Jangan Anti Dengan Pakaian Islami
Pakaian Islami saat ini bagi sebagian orang dianggap sebagai atribut dari seseorang yang memiliki pemahaman agama keras atau bahkan ekstreem. Atau ada juga yang menyebut orang yang berpenampilan mengenakan pakaian Islami baik kaum pria maupun wanita muslimahnya dianggap sebagai orang yang berpemahaman Islam kaku dan terlalu fanatik.
Sementara di sisi lain, hampir setiap rumah-rumah kaum muslimah ada di dalamnya televisi. Dimana di dalam acara televisi tersebut banyak menampilkan manusia - manusia yang berpenampilan dengan budaya yang jauh dari di katakan Islami. Rok mini, bikini, celana pendek, bertato, beranting (laki-laki) dan sejnisnya hampir-hampir setiap hari di tayangkan.
Namun dengan kenyataan ini ternyata hampir-hampir tidak ada pengingkarang dengan perbuatan seperti ini. Bahkan suguhan-suguhan yang seperti ini menjadi menu wajib yang harus di nikmati di setiap harinya yang mungkin melebihi suguhan ayat penenang jiwa al-Qur'an.
Padahal dilihat dari kuantitas penduduk di negeri ini yaitu negeri Indonesia mayoritas masyarakatnya adalah seorang muslim. Berdasarkan survey didapatkan 80% lebih penduduk negeri ini beragama Islam.
Namun antara data statistik ke Islaman penduduk ini tidak serta merta membuat budaya Islam ini menjadi sebuah kebiasaan di negeri muslim ini. Ternyata banyak yang Islam namun justru terkesan anti busana yang Islami, anti budaya dan kebiasaan penampilan Islam, dan justru diam dan terus menikmati suguhan budaya rusak yang di populerkan melalui televisi dan selainnya.
Tentu ini bukanlah sikap yang bijak. Dimana orang yang beramal dengan ajaran Islam di cela, sementara yang menganut paham kebebasan tanpa batas di biarkan bahkan menjadi rujukan.
Al-Quran mulai ditinggalkan, Ulama di cela, juru biacara yang menyesatkan di ikuti.
Berita di jelajah, baris perbaris, dari satu media ke media yang lain. Kitabnya terlalaikan. Buku islami mulai terlupakan. Dan Artis, pelawak jadi rujukan.
Dan jika seperti ini kenyataan di kebanyakan kita. Maka tidak heran jika Islam terpojokkan di kalangan kaum muslim.
Maka, ada baiknya agar pola fikir kita kembali lebih adil terhadap agama dan penganutnya. Mari tinggalkan hal-hal yang dapat membuat kita lupa terhadap agama kita.
Acara-acara TV yang tidak bermanfaat, majalah / koran berita yang menyia-nyiakan waktu, banyak ngobrol yang tidak ada manfaatnya, banyak bergaul dengan orang-orang yang tidak perhatian terhadap agamanya, dan selainnya.
Mari kembali bersihkan fikiran kita dari kotoran-kotoran pemahaman liberal yang menginginkan kebebasan yang tidak ada batas. Pergaulan bebas, yang berujung kepada pemahaman anti agama atau penyaamaan antara agama. Hingga akhirnya manusia tidak peduli lagi dengan agama dan hidup seperti binatang. Tidak memperhatikan mana halal mana haram, mana boleh mana tidak, mana syirik mana tauhid.
Mari bentengi diri kita dan keluarga kita dari arus budaya yang rusak. Tutup segala macam pintu masuk itu di dalam rumah kita baik dari media, buku, majalah, atau koran berita dan selainnya. Batasi pergaulan kita hanya dengan orang-orang yang memperhatikan agama. Jauhi lingkungan buruk yang akan membuat kita berat berhijrah kepada kebaikan.
Mudah-mudahan dengan ini semua, bisa melepaskan kita dari jeratan pemikiran yang tertutup terhadap ISlam.
Maka bagimana dengan budaya Islam, agama kita, yang ini di syariatkan oleh pencipta kita, yang memberikan rezeki kepada kita. Apakah ini tidak lebih layak untuk kita bela dan kita pertahankan dibanding selainnya?.
Admin
www.RumahBelanjaMuslim.Blogspot.Co.Id
Tentu ini bukanlah sikap yang bijak. Dimana orang yang beramal dengan ajaran Islam di cela, sementara yang menganut paham kebebasan tanpa batas di biarkan bahkan menjadi rujukan.
Al-Quran mulai ditinggalkan, Ulama di cela, juru biacara yang menyesatkan di ikuti.
Berita di jelajah, baris perbaris, dari satu media ke media yang lain. Kitabnya terlalaikan. Buku islami mulai terlupakan. Dan Artis, pelawak jadi rujukan.
Dan jika seperti ini kenyataan di kebanyakan kita. Maka tidak heran jika Islam terpojokkan di kalangan kaum muslim.
Maka, ada baiknya agar pola fikir kita kembali lebih adil terhadap agama dan penganutnya. Mari tinggalkan hal-hal yang dapat membuat kita lupa terhadap agama kita.
Acara-acara TV yang tidak bermanfaat, majalah / koran berita yang menyia-nyiakan waktu, banyak ngobrol yang tidak ada manfaatnya, banyak bergaul dengan orang-orang yang tidak perhatian terhadap agamanya, dan selainnya.
Mari kembali bersihkan fikiran kita dari kotoran-kotoran pemahaman liberal yang menginginkan kebebasan yang tidak ada batas. Pergaulan bebas, yang berujung kepada pemahaman anti agama atau penyaamaan antara agama. Hingga akhirnya manusia tidak peduli lagi dengan agama dan hidup seperti binatang. Tidak memperhatikan mana halal mana haram, mana boleh mana tidak, mana syirik mana tauhid.
Mari bentengi diri kita dan keluarga kita dari arus budaya yang rusak. Tutup segala macam pintu masuk itu di dalam rumah kita baik dari media, buku, majalah, atau koran berita dan selainnya. Batasi pergaulan kita hanya dengan orang-orang yang memperhatikan agama. Jauhi lingkungan buruk yang akan membuat kita berat berhijrah kepada kebaikan.
Mudah-mudahan dengan ini semua, bisa melepaskan kita dari jeratan pemikiran yang tertutup terhadap ISlam.
Renungan
Jika seandainya kita mau dan rela dengan sekuat tenaga mempertahankan kearifan budaya nenek moyang agar tidak tergerus zaman, tidak dilupakan dan tergantikan dengan budaya lain.Maka bagimana dengan budaya Islam, agama kita, yang ini di syariatkan oleh pencipta kita, yang memberikan rezeki kepada kita. Apakah ini tidak lebih layak untuk kita bela dan kita pertahankan dibanding selainnya?.
Admin
www.RumahBelanjaMuslim.Blogspot.Co.Id
0 komentar: