Jangan Berputus Asa, Wahai Saudaraku!
Banyak
orang bermaksiat di hari ini, banyak kejahatan, banyak kedzoliman, dan banyak
kemaksiatan kepada Allah tabaraka wa ta’ala.
Terkadang saat bermaksiat itu, hati lupa akan kebesaran Allah, hati lupa akan
balasan yang pedih, dan kepala dipenuhi syahwat dunia yang begitu memukau.
Dan
tidak pula dipungkiri, setiap manusia pasti memiliki kesalahan, setiap manusia
memiliki dosa, dan setiap manusia adalah tempatnya salah. Namun sebaik-baik
orang yang bersalah, sebaik-baik orang yang berdosa, adalah orang-orang yang
selalu bertaubat.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda (artinya),
“Setiap anak cucu Adam pasti pernah
berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah orang yang banyak
bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi).
Maka mari
tinggalkan perbuatan-perbuatan yang dapat mengundang murka Allah. Tinggalkan maksiat
yang pernah kita lakukan, dan mari bertaubat di jalan Allah tabaraka wa ta’ala dengan kita mengakui
kesalahan kita, menyesalinya, dan tidak mengunlangnya kembali. Dan mari
perbanyak istighfar dan mohon selalu ampunan Allah.
Namun
terkadang, banyak diantara kita yang sungkan, atau putus asa, karena mungkin
begitu banyaknya dosa dalam diri kita, begitu banyaknya kesalahan dalam diri
kita, hingga membuat kita enggan dan berputus asa dari ampunan dan rahmat
Allah.
Mari
kita ingat kembali kisah taubatnya seorang pembunuh yang telah membunuh 100
nyawa.
Kisah
ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan al Khudri radiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (artinya),
“Dahulu pada masa sebelum kalian ada
seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan
orang-orang yang paling alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang
rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, ”Jika seseorang telah membunuh
99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu
tidak diterima taubatnya.” Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah
100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya.
Kemudian
ia kembali lagi bertanya tentang keberadaan orang yang paling alim di muka
bumi. Ia pun ditunjuki kepada seorang ‘alim. Lantas ia bertanya pada ‘alim
tersebut, ”Jika seseorang telah membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih
diterima?” Orang alim itu pun menjawab, ”Ya masih diterima. Dan siapakah yang
akan menghalangi antara dirinya dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan
ke tempat yang jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang
menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka. Dan janganlah kamu
kembali ke tempatmu (yang dulu) karena tempat tersebut adalah tempat yang amat
jelek.”
Laki-laki
ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut). Ketika
sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya, terjadilah
perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata,
”Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada
Allah”. Namun malaikat adzab berkata, ”Orang ini belum pernah melakukan
kebaikan sedikit pun”. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia,
mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan
mereka. Malaikat ini berkata, ”Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak
antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju
-pen). Jika jaraknya dekat, maka ia yang berhak atas orang ini.” Lalu mereka
pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini
lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya,ruhnya pun dicabut oleh
malaikat rahmat.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Wahai
sahabatku yang mudah-mudahan di rahmati Allah, betapa dosa membunuh itu begitu
besar, namun ternyata Allah ar Rohman
tetaplah mengampuni dosa-dosa manusia selama ia mau bertaubat.
Diantara
nama – nama Allah yang Maha Indah, Allahlah al
Ghofur (Maha Pengampun), Allahlah
al ‘afwu (Maha Pemaaf), maka jangan
pernah putus asa dari rahmat Allah subhanahu
wa ta’ala wahai saudaraku. Betapapun besar dosa yang kita perbuat, maka Allah
selalu membuka pintu taubatnya kepada manusia. Allah luaskan rahmat-Nya untuk
kita, hingga Allah akhirkan murka-Nya.
Seperti
yang telah di sabdakan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, berikut, yang artinya,
Dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, Beliau berkata, “Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam
kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya
rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka sekali-kali jangan pernah berputus asa dari rahmat
Allah wahai saudaraku. Jangan berputus asa dari ampunan Allah. Karena Allahlah yang Maha Pengampun al Ghofur, Allahlah yang Maha Penerima Taubat at Tawwb. Mari kita selalu bertaubat mengharap ampunan Allah. Mari kita tundukkkan mata kita, tundukkan hati kita, untuk bersimpuh dan menyerahkan diri kepada Allah jalla jalauhu.
Tahukan wahai saudarakau, ternyata di dalam taubat itu
terdapat banyak keutamaan-keutamaan. Diantaranya dengan bertaubat kita bisa
mendapat keciantaan Allah,
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat
dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222).
Dengan kita selalu bertaubat kepada Allah maka kita dapat
diampuni dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan, seperti Firman Allah tabaraka wa ta’ala berikut,
“Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hamba Nya,
dan memaafkan kesalahan-kesalahan.”
(QS. Asy-Syura: 25)
Dan dengan bertaubat dan memohon ampun kepada Allah tabaraka wa ta’al, maka ini juga
merupakan sebab mendapat rizki dari dari Allah, seperti firman Allah berikut,
"Maka aku
katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu', sesunguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai". (QS. Nuh 10-12).
Maka betapa banyak kemurahan yang Allah berikan kepada
makhluknya. Betapa kecil apa yang bisa kita lakukan dibandingkan kemurahan Allah.
Maka haraplah selalu ampunan Allah. Dan bertaubatlah bersama orang-orang yang
bertaubat kepada Allah.
Dan jika engkau benar-benar ingi bertaubat wahai
saudaraku, maka carilah lingkungan yang baik untukmu. Jauhkan diri dari
lingkungan-lingkungan yang akan membuatmu kembali bermaksiat kepada Allah tabaraka wa ta’ala. Seperti apa yang
menajdi faidah dari cerita sang pembunuh 100 nyawa tersebut, dimana ia di
sarankan untuk pindah dan berhijrah dari tempatnya yang lama dimana kemaksiatan
itu selalu ia perbuat, ke tampat yang baru dimana banyak orang-orang yang
menyembah hanya kepada Allah ‘azza wa
jalla.
Tinggalkanlah maksiat itu bersama orang-orang yang
bermaksiat. Raih lingkungan dari orang-orang yang bertauhid dan bertaqwa hanya
kepada Allah tabaraka wa ta’ala.
Hindari dari duduk-duduk dengan para pengikut hawa nafsu dan penyembah dari
sesembahan-sesembahan selain Allah. Wallahu
a’lam.
Like fanpage kami di RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun Facebook Kami di RUMAH BELANJA WHYLUTH
Artikel : www.RumahBelanjaMuslim.Blogspot.Com
0 komentar: