Mengajari Anak Berbohong Tanda Sadar

Mengajari Anak Berbohong Tanpa Sadar
Mengajari Anak Berbohong Tanpa Sadar
Berbohong, adalah sebuah perilaku yang tercela. Setiap kita akan mencela perilaku bohong ini. Tidak seorang pun yang mengatakan perbuatan bohong, dusta adalah perbuatan yang baik. Oleh karenanya jika ada agama yang di bangun diatas kedustaan, diatas kebohongan, atau membolehkan berbohong, maka tentu ajaran yang seperti ini adalam ajaran yang bermasalah. 

Di karenakan berbohong adalah perbuatan yang tercela, maka hendaknya setiap pendidik mengajarkan kepada anak didiknya agar si anak menjauhi perilaku bohong ini. Khususnya pada setiap orang tua, yang ia mengemban pendidikan bagi anak anak nya. Hendaknya setiap orang tua, mengajarkan dan mendidik anak anak nya agar tidak berbohong. 

Dan sebaik baik pengajaran anak adalah dengan memberikan percontohan. Jika kita ingin anak anak kita menjauhi sikap dusta / bohong ini, maka kita pun harus menjadi pinoner di hdapan merka, dengan menjadi orang tua yang tidak suka berbohong. 

Artinya, jangan sampai kita mengajarkan kepada anak kita tentang tercelanya berbohong, namun kita sendiri menampilkan perilaku bohong di hadapan mereka. Berapa banyak kita lihat orang tua yang melarang anak nya untuk berbohong namun teladan yang ia tunjukkan justru perilaku bohong itu sendiri. Bahkan ia ajarkan kebohongan kepada anaknya. 

Sadar atau tidak sadar, kita dapati hal yang demikian itu, bahkan di sekitar kita, atau mungkin ada di sekeliling kita, mungkin juga terkadang kita sendiri.  namun kita tidak menyadarinya, bahwasannya kita telah mengajarkan kebohongan kepada anak kita melalui sikap kita. 

Contoh - Contoh Mengajari Anak Berbohong

Mungkin sebagian kita bertanya - tanya, bagaimana sih orang tua mengajari anak nya berbohong ? Mana mungkin orang tua mengajarkan anak nya keburuan ? Padahal preman sekalipun jika ditanya, mungkin saja ia inginkan kebaikan pada anak anaknya. Dan tidak ingin anaknya seperti dirinya. 

Untuk lebih jelas menganai mengajari anak berbohong ini, maka berikut ini kami berikan beberapa contoh sikap orang tua yang mengajari berbohong pada anaknya. 

Ketika anak menangis, banyak hal yang dilakukan orang tua untuk berusaha mendiamkan tangisannya. Ada yang mendiamkannya dengan cara yang keras dengan mengancam, menakut - nakuti, atau yang lebih lembut dengan mengiming imingi akan memberikan sesuatu. 

Cara keras, menakut nakuti yang sering kita dengar dari orang tua yang mengancam anak nya, diantara kita dengan menakut nakuti anak terhadap sesuatu. Misalkan nanti kalau tidak diam, nanti di gigit macan, nanti di makan srigala, atau di tembak pak polisi atau banyak lainnya.

Coba kita lihat, benarkan ucapan menakut nakuti diatas. Apakah hal hal yang di sebutkan itu adalah kenyataan, atau hanya sebuah Kebohongan belaka demi untuk mendiamkan anak yang sedang menangis ? Jika ya, ini adalah salah satu contoh mengajari anak berbohong. 

Atau mungkin versi lembutnya, ketika anak menangis, orang tua mengiming imini sesuatu kepada anaknya, agar segera diam. Misalkan ketika anak menagis, di suruh diam, nanti akan di belikan mainan, nanti di belikan makanan, nanti di belikan boneka, atau tawaran tawaran lainnya. 

Jika orang tua yang menjanjikan memberi iming iming tersebut ketika anak suda diam, tidak jadi memberikan janjinya, maka inilah KEBOHONGAN itu. 

Dan ternyata ada diantara kita yang masih menempuh cara - cara seperti ini dalam mendidik anak. 

Sebagai penutup, mari kita simak pelajaran berharga dari Kisah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut, 

Abdullah bin Amir berkata, "Ibuku memanggilku dan pada saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berada di rumah kami. Ibuku berkata, 'Kemarilah aku akan memberimu sesuatu.' Nabi bertanya kepada ibuku, 'apa yang akan engkau berikan kepadanya?' Ibuku menjawab, 'aku akan memberinya buah kurma'.

Nabi pun bersabda, 'Ingatlah, jika engkau tidak memberinya sesuatu, hal itu akan di catatkan sebagai kedustaan bagimu'. (HR. Ahmad dalam musnadul makiyyin (15147), Abu Dawud dalam kitabul adab (4339) dan As-Silsilatush Shahihah (373), dalam athfalul muslimina kaifa Rabbahumun nabiyyul amin (Islamic Parenting). 

Abu Thayyib berkata, "Hadits tersebut bermakna bahwa apa yang diucapkan oleh orang tua terhadap anak - anak saat mereka menangis, misalnya, meski hanya sekedar kata kata gurauan dengan menjanjikan akan memberi sesuatu atau menakut nakuti dari hal tertentu, maka ini perbuatan haram yang masuk dalam kedustaan." (Syarh 'Aunul Ma'bud XIII/228, dalam Islamic Parenting). 


0 komentar: