Prioritas Dalam Beramal
Prioritas Dalam Beramal |
Dalam beramal, banyak kita dapati muslim di sekitar kita kurang perhatian dengan prioritas di dalamnya. Sehingga banyak kita liat yang mereka fokus pada perkara perkara cabang, namun mereka terlalaikan dari perkara yang pokok.
Hal ini sebagaimana yang di sebutkan oleh Imam Ibnul Jauzi yang kami kutip dari buku Mukhtashor Shaidul Khotir edisi terjemah. Beliau mengatakan,
Aku perhatikan banyak orang menjaga diri menghindari percikan percikan najis, namun mereka tidak menjauhkan diri dari ghibah.
Mereka memperbanyak sedekah, namun mereka tidak ambil peduli berbagai transaksi RIBA.
Mereka giat sholat tahajjud pada malam hari, namun mereka menunda yang wajib pada wakutnya.
Dan hal lain yang panjang jika di sebutkan satu per satu berupa menjaga amalan cabang (furu') namun menyia nyiakan yang prinsip (ushul).
Apa yang di sbutkan Ibnul Jauzi diatas merupakan kenyataan juga di negeri kita sekarang ini. Betapa banyak dari saudara kita yang kurang perhatian dalam prioritas amal ini. Bahkan mungkin dari mereka belum bisa membedakan mana perkara yang sifatnya lebih utama, pokok, dan mana perkara dan amalan yang sifatnya cabang bukan yang utama / pokok.
Awal dari semua ini bisa di mungkinkan karena kurang nya ilmu dan pemahaman dalam agama. Sehingga banyak dari kita yang menyia nyiakan amalan utama, amalan yang pokok dan justru meributkan perkara - perkara cabang yang seharusnya hal tersebut tidak perlu di ributkan.
Kita juga melihat dari kita yang mendengungkan boikot produk kafir ini dan itu. Namun dalam kondisi yang sama ia tidak memboikot Riba yang jelas jelas Keharamanannya. Padahal seandainya kita benar benar jujur dalam memboikot produk produk kafir itu tentu akan sulit dan terbatas kehidupan kita sekarang. Berapa banyak alat transportasi dan komunikasi yang kita pakai saat ini ternyata produk produk dari non muslim.
Maka hendaknya setiap kita lebih perhatian lagi dengan agama kita. Mari perbaiki pemabahan kita terhadap agama ini dengan terus belajar dan bersimpuh di majelis majelis ilmu yang diampu Ulama kita.
Jangan hanya berhenti pada semangat beragama saja. Namun menunut ilmu loyo. Sehingga dari semangat yang tidak di barengi ilmu ini, kita dapati amalan amalan yang tidak berlandaskan dalam prioritas. Wallahu a'lam.
0 komentar: