Akhlak Pengusaha Muslim - Bagian 1
Pendahuluan
Dalam
mencari rizki Alllah banyak cara yang dilakukan oleh manusia. Ada yang mencari
rizki dengan cara berdagang, ada yang mencarinya dengan bertani, bekerja, dan ada
pula yang mencarinya dengan cara menjadi pegawai pemerintah. Dengan berbagai
macam cara ini, manusia beruaha memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan
keluarganya.
Akhlak seorang Pengusaha Muslim |
Yang
harus difahami dalam setiap keadaan bagi seorang muslim adalah bahwa rizki ini
adalah berasal dari Allah ar-Rozzaq.
Setiap manusia yang terlahir didunia ini telah ditetapkan rizkinya oleh Allah.
Tidak ada yang terlewat satupun, dan tidak akan tertukar rizki kita dengan
orang lain.
Dari
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda : “Sesungguhnya
salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya
selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi segumpal darah seperti itu,
kemudian menjadi segumpal daging dalam masa seperti itu kemudian diutus
kepadanya malaikat lalu dia meniupkan ruh padanya dan diperintahkan baginya
untuk menulis empat perkara: Diperintahkan baginya untuk menulis rizkinya, ajal
dan amalnya serta apakah dia bahagia atau sengsara.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Maka
rizki ini adalah jaminan dari Allah, melebihi apa yang banyak disebut-sebutkan
manusia dengan berbagai macam jaminan yang ada. Maka jangan takut akan tidak
mendapatkan rizki.
Ingatlah
firman Allah subahanahu wa ta’ala berikut
:
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauhulmahfuz).” (QS.
Hud: 6)
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu
dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan
bumi, sesungguhnya yang dijanjikanitu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti
perkataan yang kamu ucapkan”. (QS.
Al-Dzaryat: 22-23)
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rizki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”. (QS. Adz-Dzariyat : 58)
“Dialah sebaik-baik pemberi rizki” (QS.
Al-Jumuah: 11)
Dan masih banyak dalam ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan bahwa hanya Allahlah yang memberikan rizki kepada seluruh makhluknya.
Karena hanya Allah yang
memberi rizki maka mintalah rizki itu hanya kepada Allah, dan jangan pernah
mencari rizki melalui jalan-jalan yang dimurkai oleh Allah. Karena itu ambilan
rizki itu dari jalan-jalan yang halal, toh kalaupun rizki itu diambil dari
jalan yang haram, maka sebanyak itupulalah rizki yang akan didapat, tidak akan
bertambah dan tidak akan berkurang sedikitpun. Dan inilah pada hakikatnya kita
sedang mengumpulkan kerugian yang sangat besar di akhirat kelak.
Dan yang perlu diingat
bahwa tidaklah seseorang itu akan meninggalakn dunia ini kecuali telah habis
jatah rizkinya. Seperti yang telah di jelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Janganlah kamu
merasa bahwa rizqimu telat datangnya, karena sesungguhnya tidaklah seorang
hamba akan mati, hingga telah datang kepadanya rizqi terakhir (yang telah
ditentukan) untuknya, maka tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizqi, yaitu
dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.” (Riwayat Abdurrazzaq, Ibnu Hibban,
dan Al Hakim)
Maka jangan takut untuk
menjalani hidup di jalan Allah. Jangan takut karena hanya sekedar di
takut-takuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan memasarkan produk-produk
haram dengan memberi was-was jika tidak begini, maka besok kesehatan kita tidak
akan terjamin, jika tidak begitu ketika kita kecelakaan tidak dapat membayar
rumah sakit, jika tidak begitu nyawa kita terancam, jika tidak ikut ini, maka
tidak ada jaminan kesehatan dihari tua.
Seorang muslim yang
mengetahui hakikat rizki, dan jaminan Allah, maka mereka tidak akan takut
menjalani masa depan. Mereka tidak takut akan takdir di esok hari, dan mereka
selalu optimis menjalani hari-hari untuk tetap menjalankan syariat Islam di
setiap segi sudut kehidupannya. Karena tidaklah ada jaminan yang paling
menjamin manusia dari berbagai mara bencana kecuali hanyalah jaminan Allah
jalla jallaluhu.
Mencari
Rizki Melalui Jalan Wirausaha
Salah satu jalan yang
banyak ditempuh oleh seorang muslim untuk mencari rizki adalah melalui jalan
berdagang / berbisnis. Dan memang Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga adalah seorang pedagang. Selain
itu banyak keutamaan yang bisa didapat melalui jalan perdagangan ini. Hal ini
sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang pekerjaan atau mata pencaharian yang
paling baik, maka beliau bersabda,
“Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan
seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).”
(HR. Ahmad, Al Bazzar, Ath Thobroni dan selainnya, dari Ibnu ‘Umar, Rofi’ bin
Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan selainnya).1
Maka hal ini sudah
cukup bagi kita seorang muslim untuk dapat menjalankan usaha perdagangan kita melalui
jalan-jalan yang halal yang dapat mendatangkan keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Bahkan, konon yang menyebarkan agama Islam di negeri kita Indonesia ini adalah para pedagang muslim. Nenek moyang kita di zaman dahulu sangat terkesan dengan akhlak yang mulai dari para pedagang muslim. Sampai-samapi selain mereka berdagang mencari rizki dari Allah, merekapun berdakwah dalam penyebaran agama Islam di dumi Nusantara ini yang dahulu mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Hindu Budha.
Maka ini adalah peluang bagi kita sebagai pengusaha muslim, pebisnis muslim, usahawan muslim, bahwa peluang dakwah ini tidak hanya terbuka bagi para dai-dai, ustadz atau ustadzah saja, namun berdasarkan sejarah ini, maka pedagang muslimpun, pengusaha muslimpun memiliki peluang dakwah menyebarkan agama Islam di negri ini, bahkan di dunia ini.
Jika kita lihat di saat ini, dari segi kuantitas, maka pemeluk agama Islam, seorang muslim dan muslimah adalah sangat banyak jumlahnya. Namun ternyata banyaknya ini tidak mencerminkan kekutan islam. Banyaknya pemeluk Islam ini ibarat seperti buih di sungai. Karena banyak dari kita yang masih melupakan Sunnah, belum menerapka syariat Islam dalam kehidupannya. Gaya kehidupan mereka masih banyak yang mengadopsi gaya hidupnya orang-orang barat, orang-orang kafir.
Kaum muslimin di zaman ini masih banyak yang merasa asing dengan syariat Islam. Baik syariat Islam dalam berpakaian, dalam berpenampilan, bertingkah laku, maupun dalam beribadah. Padahal dalil - dalil akan hal tersebut jelas. Namun masih banyak dari saudara kita yang masih mendahulukan kebiasaan, kebudayaan ataupun kata orang.
Maka disini, sebagai seorang pedagang muslim, kita memiliki peluang mendakwahkan Islam dalam penerapannya sehari-hari. Meng Islamkan orang-orang Islam dengan menerapkan syariat Islam dalam kehidupan sehari, berloyal hanya kepada kaum muslimin, berlepas diri dari orang-orang kafir, dan menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat yang dilarang dalam Islam.
Maka mari kita ulang sejarah para pedagang muslim di zaman dahulu yang telah berniaga sekaligus berdakwah melaui akhlak yang baik yang dipraktekkan dalam muamalahnya.
Tapi disini bukan
berarti kita tidak boleh memiliki pekerjaan lain selain menjadi pengusaha atau
berdagang. Namun ini merupakan pilihan. Bagi seseorang yang memilih menjadi
karyawan, pegawai negeri dan yang lainnya, maka hal ini tidaklah menutup
kebaikan yang bisa didapatkannya melalui pekerjaan itu. Karena banyak juga
pintu-pintu kebaikan selama manusia bekerja dengan amanah dan hanya mengharap
keridhoan Allah subahanhu wata’ala.
Akhlak
Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pengusaha Muslim
Untuk dapat meraih keridhoan
dan keberkahan dari Allah dalam menjalan usaha seorang muslim dituntut hanya
menjalani jalan-jalan yang di halalkan saja. Tidaklah keberkahan dan keridhoan
itu bisa didapatkan melalui jalan usaha yang di haramkan oleh Allah.
Dalam upaya berusaha,
berdagang di jalan Allah ini, maka setiap pengusaha muslim dituntut dapat
memiliki akhlak-akhlak seorang pengusaha yang baik dengan meneladani akhlak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
karena memang Rasulullah adalah manusia yang paling baik akhlaknya, dan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
diperintah untuk menyempurnakan akhlak yang baik.
Berikut diantara
akhlak-akhlak yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha atau usahawan muslim. Insya Allah bersambung..
________________________________________
Referensi :
1. Fikih Asmaul Husna
2. Fikih Ekonomi Islam
Note :
1 rumaysho.com
0 komentar: