Benarkah Selamat Natal Hanya Sebatas Budaya Saja?

Benarkah Selamat Natal Hanya Sebatas Budaya Saja
Berkaitan dengan ramainya perbincangan mengenai boleh atau tidaknya seorang muslim mengucapkan selamat natal kepada umat kristiani, kita dapati salah satu alasan yang membolehkan mengucapkan selamat natal ini bahwasannya ucapan selamat ini hanyalah sebatas budaya dan kebiasaan saja dan tidak berkaitan dengan akidah sedikitpun. Lalu benarkan alasan seperti ini?

Coba kita lihat lagi makna kata selamat itu sendiri, dalam kbbi disebutkan selamat itu maknanya terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dari bahaya, malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan; kerusakan, dan sebagainya. Atau juga di sebutkan makna selamat ini secara bahasa adalah doa yang mengandung harapan.

Contoh penggunaan kalimat selamat, misalnya selamat ulang tahun (bukan pembenaran terhadap perayaan ulang tahun) maknanya adalah mudah-mudahan selamat dalam memperingati hari lahir, Selamat siang, mudah-mudahan selamat pada siang hari ini.

Nah sekarang masalahnya adalah ucapan selamat natal. Seperti kita ketahui natal itu adalah perayaan kelahiran Yesus yang disebut dalam agama kriten sebagai anak Tuhan. Nah berarti selamat natal adalah selamat atas kelahiran anak tuhan, atau dengan kata lain mudah-mudahan selamat ketika memperingati kelahiran anak Tuhan.

Sekarang kita sebagai seorang muslim, mungkinkah orang kristen yang merayakan natal merayakan kelahiran anak Tuhan ini bisa selamat? Mungkin di dunia dia bisa hidup se enaknya hingga menunggu waktu yang ditentukan Allah ta’ala, lalu apakah mungkin di akhirat mereka akan selamat. Lalu dimana keberloepasan diri kita terhadap kekafiran orang kafir itu berada kalau dalam acara yang di murkai Allah saja kita ridho dan bahkan bahagia terhadapnya sehingga kita ucapkan selamat.

Bukankah ini analogi yang aneh, yang mengatakan selamat itu hanya sekedar budaya dan tidak berkaitan dengan akidah. Mana mungkin sesuatu yang Allah cela, Allah murka terhadapnya, lalu kita ucapkan selamat pada perbuatan itu.

Kita benci perampok, lalu dengan alasan toleransi lalu kita ucapkan selamat atas hasil rampokannya, atau kita benci pemerkosa, lalu kita ucapkan selamat pada pemerkosa itu telah berhasil memperkosa wanita dengan baik?

Ketika dalam keadaan seperti ini apakah kita masih mau menggunakan nalogi selamat dengan alasan budaya dan toleransi? Tentu sangat aneh dan sangat susah untuk bisa di cerna pemikiran-pemikiran seperti ini. Dan ternyata pemikiran aneh ini datangnya dari seseroang yang bergelar pendidikan tinggi bahkan di ulamak kan.

Mudah-mudahan kita selamat dari berbagai macam ujian di dunia ini sehingga kita dapat membedakan mana yang haq dan mana yang batil. Dan mudah-mudahan Allah selalu berikan hidayah dan taufiqnya kepada kita semua agar kita dapat berjalan lurus di dalam batasan-batasan koridor Islam yang benar dan terjauh dari syubhat-syubhat yang perlahan mebelokkan keyakinan kita. Amiin.

Fanpage RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun FB RUMAH BELANJA WHYLUTH

0 komentar: