Berani Itu Baik!


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangatlah membutuhkan sikap berani. Karena kita selalu harus mengambil keputusan di setiap perkara dalam hidup. Entah perkara itu sifatnya umum maupun dalam hal agama. 

Berani mengambil risiko, berani dalam bertindak
Dalam bidang umum misalnya jika kita adalah seorang pengusaha, maka dalam menjalankan usaha kita, sikap berani ini sangatlah di butuhkan. Karena dalam berusaha, dalam berbisnis, maka keberanian mengambil keputusan, keberanian mengambil risiko ini merupakan bagian yang sangat penting untuk meraih kesuksesan. Namun keberanian ini haruslah berdasarkan pertimbangan yang matang. Tidak hanya berlandaskan keberanian asal berani saja.

Jika kita salah menempatkan keberanian dalam bidang bisnis ini, maka efeknya akan menyebabkan kebangkrutan, kepailitan, ataupun kerugian dalam usaha kita. Yang akhirnya dapat menyeret kita kepada kesusahan dalam mencari rizki. Namun begitu, untuk memulai membangun bisnisnya lagi, maka tetap harus di butuhkan keberanian dalam mengambil keputusan yang jelas di dalamnya mengandung risiko untuk dapat meraih kesuksesannya kembali.

Maka disini dapat di lihat dalam perkara dunia, untuk mendapatkan kesuksesan sangat di perlukan keberanian dalam bersikap, yang jelas tentu keberanian ini mengandung risiko. Namun tetap saja seorang pengusaha harus berani melangkah.

Namun di sisi lain, terkadang kita lihat seorang muslim dalam bersikap terhadap kebaikan utamanya dalam hal yang berkaitan dengan syariat Islam, terkadang kurang berani dalam bertindak dan beramal. Padahal jika kita bandingkan dengan perkara dunia jelas berbeda. Jika perkara dunia, keberanian dalam mengambil keputusan ini akan mengndung risiko buruk, namun dalam perkara syariat, sikap berani beramal ini tidaklah mengandung risiko negative sama sekali, bahkan balasan dalam setiap ketaatn adalah Surga yang nilainya jauh dan amat jauh, dan bahkan tidak sebanding dengan dunia dan isinya.

Contoh simpel yang dapat kita lihat. Misalnya dalam hal berbusana muslimah syar’i. Jika di tinjau dari dalil – dalih nash dari al-Qur’an dan as-Sunnah, maka setiap wanita muslimah di wajibkan menutup aurat, menutup perhiasannya dan di larang bertabarruj sebagaimana wanita di zaman jahiliyah. Namun ternyata di prakteknya, ada sebagian wanita muslimah yang sudah mengetahui ini, untuk prakteknya kurang keberanian di dalamnya.

Mereka tidak memiliki keberanian dalam mengambil sikap, dalam mengamalkan syariat yang agung ini. Entah di karenakan takut cibiran masyrakat di karenakan belum terbiasanya masyarakat melihat wanita muslimah yang memakai busana syar’i yang tertutup, maupun belum siap dengan segala konsekwensi syariat dalam berbusana muslimah yang syar’i.

Padahal jika kita timbang-timbang, maka pada hakikatnya tidaklah kita dapat konsekwensi negative dalam menjalankan syariat ini. Hal ini dapat di lihat pada sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang di riwayatkan dari Imam Muslim berikut :
                                                           
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Semua perkara (yang menimpanya) adalah kebaikan baginya dan tidaklah hal ini terjadi kecuali hanya pada diri seorang mukmin. Jika dia tertimpa kebahagiaan dia bersyukur maka hal ini adalah baik baginya. Dan jika tertimpa musibah dia bersabar maka itu juga baik baginya.”

Dalam hadits tersebut jelas, perkaranya seorang muslim adalah semuanya baik walupun saat tertimpa muslibah, maupun fitnah / ujian. Karena pada hakikatnya ujian bagi seorang muslim adalah ladang ibadah yang dapat melunturkan dosa jika kita mampu bersabar dengannya.

Maka ketika kita berusaha mengikuti syariat Islam dalam berbusana muslimah yang syar’i, di saat zaman seperti saat ini yang Syariat ini adalah hal yang masih asing, maka segala ujian, cobaan, gangguan di dalamnya adalah bentuk ibadah yang jika kita tetap bersabar di atasnya pahalanya akan berbeda ketika kita menjalankan syariat ini tanpa di coba.

”Alif Laam Miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, kemudian mereka tidak diuji ? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” [QS. Al-Ankabuut : 1-3].

Hal ini menunjukkan, tidaklah seseorang itu beriman jika belum mendapat cobaan. Maka cobaan ini adalah pada hakikatnya adalah suatu kebaikan untuk manusia jika mereka menyadarinya. Dan setiap cobaan dalam menjalankan syariat ini pastilah akan mendapat balasan dari Allah subahanahu wa ta’ala walaupun sekecil apapun.

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8).

Maka keberanian dalam menjalankan ketaatan kepada Allah ini adalah semuanya mengandung kebaikan. Baik dalam kenikmatannya, maupun dalam cobaannya. Dan tidaklah akan merugi orang-orang yang berani membela agamanya. Yaitu orang-orang yang tetap berpegang teguh pada syariat Islam di saat fitnah, orang-orang yang mampu hidup diatas landasan al-Qur’an wa Sunnah dengan pemahaman yang benar.

Dan jika kita lihat Firman Allah ta’ala dalam surat al-‘Ashr :
“Demi masa, sesungguhnya seluruh manusia benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati untuk menetapi kebenaran, dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr: 1-3)

Surat ini merupakan dalil wajibnya kita berilmu, beramal, berdakwah dan bersabar dalam menuntut ilmu, dalam beramal dan berdakwah. Karena untuk dapat menjalankan itu semua kita akan mendapati cobaan di dalamnya, dan kita di syariatkan untuk bersabar di jalan ini. Dan ini sudah merupakan dalil menyeluruh bagi manusia. Untuk tafsir lebih rinci surat al-Ashr ini dapat di lihat disini. Wallahu a’lam.

Fanpage Kami  RUMAH BELANJA MUSLIM
Lihat Model Busana Muslimah Syar'i

0 komentar: