Motivasi Berbusana Syar’i
busana syar'i |
Diantara muslimah yang ada disekitar
kita, terkadang ketika mengetahui akan syariat memakai busana syar’i untuk
dirinya terkadang enggan atau juga belum mampu mempraktekkannya dengan berbagai
alasan. Ada yang belum memakai busana syar’i karena belum siap, ada yang takut
fitnah di warna sekitar atau lingkungannya, ada yang belum siap karena ribet,
panas, dan lain sebagainya.
Dikarenakan masih banyaknya alasan yang
menguatkan anda untuk tidak berbusana syar’i, dan sebaliknya banyaknya alasan
yang melemahkan anda untuk berbusana syar’i maka akhirnya yang terjadi anda
tidak berbusana syar’i. Oleh karena itu motivasi untuk menguatkan alasan
mengapa anda harus berbusana syar’i itu sangat penting.
Untuk menambah motivasi anda berbusana
syar’i dalam keseharian, berikut di bawah ini kami tuliskan beberapa poin –
poin yang dapat menjadi alasan atau dapat memotivasi kita semua untuk berbusana
syar’i yang tertutup.
1.
Memakai Busana Syar’i
Adalah Bentuk Ketaatan
Telah kita ketahui bersama bahwasannya
memakai busana yang syar’i yang menutupi seluruh tubuh yang harus ditutupi
dalam syariat itu adalah bentuk ketaatan terhadap perintah Allah. Karena berbusana
syar’i ini perintahnya langsung dari al-Qur’an, yang artinya ini adalah
perintah Allah yang sangat agung yang bertujuan untuk menjaga muslimah dan
memuliakan muslimah.
Dengan kita melaksanakan syariat Allah
berarti kita telah melaksanakan ketaatan kepada Allah dimana setiap ketaatan
yang kita kerjakan di dalamnya mengandung tabungan pahala untuk bekal di
akhirat kelak.
Begitu juga sebaliknya, ketika kita tidak
memaki busana syar’i, maka kita telah menjalankan kemaksiatan kepada Allah
karena kita melanggar larangan-Nya, tidak melaksanakan perintah-Nya yang
berkonsekwensi kita selalu menabung dosa dan keburukan yang kelak pasti kita
akan kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah azza wa jalla. Tentu
setiap perbuatan maksiat, perbuatan dosa konsekwensinya adalah ancaman Neraka,
walliyyadzubillah.
Maka sebaik-baik tabungan itu adalah
tabungan amalan shalih, dan seburuk-buruk tabungan adalam amalan maksiat. Maka
bagi siapa saja yang ingin menuai tabungannya kelak dengan balasan kebahagiaan
yang abdai, hendaknya jangan lagi mengumpulkan maksiat dan inilah saatnya untuk
kita berhijrah ke dalam syariat Allah secara Kaffah.
2.
Syariat Islam
Mengandung Maslahat
Perlu juga kita katahui bersama bahwa
dalam seluruh syariat Islam itu semuanya mengandung maslahat dan kebaikan.
Tidak satupun syariat Islam itu yang mengandung celaan, atau keburukan. Maka
karena berbusana syar’i ini adalah bagian dari syariat islam, di dalamnya
tentunya terdapat banyak sekali kabaikan, yang kita ketahui maupun yang kita
belum ketaui.
3.
Berbusana Syar’i =
Memuliakan Diri
dengan mengenakan busana syar’i,
sesungguhnya wanita muslimah itu telah memuliakan dirinya sebagaimana Allah
telah memuliakan muslimah melalui syariat busana yang syar’i. Hal ini jelas
dapat diterima oleh logika kita. Jelas sesuatu yang tertutup itu lebih terjaga
dan lebih terhormat.
Coba kita lihat seorang wanita yang
membuka auratnya ditempat-tempat umum, apakah mereka itu dihormati, disegani
oleh orang-orang disekitarnya ataukah malah justru dilecehkan dengan digoda, di
siul-siuli oleh laki-laki, bah bahkan sampai pada pelecehan seksual. Berapa
banyak kita lihat diberita-berita yang menampilkan pelecehan seksual kepada
perempuan yang ternyata si perempuan itu tidak memakai busana syar’i.
Korban-korban pelecehan seksual ini kebanyakan dari para wanita yang enggan
menutup aurat dengan baik, mereka mamamerkan aurat dan perhiasan mereka, hingga
akhirnya orang pun tertarik dank arena bisikan syariton kejahatan itupun
terjadi.
Mari kita juga melihat para muslimah yang
memakai busana gamis syar’i, tentu orang-orang akan lebih sungkan kepadanya. Apakah
mereka para lelaki berani menggoda, berisul atau sejenisnya kepada wanita
muslimah yang tertutup dengan busana syar’i? tentu mereka akan berfikir
berkali-kali untuk melakukan ini.
Dengan berbusana syar’i ini orangpun akan
menghargai seorang muslimah, dikarena muslimah itu telah lebih dahulu
menghargai dirinya. Namun ketika seorang muslimah tidak menghargai dirinya,
maka manamungkin orang akan menghargainya?
4.
Menjadi Contoh Bagi
Anak – Anak Muslim
Salah satu metode dalam mendidik anak
seperti yang kita ketahu bersama Allah dengan memberikan contoh yang baik
kepada anak, menjadi suri tauladan yang baik bagi anak. Karena kita sadari
bersama seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak mereka, seorang ibu
adalah orang yang paling sering bertemu dan berhadapan dengan anak, dan seorang
ibu adalah pembimbing pertama bagi anak-anaknya. Maka dengan seorang ibu
berakhlak yang baik, memberikan contoh kebaikan kepada anak seperti berbusa
syar’i maka harapannya anak kelak akan mencontoh kita.
Betapa banyak remaja putri yang tidak
sungkan membuka aurat mereka di tempat-temat umum, bahkan berdandan, dan
memamerkan perhiasannya di depan laki-laki dikarenakan sudah dibiasakan sejak
kecil berbusana terbuka. Jika generasi muda kita seperti ini, lantas bagaimana
anak cucu kita kedepannya.
Padahal setiap manusia itu adalah
pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya terhadap apa yang ia pimpin,
dan seorang ibu adalah penanggung jawab terhadap anak-anaknya, dan akan
dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang ia ajarkan kepada anak-anaknya.
Maka ketika seorang ibu mengajarkan
keburukan, apakah siap kelak kita akan dimintai pertanggung jawaban atas
pebuatan kita ini. Betapa keburukan ini akan terus menerus berkelanjutan kepada
anak keturunan kita kelak, yang dapat berdampak sebagai buah amal buruk kita
ketika mendidik anak dari kecil. Mungkin anak kita sekarang kita biasakan
mengenakan busana terbuka karena belum mendapat beban syariat terhadapnya,
namun ketika ini tidak pernah diajarkan dan dibiasakan sama sekali, maka kelak
mungkin akan membuka auratnya ketika dewasa, bertabarruj, memiliki suami dan
memiliki anak lagi yang tidak terbimbing diatas syariat Islam, dan begitu terus
selanjutnya dari keturunan kita. Dan ini adalah hal yang tidak kita harapkan.
Maka hendaknya kita ajarkan anak kita dengan
kebaikan berbusana syar’i sejak dini, dalam rangka pembiasaan terhadap syariat
Islam. Bukankah dalam Islam itu anak disuruh sholat dari usia tujuh tahun dan
dipukul ketika tidak melakukannya diusia sepuluh tahu? Ini menunjukkan
bahwasannya pendidikan itu harus melalui pembiasaan, pengajaran itu membutuhkan
proses dalam masalah prakteknya. Mak ahendaknya kita ajarkan anak kita
menjalankan syariat sedini mungkin dalam rangkan pembiasaan. Mudah-mudahan
Allah memudahkan kita untuk selalu taat kepada-Nya dan selalu memberi hidayah
dan petolongan kita dalam segala hal. Wallahu a’lam.
Berikut link Grosir Gamis Syar'i
Fanpage kami RUMAH BELANJA
MUSLIM
Akun FB kami RUMAH BELANJA
Whyluth
0 komentar: