3 Sebab Hidayah

3 Sebab Hidayah
3 Sebab Hidayah
Hidayah adalah sebuah nikmat dan karunia dari Allah yang tidak di berikan kepada semua hamba-Nya. Hanya sebagian saja yang bisa merasakan nikmatnya hidayah. Oleh karenaya, nikmat ini hendaknya selalu kita minta kepada-Nya. 

Ada tiga sebab untuk seorang hamba dapat menerima hidayah dari Allah. Ketiga sebab tersebut adalah Ilmu, Ulama, dan Teman Yang Baik. Ketiga sebab hidayah ini terkumpul pelajarannya dalam satu kisah tentang seorang yang membunuh 99 orang dan ingin bertaubat. Berikut kisahnya yang di riwayatkan dari Abu Sa'id Sa'ad bin Malik bin Sinan al Khudri radhiallahu 'anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orang-orang yang paling alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang rahib (ahli ibadah)Lantas ia pun mendatanginya dan berkata

"Jika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu tidak diterima taubatnya.” 

Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah 100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya.
Kemudian ia kembali lagi bertanya tentang keberadaan orang yang paling alim di muka bumi. Ia pun ditunjuki kepada seorang ‘alim. Lantas ia bertanya pada ‘alim tersebut

”Jika seseorang telah membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih diterima?” Orang alim itu pun menjawab, ”Ya masih diterima. Dan siapakah yang akan menghalangi antara dirinya dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan ke tempat yang jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu(yang dulu) karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek.”

Laki-laki ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut). Ketika sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. 

Akhirnya, terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, 

”Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah”. 

Namun malaikat adzab berkata, ”Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun”. 

Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka. Malaikat ini berkata, 

”Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju -pen). Jika jaraknya dekat, maka ia yang berhak atas orang ini.” 

Lalu mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya,ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat.”  HR. Bukhari dan Muslim. (Sumber : Rumaysho.com)

Dari kisah diatas, kita bisa mengambiltiga hal yang menjadi kata kunci. Pertama adalah Ilmu, kedua Ahli Ilmu / Seorang yang 'alim, ketiga lingkungan tempat tinggal. 

Ketika seorang yang merasa telah berbuat dosa begitu banyak membunuh nyawa manusia, ia bertemu dengan seorang yang ahli ibadah, namun tidak berilmu, maka fatwanya justru menejrumuskan pelakunya kepada keburukan berikutnya. Yaitu menggenapi pembunuhan nyawa genap menjadi 100 nyawa. 

Namun ketika sang pendosa ini bertemu dengan seorang yang 'alim, ahli ilmu, maka ia pun berfatwa dengan ilmunya. Sehingga si pelaku pun di suruhnya untuk meninggalkan tempat tinggalnya yang tadinya buruk, dengan lingkungan yang buruk, kawan - kawan yang buruk, menuju ke lingkungan yang lebih baik, dengan orang yang baik pula. 

Inilah pentingnya Ilmu, Ulama dan Lingkungan yang baik / kawan yang baik bagi seseorang yang ingin berhijrah menuju Allah, bagi orang yang ingin mendapatkan hidayah. Melalui tiga hal ini seorang pembunuh 100 nyawapun bisa mendapatkan hidayah. Sehingga sebelum ia beramalpun dengan upaya dan kesungguhannya bertaubat kepada ALlah, iapun meninggal dalam keadaan yang lebih baik dan ruhnya di di cabut oleh malaikat rahmat. 

Maka siapa saja yang mengharapkan hidayah menyapa dirinya, hendaknya ia kejar ilmu, ia menuntut ilmu agama, dekat dengan ulama, 'alim yang berilmu dan mencari lingkungan dan kawan yang baik. Sebagimana yang di wasiatkan kepada seorang 'alim keapada seorang pembunuh 100 nyawa diatas. 

Semoga Allah memberikan kepda kita semua, hidayah dan keistiqomahan diatas hidayah, hingga kelak akhir kehidupan kita di duni ini. Aamiiin. 

Admin Rumah Belanja Muslim

0 komentar: