Jilbab Wanita Muslimah Saat Ini

Jilbab Wanita Muslimah
Jilbab Wanita Muslimah
Mayoritas penduduk di Indonesia adalah seorang muslim. Dan saat ini pun sudah cukup banyak kita lihat bahwa para wanita muslimah di lingkungan kita sudah mengenakan jilbab (maksutnya hijab). Dari yang masih anak-anak sampai yang sudah dewasa.

Namun dari sekian banyak wanita muslimah yang mengenakan jilbab, mungkin hanya beberapa persennya (minoritas) yang mereka sudah mengenakan model jilbab muslimah yang syar’i. Hal ini bisa kita lihat dari mayoritas wanita muslimah yang berjilbab ini tujuan mereka mengenakan jilbabnya adalah untuk mempercantik diri, memperindah diri, berhias dan agar terlihat menarik. 

Padahal jika kita lihat hakikat mengenakan jilbab bagi wanita muslimah adalah untuk menutupi bagian tubuh atau aurat yang telah di jelaskan dalam syariat Islam, yaitu seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Bukan malah justru untuk memperlihatkan kecantikan dan mempercantik diri dan berdandan dan bertabarruj seperti wanita jahiliyah yang telah di larang syariat.

Jika kita lihat di zaman ini pula, bahwa banyak wanita yang mengenakan pakaian dan jilbab (hijab) namun pada hakikatnya adalah tidak berpakaian. Hal ini karena pakaian dan jilbab yang mereka pakai sangat ketat (full press body) dan jilbabnyapun tidak kalah ketat dan pendek. Dan inipun termasuk dalam larangan syariat.

Maka mari kita renungkan, adakah unsur penghormatan terhadap seorang wanita muslimah dengan mengenakan pakaian dan jilbab yang seperti kami sebutkan di atas? Adakah unsur penghargaan bagi setiap wanita muslimah? Ataukah malah sebaliknya?!

Fakta! Saat seorang wanita muslimah mengenakan pakaian yang serba ketat dan mereka melewati sekelompok laki-laki, maka apa yang akan terjadi. Laki-laki tersebut akan menggodanya dengan godaan yang tidak sepantasnya. Para laki-laki tersebut akan bersiul-siul dengan cara yang jelas tidak menghormati wanita tersebut. Bahkan jika ada kesempatan hal terburukpun dapat terjadi kerena sebab pakaian yang ketat dan terbuka ini.

Apakah seorang wanita muslimah ada kebanggaan jika di lecehkan oleh laki-laki seperti itu? Ataukah malah justru yang di cari adalah pelecehan dari laki-laki?

Maka mari kita berfikir sejenak. Allah telah menurunkan syariat yang telah mengagungkan seorang wanita di hadapan manusia. Mereka telah di lindungi dengan syariat pakaian muslimah yang syar’i lengkap dengan jilbab atau hijabnya. Namun mengapa ada sebagian wanita yang justru enggan mengambil perlindungan tersebut. Justru malah mencari fitnah di luar.

Saat ini, banyak aneka model gaya berjilbab bagi wanita muslimah. Dari gaya yang sederhana yang hanya sekedar perhiasan di jilbab, sampai pada gaya-gaya memakai jilbab yang rumit dan membutuhkan biaya tinggi. Yang akhirnya inipun menimbulkan fitnah juga.

Bisa jadi, hal ini adalah salah satu strategi dari syaitan untuk menggoda manusia. Dengan mengajak sedikit demi sedikit meninggalkan model jilbab muslimah yang syar’i hingga meninggalkannya dengan sama sekali tidak memakainya.

Maka setiap wanita muslimah harus berhati-hari terhadap godaan ini. Jangan sampai dari dalam diri kita sedikit-demi sedikit terkikis keyakinan akan syariat ini. Dengan alasan akal dan nafsu semata. Karena akal dalam diri manusia haruslah di hakimi dengan syariat. Bukan malah sebaliknya, justru syariat yang di akalainya agar sesuai dengan nafsu. Kita berlindung darinya.

Tahukah wahai wanita muslimah? Dengan kita mengedepankan nafsu dan keinginan yang tidak sesuai syariat, maka kita telah taat kepadanya (nafsu). Padahal seorang muslim seharusnya taat kepada Allah dan syariat yang telah di turunkan-Nya. Maka dapat kita lihat di sini, bahwa yang seharusnya ketaatan itu hanyalah hak untuk Allah subhanahu wa ta’ala, namun dalah hal ini di berikan kepada nafsu. Ini bisa jadi merupakan satu bentuk kesyirikan kecil. Maka janganlah di lihat betapa kecil maksiat yang kita perbuat, namun lihatlah kepada siapa kita melakukan maksiat itu. Mudah-mudahan ini dapat menjadi renungan bagi kita semua. Wallahu a’lam.    
Model Jilbab Wanita Muslimah

0 komentar: