Usaha Modal Kecil
Dunia usaha merupkan dunia yang tidak menentu bagi sebagian orang. Namun bagi
sebagian yang lain, usaha merupakan passion mereka. Banyak orang merasa lebih
nyaman ketika mereka bisa menjadi pengusaha. Ada yang berkata bahwa menjadi
kepala ayam lebih baik daripada menjadi ekor gajah. Inilah sebabnya mereka
lebih menyukai dunia usaha.
Memang
benar dalam usaha profit itu tidak dapat di pastikan, atau tetap. Misalnya
profit 2 juta tiap bulannya. Seperti menjadi pegawai atau karyawan yang sudah
jelas gajinya sekian-sekian per bulannya. Namun dalam dunia usaha kita dapat
merancang atau merencanakan berapa besar profit yang kita harapkan. Semua
bergantung pada berapa besar usaha yang kita lakukan.
Namun
terkadang para calon-calon pengusaha muda, saat ingin memulai usaha, mereka
terbentur pada permasalah modal. Keterbatasan modal merupakan salah satu kendala.
Akan tetapi hal ini bukanlah penghalang yang menggugurkan keinginan seorang
pemuda untuk memulai usahanya. Karena memang di dalam usaha kendala merupakan
hal yang terus menerus datang dan sebagai seorang entrepreneur kita harus mampu
memecahnya. Semakin banyak dan besar kendala dan hambatan yang dapat kita
atasi, maka akan semakin besar dan kuat pula mental kita sebagai seorang
pengusaha.
Walaupun
permodalan ini merupakan salah satu kendala yang cukup merata di kalangan
pengusaha yang baru memulai atau yang sudah berjalan. Sebagian muslim mengambil
jalan pintas dengan berhubungan dengan riba, namun sebagian muslim yang lain
mereka mencari solusi dengan memulai usaha-usaha yang bisa di jalankan walaupun
dengan modal kecil, atau bahkan tanpa modal. Inilah harapan kita sebagai
seorang muslim yang taat kepada syariat Allah. Karena memang riba ini adalah
penyakit yang sudah cukup kronis di kalangan kaum muslimin.
Mungkin
sebagian orang ada yang berpandangan bahwa, “ya inilah yang realistis untuk saat
ini”. Kalau tidak dengan pinjaman riba dengan apa lagi. Dan bahkan sebagian ada
yang mengatakan bahwa usaha tanpa riba itu tidak realistis saat ini. Inilah
anggapan yang banyak berkembang di antara kita. Kita sudah pesimis sebelum
berusaha. Kita sudah lemah dengan system yahudi ini.
Bahkan
bisa kita katakana sebenarnya yang tidak realistis adalah yang berkata tidak
realistis jika tidak berhubungan dengan riba. Apakah bisa di katakana maksiat
kepada Allah itu adalah realistis? Tidakkah takut dengan ancaman yang telah di
sebutkan Allah. Ataukah perkataan itu hanyalah di landasi akan hawa nafsu
belaka? Kita berlindung dari pemikiran-pemikiran yang seperti ini.
Yang
perlu kita ketahui saat kita berada dalam kesulitan yaitu kita harus memahami
bagaimana kondisi darurat yang syar’i. Para ulama telah menjelaskan dengan
rinci, kapan seorang muslim dapat mengambil sesuatu yang haram menjadi mubah.
Seperti contohnya ketika kita berada di hutan belantara dan di sana tidak ada
makanan kecuali hanyalah yang haram saja (misalnya babi), maka ketika tidak ada
alternative lain, kita di perbolehkan memakan babi tersebut. Dan yang harus di
catat, makan babi ini bukan semau kita, sampai kenyang atau terus-terusan,
namun memakannyapun harus seperlunya saja. Ketika sudah thilang rasa lapar,
maka berhenti dari memakannya, dan cari makanan yang halal yang lain. Ini juga
berlaku dalam masalah riba ini. Untuk pembahasan pengenai KAIDAH Darurat dalam Islam dapat di simak Artikelnya di SINI.
Kembali
kepermasalahan awal. Bahwa sikap inilah yang harus di miliki oleh setiap
pengusaha muslim. Yaitu sikap yang lebih mementingkan Allah dan Rasul-Nya di
atas segalanya. Tidaklah mengambil tindakan kecuali yang di perbolehkan oleh
syariat. Karena mereka memahami bahwa ketika kita mampu bersusah payah di dunia
di jalan Allah, insyaa Allah di akhirat balasannya akan jauh lebih baik.
Maka
saat kita ingin memulai usaha, dan terkendala permasalahan permodalan, maka
sebagai seorang muslim, sudah seharusnya mencari jalan atau ide usaha lain yang
hanya membutuhkan modal kecil atau bahkan tanpa modal (uang). Memang dalam
memulai usaha, modal itu ada beberapa macam, diantaranya modal tenaga,
pemikiran, jaringan, dan juga modal materi atau uang. Di saat kita tidak
memiliki cukup modal uang, maka kita dapat memanfaatkan apa yang ada. Dengan
modal sedikit pemikiran dan kejelian kita dapat memunculkan ide usaha modal
kecil.
Jika
kita lihat saat ini cukup banyak peluang usaha modal kecil. Jika kita mau
mencermatinya, maka kita akan dapatkan betapa banyak peluang usaha dengan modal
kecil ini. Namun di dalam mencari dan menggapainya di butuhkan kecermatan,
ketelitian dan kejelian kita dalam melihat keadaan di lingkungan. Karena
terkadang kita tidak menyadari bahwa di sekitar kita, keadaan di sekitar kita,
ketika kita jeli memandangnya bisa menjadi pelunag usaha modal kecil, atau
bahkan bisa juga tanpa modal.
Ada
bermacam macam usaha modal kecil di sekitar kita. Usaha ini bisa dalam bentuk
usaha di bidang jasa atau yang lainnya. Namun kebanyakan dari usaha-usaha yang
membutuhkan modal kecil ini biasanya macamnya berupa usaha jasa. Dan usaha
semacam ini sebgian membutuhkan keahlian khusus dan sebgian lagi semua orang
bisa melakukan usaha ini.
Salah
satu contoh usaha modal kecil yang ada di sekitar kita yaitu misalnya usaha
menjadi broker atau perantara. Usaha perantara ini merupakan macam usaha modal
kecil yang hamper semua orang dapat melakukannya. Contoh nyata usaha modal
kecil ini misalnya, ketika kita sedang di jalan dan melihat ada spanduk atau
banner yang bertuliskan “Rumah Ini Akan Di Jual” atau “Tanah Ini Di Jual”. Ketika
kita jeli melihatnya, maka ini dapat menjadi peluang usha. Biasanya dalam
spanduk iklan tersebut terpampang no. kontak yang dapat di hubungi. Maka saat
anda jeli melihatnya, anda akan menghubungi no. tersebut dan menawarkan jasa
akan mendatangkan atau mempertemukan orang yang membutuhkan tanah atau rumah
tersebut kepada si penjual. Tentunya dengan perjanjian, jika dapat mendatangkan
calon pembeli dan jadi membeli, maka anda akan mendapat fee sekian persen dari
penjulan.
Namun
yang perlu di ingat, anda di sini hanyalah sebagai perantara atau makelar.
Ketika menjadi makelar, maka jadilah makelar yang sebenarnya. Jangan makelar
menjadi seolah-olah pemilik tanah atau rumah tersebut. Maka tugas makelar atau
perantara hanyalah mempertemukan antara penjual dan pembeli. Selepas itu
masalah harga dan nego yang lainnya adalah urusan mereka. Sebagai seoranng
makelar, jatahnya adalah bonus fee beberapa persen yang telah di sepakati di
awal dengan penjual tau pembeli. Tidak boleh berlaku menjadi seolah-olah
pemilik tanah (penjual) dan mengambil untung dengan mengambil margin keuntungan
menaikkan harga tanah milik penjual tersebut sesuka makelar atau perantara.
Nah,
inilah salah satu contoh usaha modal kecil yang berada di sekitar kita. Yang
terkadang kita tidak sadar, bahwa ini merupakan peluang usaha bagi kita. Maka
di sini tidaklah selamanya modal uang yang besar dalam usaha adalah unsur
satu-satunya dalam memulai usaha. Namun kejelian dan kesungguh-sungguhan dalam
mencari peluang usha dan ide usaha yang sederhana dan mampu di kerjakanlah
faktor utama yang dapat menunjang seseorang dapat memulai usahanya.
Bersambung
Insyaa Allah…
0 komentar: