Apa Itu Dayyuts?
Bismillahirrohmanirrohim…
Mungkin
kita sering membaca atau mendengar istilah ad-dayyuts
(لدَّيُّوثُ) yang sering
diperingatkan kepada para kaum muslimin khususnya bagi para bapak dan sekaligus
para suami berkenaan dengan anak dan istrinya. Permasalahan dayyuts ini sebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
sabda beliau,
“Tidak
masuk surga orang yang durhaka terhadap orang tuanya, dayyuts, dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Al Baihaq ,
Ibnu Khuzaimah, di shahihkan oleh Syaikh
al-Albani dalam Shahih Al Jami’).
Dalam
riwayat lain disebutkan,
“Ada
tiga golongan manusia yang tidak akan dilihat oleh Allah (dengan pandangan
kasih sayang) pada hari kiamat nanti, yaitu: orang yang durhaka kepada kedua
orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan ad-dayyuts…”
(HR. An-Nasa-i, Ahmad, dan lainnya. Hadits ini di hasankan oleh syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahaaditssh Shahihah)
Dalam
hadits diatas tentu kita lihat sangatlah keras ancaman bagi orang-orang yang dayuts. Tentu dengan kerasnya ancaman
tersebut sebagai seorang muslim, kita akan merasa takut sehingga kita harus tau
apa yang dimaksut dengan dayyuts dan
menjauhi perbuatan itu.
Yang
dimaksut dengan dayyuts dalam hadits
diatas adalah seorang suami atau bapak yang membiarkan perbuatan buruk,
perbuatan maksiat di dalam keluarganya. Ketika istrinya, anak-anaknya bertabarruj bersolek di luar rumah,
berikhtilat, melakukan pergaulan bebas, mengumbar auratnya, bahakan melakukan
zina atau hal-hal yang mendekatkan kepadanya seperti pacaran dan sejenisnya,
seorang bapak, seorang ayah, seorang suami membiarkannya, seolah-olah mereka
ridho terhadapnya. Inilah yang dimaksut dengan dayyuts dalam hadits diatas.
Dari
sini dapat kita ketahui dayyuts disini objeknya adalah seorang suami dan
seorang bapak yang membiarkan keluarganya berbuat maksiat tanpa ada pencegahan,
pelarangan, dan pengingkaran terhadapnya.
Dengan
kerasnya ancaman ini, seperti ancaman tidak masuk surga (bukan berarti kekal
dineraka, karena ini termasuk perbuatan dosa besar, kecuali jika pelakunya
menghalalkan yang haram, maka ini jelas jika tidak bertaubat termasuk dalam
pembatal keIslaman), tidak akan dilihat oleh Allah kelak di hari kiamat,
ternyata belum membuat para bapak dan para suami takut terhadap ancaman ini.
Betapa
banyak saat ini, dari para suami, para bapak yang beralasan sayang kepada
keluarganya, sayang kepada istrinya, sayang kepada anak-anaknya sehingga ia
tidak kuasa melarang istrinya, anak-anaknya untuk tidak bermaksiat. Ketika
seorang istri malu untuk tampil seperti ibu-ibu karena memakai baju yang sebar
longgar dan polos-polos, sehingga saat keluar rumah ia selalu berdandan agar
terlihat cantik, terlihat mempesona ketika dilihat manusia dan suaminyapun
tidak berkata apa-apa dan malah mendukungnya. Atau bahkan seorang suami yang
justru malah malu ketika istrinya tampil ditempat umum tidak terlihat cantik,
sehingga ia tuntut istrinya untuk bersolek, berdandan sedemikian rupa hingga
auratnyapun ditampakkannya demi untuk berbangga-bangga terhadap fisiknya di
depan manusia.
Juga
banyak kita lihat saat ini dari seorang bapak yang tidak perhatian terhadap
anak-anaknya. Mereka biarkan anak-anak mereka bergaul bebas diluar sana dengan alasan
kesibukan kerja untuk mencari harta dunia bagi anaknya, atau sekedar
membebaskan anak demi kebahagiaannya saja. Akhirnya karena tidak ada control dari
orang tua, anak-anak mereka bebas berbuat maksiat, berpacaran, membuka aurat,
bahkan berbangga dengan maksiatnya itu. Lalu apakah ini kebahagiaan yang
diinginkan oleh orang tua?
Maka
hendaknya setelah kita mengetahui bahaya berbuat dayyut dengan ancaman yang
berat ini, kita sekarang juga jauhi perbuatan ini. Mari kita bombing istri
kita, kita bombing anak-anak kita untuk menjauhi perbuatan maksiat, perbuatan
dosa dimanapun berada sebagai bentuk pengamalan kita terhadap perintah Allah,
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS At-Tahriim: 6)
Dan
sesungguhnya seorang laki-laki adalah pemimpin bagi seorang wanita, seorang
suami adalah pemimpin bagi istrinya dan anak-anaknya. Maka setiap pemimpin itu,
pasti akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka.” (QS. An Nisa': 34)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda tentang seorang pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban
terhadap apa yang dipimpinnya,
“Ketahuilah,
kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban
tentang apa yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin (keluarganya) dan
dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang (perbuatan) mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Referensi Busana Syar'i Bagi Muslimah : Set Gamis Syar'i
Fanpage kami di RUMAH BELANJA
MUSLIM
Akun FB kami RUMAH BELANJA
WHYLUTH
0 komentar: