Pekan Kondom Nasional Antara Manfaat dan Mudharat??!!
Jika
kita melihat kenyataan di Negara kita ini, maka akan kita dapati bahwa
mayoritas penduduknya adalah seorang muslim yang beragama Islam. Dan sudah
merupakan syariat yang wajib dan telah di ketahui oleh masyarakat kita bahwa
setiap muslim dan muslimah di wajibkan menjauhi perbuatan zina. Hal ini telah
jelas, dan gambling di nyatakan dalam Firman Alla ta’ala :
“Dan janganlah kamu mendekati zina, karena
sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk
jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32]
Dalam
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala diatas
yang berbunyi “Janganlah kamu mendekati
zina”, maknanya adalah lebih dalam yaitu : “Janganlah kamu berzina” yang artinya dan janganlah kamu mendekati sedikit pun juga dari pada perbuatan zina
baik yang berhubungan dengan zina dan membawa kepada zina apalagi sampai
berzina.
Sebenarnya
dengan satu dalil diatas sudah jelas dan gambling bahwa berzina itu haram,
beserta hal-hal yang mendekatkannya kepada perbuatan tersebut, atau hal-hal
yang dapat mengantarkan perbuatan zina, misalnya pendangan mata, berjabat
tangan dengan lawan jenis, nyanyian (karena kebanyakan syair lagu merupakan
lirik-lirik yang dapat mengantar orang berbuat zina), berpacaran, kholwat,
campur baur terhadap lawan jenis dan selainnya.
Maka
disini kita sepakat bahwa itu ada zina, dan bagi siapa saja yang melanggar
larangan Allah ini maka ia telah berbuat dosa besar. Karena para ulama telah
sepakat bahwa perbuatan zina ini tergolong dan termasuk pada Al-Kabaa’ir
(dosa-dosa besar) berdasarkan pada nash-nash dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
Terlepas
dari dosa besar dari berzina ini, kita lihat saat-saat ini sedang hangat
beredar berita tentang program Pekan Kondom Nasional. Dalam program Pekan
Kondom Nasional ini salah satu kegiatannya adalah pembagian kondom secara
gratis. Acara ini berdasarkan informasi yang beredar di lakukan bertepatan
dengan hari AIDS sedunia yang telah berulang sejak tahun 2007.
Sebagian
sumber menyatakan bahwa kegiatan Pekan Kondom Nasional ini adalah program
pemerintah dalam hal ini adalah program Kementrian Kesehatan, namun hal ini di
tolak oleh Menkes, dan menyatakan bahwa program ini adalah program swasta yaitu
yaitu DKT dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN).
Program
bagi-bagi kondom gratis inisudah di lakukan pertama kali di pintu gerbang masuk
kampus UGM. Dari hidayatullah.com di beritakan bahwa ada perempuan yang membawa
kardus dan membagi-bagikan buku mengenai HIV/AIDS yang di dalamnya terdapat ucapan
selamat hari AIDS dan terdapat kondom di dalam selipan dalam buku tersebut.
Dari
berita ini, yang jadi pertanyaan adalah ada tujuan apa membagi-bagi kondom ini
di Kampus??! Apakah tujuan pecegahan penyakit AIDS ini benar adanya seperti
yang terus di gembor-gemborkan. Ataukah ada tujuan lain??!!
Terlepas
dari itu semua, jika kita lihat penyebab dari tersebarnya penyakit AIDS ini
adalah salah satunya dan paling besar dari sex bebas ataupun dari perilaku
seksual di luar nikah. Maka jika logika sehat kita berjalan, seharusnya untuk
menanggulangi permasalahan AIDS ini bukan sex bebasnya yang di legalkan, sex
bebasnya yang di berikan keamanan, namun perilaku sek bebas ini yang justru
harus di hilangkan, atau di minimalkan.
Selain
itu, ternyata dari salah satu sumber menyatakan bahwa ternyata pemakaian kondom
ini bukanlah cara yang efektif dalam pencegahan penyakit menular seperti AIDS. Karena
di sebutkan bahwa pada Konferensi AIDS se-Dunia di
Chiangmai, Thailand tahun 1995, di umumkan hasil penelitian ilmiah bahwa ternyata
kondom tidak dapat mencegah penularan
HIV/AIDS.
Hal ini di karenakan ukuran pori-pori kondom jauh lebih besar
dari ukuran virus HIV. Ukuran pori-pori kondom sebesar 1/60 mikron dalam
kondisi normal dan membesar menjadi 1/6 mikron saat dipakai. Sedangkan ukuran virus HIV hanya 1/250 mikron. Dengan kenyataan
ini jelas virus HIV sangat mudah dan bebas untuk keluar masuk melalui pori - pori
kondom. Maka, jika dikatakan kondomisasi dapat menangkal penularan virus
HIV/AIDS, itu jelas menyesatkan dan membodohi masyarakat. (Irfan Helmi)
Maka dari sini sudah terlihat jelas dan gamblang bahwa
program ini sama sekali tiddak efektif menyesaikan masalah. Dan kesannya hanya
sekedar promosi produk, ataupun promosi dan melegalkan sex bebas waliyyadzubillah.
Di sisi lain, jika kita tengok bahaya yang di munculkan
akibat AIDS dan bahaya yang dimunculkan akibat pemberian fasilitas free sex
atau sek bebas, maka jika kita menimbangnya dengan jujur sebagai seorang
muslim, akan mendapati bahwa bahaya memberikan fasilitas atau bahkan melegalkan
free sex atau sek bebas ini akan jauh lebih berbahaya.
Mengapa pemberian fasilitas (pemberian kondom gratis) ini
lebih berbahaya daripada penyakit AIDS nya sendiri??
Mari kita tengok, jiak kita lihat bahwa orang – orang yang
terkena AIDS pada umumnya adalah pelaku free sex atau sex bebas. Karena sudah
kita ketahui bersama perilaku sek di luar nikah atau sex bebas ini jelas
termasuk dosa besar yang entah di akhirat ataupun di dunia akan di berikan
balasan oleh Allah tabaroka wa ta’ala.
Dan bisa jadi bahwa penyakit AIDS ini merupakan salah satu bentuk balasan atas
perbuatan dosa tersebut.
Dan selain itu, ketika kita menimbang penyakit AIDS ini
deritanya adalah di dunia. Ketika ada seseorang muslim yang terkena AIDS dan
bukan di dapat karena dari perbuatan zina, free sex atau yang lainnya, maka hal
ini bisa jadi merupakan salah satu cobaan untuknya yang dapat melunturkan /
menghapuskan dosanya. Karena bisa jadi seseorang itu tidak bisa oleh Allah
dinakkan derajadnya kelak di akhirat melalui amalan sholeh, namun Allah tabaroka wa ta’ala memberikan cobaan ini
untuk menaikkan drajadnya di akhirat kelak.
Kemudian, jika kita jujur melihat program pekan kondom nasional atau kegiatan
pembagian kondom gratis ini, tentu kita akan setuju bahwa ini bisa jadi upaya
pelegalan sex bebas, perilaku sex sebelum nikah atau minimal memberikan fasilitas untuk melakukan
perbuatan keji zina yang merupakan bagian dari Dosa Besar itu.
Nah setelah kita menilai program ini bisa jadi merupakan
upaya pelegalan sex bebas, atau minimal memberikan keleluasaan dan kemudahan
untuk melakukan sex bebas, maka tentu kita setuju bahwa dosa uapaya
menghalalkan apa yang Allah haramkan itu tentu akan jauh dan jauh lebih besar
ketika dilakukan oelh seorang muslim. Bahakan merupbah aturan Allah dan
menghalalkan apa yang di haramkan Allah itu bisa jadi menjadi perbuatan syirik
yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Betapa berat konsekwensi ini, jiak
benar seperti itu adanya.
Apalagi jika hal-hal ini di dalamnya terdapat
tujuan-tujuan tersembunyi baik dari sisi uang ataupun bisnis. Maka apakah jika
kita seorang muslim, rela menukar akhirat dengan dunia ini?!
Mudah-mudahan sedikit tulisan ini dapat menjadi nasihat
bagi pribadi kami sendiri, dan bagi umumnya kaum muslimah, dan pihak-pihak yang
berkaitan dengan program yang berbaha ini. Wallahu
a’lam.
0 komentar: