Makna Islam di Akhir Tahun Masehi

Makna Islam di Akhir Tahun Masehi
Makna Islam di Akhir Tahun Masehi
Makna Islam Secara Istilah
Makna Islam Secara Istilah
Di akhir tahun masehi ini, mungkin ada baiknya kita coba memurojaah kembali makna Islam yang kita beragama dengannya.

Karena diantara fenomena yang menyedihkan di akhir tahun masehi ini, yang notabene itu adalah penanggalannya orang - orang non muslim. Begitu banyak dari umat muslim yang merayakannya, menghadiri acara kemeriahannya, mengikuti pesta pora dan menghambur - hamburkan harta. 

Sebenarnya apa sih yang di maksut dengan Islam ? Yaitu Islam yang kita anut sekarang, Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ? 

Mungkin pertanyaan ini bisa menjadi titik tolak bagi kita untuk merefresh kembali pemahaman kita terhadap agama. 

Karena jika kita memahami Islam, apa konsekwensi menjadi seorang muslim, maka kita akan mempu memilah milah dalam bersikap. Dan tidak terbawa hanyut oleh berbagai macam hal yang melalaikan yang dapat merusak akidah kita. 

Lalu apa sih makna Islam itu ? 

Secara bahasa Islam itu memiliki makna al istislam / pasrah. 

Sedangkan secara Istilah, ada sebuah definisi yang sangat bagus yang di sebutkan Ulama. Di sebutkan bahwasannya makna Islam adalah,

الإسلام هو الاستسلام لله بالتوحيد والانقياد له بالطاعة ، والبراءة من الشرك وأَهله

"Islam adalah pasrah kepada Allah dengan Bertauhid, Tunduk kepada-Nya dengan mentaati-Nya, dan Berlepas diri dari Kesyirikan dan Pelakunya."

Jadi dari sini bisa kita lihat bahwasannya seorang yang ber Islam itu tidak cukup hanya mentauhidkan Allah saja, namun ia juga harus Berlepas diri dari kesyirikan dan PELAKUNYA

Perayaan Akhir Tahun Masehi

Menjelang akhir tahun sekarang ini, banyak perayaan perayaan kaum non muslim, khususnya perayaan natal dan tahun baru nya orang Nashrani. 

Orang - orang nasrani ini dahulu di zaman Nabi Isa 'alaihis salam adalah muslimin. Namun semenjak di utusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan mereka tidak beriman kepada agama yang di bawa Nabi Muhammad, maka mereka bukan lagi menjadi Muslimin. 

Bagitu juga orang nasrani di zaman sekarang ini, mereka bukan Muslim, bukan bagian Islam dan mereka adalah orang kafir yang telah berbuat kesyirikan yang sangat besar. 

Allah ta'ala berfirman di dalam al-Quran, 

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91) وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا (92)

Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” (QS. Maryam: 88-92)

Jika sudah jelas bagi kita betapa murkanya Allah ta'ala terhadap persaksian orang - orang kafir yang menyatakan Allah itu memiliki anak, Allah itu satu dari yang tiga. Maka sebuah konsekwensi kita sebagai seorang muslim untuk menginkarinya, untuk berlepas diri dari kesyirikan tersebut, dan berlepas diri dari pelakunya

Menjadi sebuah renungan bagi kita semua di akhir tahun masehi ini. Sudahkah kita menjalankan agama kita ini sesuai dengan apa yang di inginkan agama kita ? 

Padahal agama kita memerintahkan kepada kita untuk berlepas diri dari kesyirikan dan para pelakunya. 

Sementara ada dari sebagian kita, bahkan mungkin banyak dari kita justru ikut andil dalam acara - acara perayaan orang - orang kafir, orang - orang pelaku kesyirikan yang hampir hampir langir pecah, bumi terbelah dan gunung - gunung runtuh akibat ucapan mereka (orang kafir tsb). 

Lalu layakkah bagi muslim untuk ikut - ikutan turun ke jalan, memeriahkan acara tahun baru, natal dan sebagainya ? 

Pantaskan muslim bersama - sama orang kafir merayakan perayaan orang kafir, bersenang - senang dalam keadaan Allah ta'ala tidak meridhoi keyakinan orang non muslim tersebut ? 

Jika muslim mengingkari agama orang kafir, maka apa yang kita ingkari itu hendaknya kita jauhi. Bukan kita dekati apalagi kita ikuti. 

Karena agama yang benar di sisi Allah ta''ala hanya satu yaitu Islam. Allah ta'ala berfirman, 

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

“Agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali Imran: 19)

Maka mari kita ber Islam dengan apa yang Alla ta'ala inginkan dalam ke Islaman kita. Hendaknya kita menginkari apa yang tidak sesuai dengan Islam, kita menjauhi perkara mungkar, kesyirikan, beserta para pelakunya. 

Semoga Allah ta'ala memudahkan kita untuk berjalan menuju jalan-Nya yang lurus. Semoga Allah ta'ala selalu memberikan dan melimpahkan hidayah kepada kita semua. Amiin. 

Abu Mumtazah 
www.RumahBelanjaMuslim.Blogspot.Com

0 komentar: