Belum Pakai Jilbab, Yang Penting Hatinya

Antara Berjilbab dan Baiknya Hati
Antara Berjilbab dan Baiknya Hati
Mungkin kita pernah temui ada seorang muslimah yang belum memakai jilbab, dan ia bertahan dalam kondisi seperti itu dengan anggapan, belum memakai jilbab tidak meapa, yang penting hatinya baik. Atau dengan kalimat kalimat serupa dengan kalimat tersebut. 

Entah, apa sebenarnya tujuan ucapan seperti ini. Apakah untuk pebelaan diri terhadap apa yang ia amalkan yaitu tidak berjilbab, atau syubhat yang menghalangi mereka untuk berjilbab, atau pembenaran terhadap perbuatannya.,mungkin juga selainnya. Yang jelas ini merupakan sebuah syubhat, dan tipu daya syaiton, sehingga ia merasa nyaman dengan kondisi nya tidak berhijab / berjilbab tersebut. 

Padahal jika kita perhatikan lebih mendetail mengenai perkataan tersebut, maka kita akan mendapatkan sebuah kontradiksi. Kontradiksi dalam kalimat tersebut dapat di ungkapkan dengan sebuah pertanyaan, Bagaimana Bisa Hatinya Baik, Jika Amalannya Belum Bersesuaian / Tidak Bersesuaian Dengan Syariat Islam ???

Mengapa pertanyaan tersebut dapat muncul ? Jawabnya, karena jika hati manusia itu baik, maka akan di buktikan dengan amalan fisik nya yang juga baik. Dan jika sebuah hati itu terkena sebuah penyakit atau sedang sakit, maka hal ini akan di ketahui dengan beberapa tanda tanda. Diantaranya amalan fisiknya yang tidak bersesuaian dengan Syariat Islam, Kewajiban dalam Islam. 

Untuk membuktikan anggapan jika hati baik maka akan di buktikan dengan amalan badan yang baik, dan begitu juga sebaliknya, maka kita dapat merujuk dalam sebuah Hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu Hadits yang di Riwayatkan oleh An Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma yang di Riwayatkan oleh Bukori dan Muslim, dan hadits ini terdapat di Hadits Arbain An Nawawi. Berikut tek haditsnya, 

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhori dan Muslim). 

Dari Hadits ini kita bisa mengetahui pengaruh besar hati terhadap fisik / tubuh / jasad seorang manusia. Dimana ketika keadaan hati seseorang itu dalam keadaan baik, maka hal ini akan di tunjukkan dengan baik pulalah seluruh jasadnya, amalan badannya, begitu juga ketika hati seseorang terdapat masalah, rusak, maka hal ini akan nampak dari rusaknya jasad amalan badannya. 

Maka dari sini, dapat kita fahami, bahwa anggapan tidak mengapa belum berjilbab, belum menutup aurat itu, asalkan hatinya baik, adalah sebuah syubhat yang tidak semestinya hinggap dalam keyakinan kita. 

Dan perkataan ini mengandung kontradiksi dengan syariat islam, dengan apa yang di tunjukkan dalam hadits diatas. 

Oleh karenanya, jika anda termasuk dalam salah satu yang memiliki keyakinan seperti ini, sudah waktunya sekarang kita tinggalkan dan buang jauh jauh keyakinan ini. 

Jika memang saat ini kita berlum berjilbab, belum menutup aurat dengan benar, maka minta tolonglah kepada Allah, memohon dan berdoa kepada-Nya, agar Allah mudahkan untuk beramal kebaikan. Dan jangan mencari cari alasan untuk membenarkan apa yang kita lakukan yang notabene hal tersebut adalah hal yang tidak bersesuaikan dengan Syariat Islam. Wallahu a'lam. 


0 komentar: