Apa Cita-Citamu?
Apa cita-citamu?
Pertanyaan ini sering kita dengar semasa kecil. Ketika
ditanya dengan pertanyaan seperti ini, umumnya kita dapati jawaban beragam dari
anak-anak. Bahkan mungkin sampai remaja dan dewasapun jawabannya bervariasi
namun dari segi jenis jawabannya sama saja.
Tidak
asing di telinga kita, ketika seorang anak ditanya apa cita-citamu nak? Maka mereka
menjawab ingin jadi polisi, ingin jadi dokter, ingin jadi insinyur, ingin jadi
pilot, dan ingin jadi yang lainnya.
Dan
begitu juga harapan dari kebanyakan para orang tua saat ini. Kebanyakan yang
kita dapati harapan dari para orang tua yang ada disekitar kita saat ini adalah
harapan sukses didunia. Banyak orang tua yang ingin anaknya sukses diterima
bekerja di perusahaan ternama, banyak orang tua yang ingin anaknya diterima
bekerja sebagai PNS, banyak orang tua yang ingin anaknya menjadi orang yang
mapan dengan berbagai macam profesi yang wah di dunia ini seperti doker,
bankir, dan sebagainya.
Dan
ternyata jika kita lihat cita-cita anak diatas tidaklah jauh dengan harapan
orang tua kebanyakan. Jika kebanyakan anak cita-citanya adalah dunia, maka
kebanyakan orang tuapun ternyata juga harapan yang tinggi bagi anaknya adalah
mendapatkan kesuksesan di dunia. Dan kedua hal ini jika di telusuri lebih
lanjut ternyata memang berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Cita-cita
anak itu biasanya sangat dipengaruhi dengan gaya pendidikan orang tua terhadap
anaknya. Apa saja yang diajarkan dan dibiasakan pada anaknya, maka itulah yang
akan membentuk pola pikir pada seorang anak. Jika anak di silaukan dengan
profesi dunia, kesuksesan dunia semata, maka cita-citanyapun tidak akan jauh
dari hal tersebut.
Namun
ternyata banyak yang orang tua lupakan saat ini. Ternyata hidup kita itu
bukanlah hanya di dunia. Bahkan perjalanan kehidupan yang lebih panjang itu
berada ketika kita telah meninggalkan dunia. Ketika ajal menjemput, masukkan
kita keliang kubur dan disanalah kita memulai kehidupan yang panjang, penantian
yang panjang dan jaub lebih panjang dibandingkan kehidupan dunia.
Tapi
sayang banyak orang tua yang mengambaikan hal ini. Bahkan di masjid-masjid, di
pelajaran-pelajaran agama untuk anak pun sudah banyak di ajarakan mengenai panjangnya
kehidupan setelah kematian. Namun sayang banyak yang lalai terhadapnya.
Jika
seandainya, cita-cita kita hanya pada sebuah profesi didunia, maka ketika kita
mendapatkan hal tersebut, lalu apa yang akan kita tuju selanjutnya? Ketika kita
ingin menjadi seorang yang sukses di dunia menjadi seorang pengusaha, dan
ketika itu kita capai, lalu apakah semuanya sudah selesai dan kebahgiaan itu
akan terus hinggap pada diri kita? Tentu jawabnya tidak. Karena sewaktu-waktu
kematian akan menjemput kita. Dimanapun kita berada, maka Allah akan jalankan
kita menuju tempat dimana kita akan meregang nyawa.
Lalu
ketika nyawa itu telah lepas dari tubuh kita, apakah perkawanya selesai sampai
disna? Dan tidak ada lagi perkara lain setelah kematian?
Tentu
jawabnya tidak. Bahkan perkara setelah kematian itu lebih besar dan lebih berat
ketimbang dunia ini. Apa-apa yang telah kita perbuat di dunia, kelak akan
ditanyai dan kita pertanggung jawabkan di akhirat. Semakin banyak tanggungan
kita, semaki banyak pertanyaan bagi kita.
Jika
amalan kita baik didunia, maka balasan yang lebih baiklah yang akan di dapat di
akhirat. Namun jika ternyata kehidupan kita hanyalah di cita-citakan untuk
dunia, maka tentu yang kita khawatirkan bersama kerugian dan penyesalan yang
amat dalam kelak di kehidupan yang sesungguhnya.
Maka
ingatlah wahai saudaraku, dunia ini bukanlah sebuah tujuan sehingga kita hanya
menggantungan cita-cita kita kepada dunia ini. Bahkan dunia ini sangatlah
singkat, sangatlah cepat yang kita akan dengan segera meninggalkannya.
Ingatlah,
akhirat itu adalah kehidupan yang sebenarnya, akhirat itu kehidupan yang
panjang, akhirat itu yang kekal. Jangan sampai kita menjadi orang yang hanya
mengambil sebagian dari kenikmatan yang sedikit, sementara kita meninggalkan
bagian yang banyak yang merupakan tolok ukur kebahagiaan yang sebenarnya.
Mari
kita renungkan kembali Firman Allah ta’ala,
Allah Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa yang menghendaki
keuntungan di akhirat maka akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan
barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia maka akan Kami berikan
kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada baginya suatu bagian
pun di akhirat.” (Qs.
Asy-Syura: 20)
Allahu
a’lam
Fanspage
RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun
FB RUMAH BELANJA WHYLUTH
0 komentar: