Tirmidzi)

Kita juga telah mengetahui bahwasannya tempat beramal adalah dunia yang kita tinggali saat ini. Di dunia ini seorang muslim dituntut untuk berbekal mengumpulkan amalan sholih untuk menuju perjalannan yang panjang kelak menuju akhirat. Mari perhatikan nasihat yang indah dari Sahabat Ali bin Abi Tholib radhiallahu ‘anhu berikut,

Dunia pergi membelakangi, sedang akhirat datang menghadap. Keduanya memiliki anak-anak, maka jadilan kalian anak – anak akhirat, dan jangan menjadi anak-anak dunia karena sesungguhnya hari ini (di dunia) tempat beramal tanpa ada hisab, sedangkan besok (akhirat) tempat hisab tanpa ada kesempatan beramal”(Riwayat Imam Bukhori).

Dari sini maka sudah terang, sudah jelas sudah siapa saja yang telah masuk ke dalam kuburan, meninggal dunia, maka ia telah masuk ke dalam alam lain (alam kubur), jauh meninggalkan kita yang berada di dunia ini. Dan orang yang telah memasuki kuburan itul maka ia telah memulai awal perjalanannya di akhirat.

Dimana seorang ketika telah meninggalkan dunia dan masuk ke alam kubur maka selesai sudah waktu beramalnya. Selesai sudah kesempatannya untuk memupuk dan memperbanyak amalan sholeh untuk bekalnya. Dan di alam kubur itu yang tersisa hanyalah hisab dan hisab. Tiada amal lagi dan hanya perhitungan.

Lalu dengan kenyataan ini, dengan keyakinan Islam yang seperti ini, betapa aneh jika ada seorang yang mengaku Muslim namun ia meminta-minta dunia, meminta-minta rizki kepada para penghuni kubur. Berbagai macam amalan, berbagai macam baca-bacaan berabagai macam cara mereka kerahkan demi meraup berkah di kubur-kubur.

Padahal telah kita ketahui, jangankan untuk memperhatikan kita yang sedang ada didunia, bahkan mungkin sang penghuni kubur tersebut sedang sibuk dengan hisabnya, sedang sibuk dengan pertanggung jawbaan amalannya masing-masing.

Bagaimana mungkin ketika kita meyakini Allah lah ar Rozzaq, Allah lah yang maha memberikan rizki kepada kita, namun ternyata kita tidak memintanya kepada Allah dan justru malah beramal di kubur-kubur menusia untuk meminta rizki, meminta pesugihan dan selainnya?

Bukankah Allah telah berfirman,

 وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ 

Dan tuhanmu berfirman; Berdoalah kamu sekalian hanya kepada-Ku, niscaya aku akan mengabulkan doa kalian” (QS. Al-Mukmin 60)

Maka berdoa, memohon rizki, memohon dipermudah segala urusan dan selainnya itu hendaklah hanya di tujukan kepada Allah, bukan kepada kubur-kubur, bukan kepada makhluk yang seandainya kita mengetahui bahwasannya makhluknya sangatlah lemah. Jangankan untuk menolong orang lain, bahkan mungkin untuk menolong dirinya sendiri saja sudah berat.

Dan berdoa dengan segala macam doa, baik memohon rizki atau selainnya ada adab-adab yang perlu diperhatikan. Ada tempat-tempat ada waktu – waktu yang perlu diperhatikan agar supaya doa kita di kabulkan Allah ta’ala.

Diantara tempat terbaik untuk berdoa adalah ketika di masjid, selesai sholat, antara adzan dan iqomah, ketika sujud, waktu antara ashar sampai maghrib di hari jumat / di hari jumat pada umumnya dan lain sebagainya.

Jika kita mlihat lagi mengenai tempat-tempat mustajab untuk berdoa secar rinci, maka kita akan temui bukan berdoa di kuburan. Dan kalaupun seseorang memasuki pekuburan kaum muslimin tentu yang di syariatkan bukanlah berdoa memohon dunia, memohon rizki kepada penghuni kubur, namun berdoa dengan doa yang telah di syariatkan Allah dan Rasul-Nya untuk mengingat kematian.

Maka, jika anda masih gemar bepergian, melakukan safar untuk mendatangi kubur-kubur untuk sekedar mencari dunia, sudah sepantasnya nasihat ini menjadi perhatian kita. Karena kita ketahui bersama, dimana Rasulullah semasa hidup ketika beliau mencari dunia? Apakah beliau mendatangi kubur-kubur dengan harapkan dagangannya laris, riskinya lancar? Tentu kita tidak akan menemuinya di dalam hadits-hadits yang shahih Rasulullah melakukan hal tersebut.

Jika anda melakukan ziarah kubur, mendatangi kubur-kuburan dengan perjalanan yang sangat jauh, safar dengan tujuan ibadah, maka hal ini telah di larang langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ,

لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ، الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى

Janganlah melakukan perjalanan jauh (dalam rangka ibadah) kecuali ke tiga masjid, Masjidil Harom, Masjid Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam (Nabawi), dan Masjid al Aqsha” (Muttafaqun ‘alaihi)

Jika anda ingin mendapatkan dunia, maka carilah dunia ini dengan cara yang benar, cara yang yang tidak menyalahi syariat Islam, cara yang biasa dipergunakan orang untuk mencari dunia. Jangan jadikan ibadah anda sebagai sarana mencari dunia, apalagi kalau ibadah semata-mata hanya untuk dunia. Karena akhirat itu lebih berharga, akhirat itu lebih kekal, dan akhirat itu lebih utama untuk kita perhatikan.

Hidup kita yang lama itu bukan di dunia, bahkan alam kubur itu saja sangat lama waktunya, dan akhirat entah Surga atau Neraka itulah yang kekal. Lalu apakah kita akan habiskan waktu yang sedikit ini untuk mengejar yang sedikit? Ataukah kita sedikit berfirkir cerdas dengan memanfaatkan waktu yang sedikit ini untuk mencapai hal yang banyak, yang besar dan yang kekal dengan kebahagiaan yaitu Surga-Nya Allah kelak.

Mudah-mudahan nasihat yang seidkit ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Dan tulisan ini bukanlah bertujuan untuk melarang seorang berziarah kubur. Karena ziarah kubur itu telah di syariatkan di dalam Islam. Seorang Muslim di perbolehkan melakukan ziarah kubur untuk mendoakan penghuni kubur, mengingat kematian, mengingat pemutus kenikmatan.

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam beliau bersabda,

إِنِّيْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا

”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Muslim (3/65 dan 6/82) dan Imam Abu Dâud (2/72 dan 131) dengan tambahan lafazh,

فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ

“Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat.”
Dan dari jalan Abu Dâud hadits ini juga diriwayatkan maknanya oleh Imam Al-Baihaqy (4/77), Imam An-Nasâ`i (1/285-286 dan 2/329-330), dan Imam Ahmad (5/350, 355-356 dan 361). (an-Nashihah)

Namun yang kami ingatkan dalam tulisan ini, jangan sapai niatan ibadah anda, niatan ziarah kubur anda di warnai dengan hal-hal yang berbau kesyirikan, sehingga anda terjatuh dalam dosa yang sangat besar karena salah meminta.

Jangan jadikan kuburan itu sebagai tampat meminta, karena tempat meminta hanyalah Allah ta’ala.

Jangan jadikan kuburan itu sebagai tempat mengadu, karena tempat mengadu hanyalah Allah ta’ala.

Dan jangan jadikan kuburan itu sebagai komoditi untuk mencari dunia. Karena kuburan itu adalah tempat mengingat kematian bagi kita.

Wallahu a’lam.

Akun FB RUMAH BELANJA WHYLUTH

0 komentar: