Loyal, Taat, Patuh Kepada Makhluk ? (Sebuah Renungan)


Loyal, Taat, Patuh Kepada Makhluk Sebuah Renungan
Ketika kita melihat berbagai hasil penelitian yang berkaitan sebab-sebab loyal seseorang terhadap sesuatu maka kita akan dapati dari berbagai macam sebabnya adalah intinya adalah manfaat, kebaikan, atau nilai tambah yang diberikan seseuatu itu kepada seseorang, sehingga kebaikan tersebut, nilai tambah tersebut, atau apapun yang dapat memberi manfaat bagi orang maka akan dapat memicu sikap loyalitas.

Kita ambil contoh yang sangat banyak diteliti dan dibuktikan dalam berbagai jurnal ilmiah misalnya, bahwasannya "terdapat hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan loyalitas karyawan terhadap perusahaan." Artinya, semakin puas seorang karyawan terhadap pekerjaannya, benefit yang ia dapatkan dari perusahaan, maka akan semakin loyal, semakin setia, dan semakin patuh ia kepada perusahaan tersebut.

Tentu kepuasan kerja ini di dapat dengan cara memberikan apa saja yang membuat karyawan tersebut senang, memberikan apa yang diinginkan oleh karyawan, memberikan berbagai macam kebaikan, memberikan berbagai macam nilai tambah, memberikan benefit yang sesuai, dan lain sebagainya sehingga karyawan tersebut puas dengan apa yang ia dapatkan dari hasil pekerjaannya tersebut. Setelah ia puas dengan apa yang diberikan oleh perusahaan, maka ini akan menumbuhkan loyalitas dia kepada perusaahaan. Bahkan tidak jarang ia rela menghabiskan waktunya untuk memajukan perusahaan, untuk bekerja, hingga semuanya ia lupakan dan fokusnya hanya kepada pekerjaan yang membuatnya puas tersebut.

Kemudian, berkaitan dengan makna loyal ini, jika kita lihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maka kata loyal ini diartikan dengan Patuh atau Setia. Dan memang dalam kenyataannya kebanyakan orang yang loyal terhadap makhluk, loyal terhadap sesuatu maka niscaya ia akan setia kepadanya, ia akan patuh terhadap apa – apa saja yang diperintahkan kepadanya.

Maka dari sini dapat kita simpulkan bahwasannya faktor kesetiaan orang terhadap sesuatu, faktor kepatuhan seseorang terhadap sesuatu itu disebabkan karena kebaikan yang ia dapatkan dari sesuatu yang ia loyal kepadanya. Ketika perusahaan banyak memberikan kebaikan padanya baik berupa materi, uang, ataupun kebijakan yang pro kepada karyawan, maka ini adalah bagian dari sebab loyalnya seseorang terhadap perusahaan.

Catatan : Bahwasannya Loyal, patuh, setia dalam hal ini kepada makhluk.

Mari kita bandingkan, berapa banyak kebaikan yang Allah berikan kepada kita? Apakah sebanding dengan kebaikan yang diberikan kepada manusia?

Berapa banyak kebaikan yang Allah berikan baik kepada orang yang muslim maupun kafir, orang yang ta'at maupun maksiat, orang yang baik maupun fasiq? Dapatkah anda menghitung berapa banyak kebaikan ini?

Tentu anda, kita sampai kapanpun tidak akan mampu menghitung nikmat dan kebaikan yang Allah berikan kepada makhluk-Nya.

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya"

Maka dengan banyaknya nikmat yang Allah berikan, dengan banyaknya kabaikan yang Allah berikan, dengan banyaknya manfaat yang Allah berikan kepada kita, lalu apakah kita sudah mampu untuk taat kepada-Nya, patuh kepada-Nya ?

Padahal kepada makhluk saja, yang mereka sangat sedikit memberikan kebaikan kepada kita, sedikit sekali memberikan manfaat kepada kita, kita dapat patuh kepadanya, kita dapat setiap kepadanya, lalu mengapa kepada Allah yang jauh lebih banyak memberikan kebaikan kepada kita dan bahkan kita tidak dapat menghitung kabaikan yang Allah berikan kepada kita ini, justru ketaatan itu menjadi hal yang berat bagi kita, kepatuhan itu menjadi hal yang jauh dai kita.

Padahal jika kita telusuri kenikmatan, kebikan setiap makhluk yang diberikan kepada karyawan, yang diberikan kepada manusia itu tidaklah lain sumbernya adalah dari Allah? Lalu mengapa malah justru kita patuh, ta’atnya kepada makhluk dan bukan kepada pencipta makhluk itu, pencipta kabaikan itu?

Maka, masih pantaskah kita masih mengkufuri nikmat yang Allah berikan kepada kita, sehingga kita tidak mau taat kepada-Nya, dan malah bermaksiat kepada-Nya?

فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Mari Klik LIKE / SUKA Fanspage kami RUMAH BELANJA MUSLIM

0 komentar: