Ketika Dunia Melalaikanku

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. [QS. al-Hadîd / 57 : 20]

Ketika hari-hari penuh kesibukan dunia. Kita mulai tenggelam di dalamnya. Tiada saat-saat yang berharga kecuali semuanya adalah bernilai dunia. Disaat itu hatipun terasa penuh dengan perkara dunia, pikiran berfokus pada harta benda dan perhiasannya, dari hal-hal yang terus melalaikan diri, dari yang terkecil hingga terbesarnya.

Waktupun terus begulir, hatipun mulai gersang dan semakin gersang akibat cinta dunia. Semua perkara adalah urusan dunia, walupun seolah-olah itu adalah akhirat. Hingga hal – hal yang wajib bagi seorang muslim pun terlupa, karena sibuk menimba ilmu dunia dalam kehijauannya dan pernak-pernk yang melalaikan dada.

Terkadang hati ini terusik memikirkan akhirat. Namun apa daya ternyata dunia terus menyita. Segala upaya di dalamnya aku curahkan. Entah baik atau buruk, hanya untuk mengejar popularitas di dunia demi membangun citra di mata manusia.

Berkata seolah cinta akhirat, berkata seolah pengejar akhirat. Namun jalan-jalanpun enggan aku lalui, ikhlas jauh panggang dari api, dan amalan-amalan akhirat pun dilakukan untuk mencari dunia. Wal iyyadzubillah, nas alullaha salamatan wal 'afiyah. Apakah kita rela menukar akhirat yang kekal, dengan dunia yang begitu hina, bahkan tidak lebih berharga dari seeokor sayap nyamuk.

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi,hasan sahih)

Wahai manusia. Aku terlena dalam nikmatnya dunia yang sedang berada dalam genggaman. Hingga dalam hari-hariku adalah kesibukan mencari dunia. Entah kebutuhan hidup, tuntutan zaman, ataukah tuntutan gengsi saja. Hingga kini terus menggemar dunia dan perhiasannya.

Aku lalai dalam kesadaranku, aku lupa dalam ingatanku, dan aku kalah dalam kemenanganku. Namun terus saja dunia ada di dalam kepala. Hingga lupa, bahwa seorang muslim memiliki kewajiban di samping mencari dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah, shahih).

Karena dunia ini begitu menarik, begitu nikmat terlihat, begitu besar janjinya di mata manusia, hingga kewajibanpun terlalaikan dalam hidup seorang muslim. Kewajiban yang memiliki imbalan yang sangat agung di akhirat kelak.

Seperti yang di sabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga.”  (HR. Muslim dan yang lainnya).

Inilah jalan yang banyak terlaupa dari seorang muslim. Jalan yang banyak terlalai oleh setiap manusia.

Betapa banyak orang sibuk, menghabiskan waktu meraih ilmu dunia sampai bertahun-tahun bahkan sampai harus belajar di negeri negeri non muslim. Ia menghabiskan usianya untuk mendalami ilmu dunia, demi meraih gelar doktor, atau professor luar negeri. Namun saying, kewajiban seorang muslim untuk menuntut ilmu agama tersampingkan. Kewajiban menutut ilmu bagi seorang muslim terabaikan, dan hanya berfikir harta dunia yang melalaikan.

Terkadang dalam benakku teringat bahwa rizki yang hakiki itu berada pada jalan menuntut ilmu akhirat, ilmu agama, Ilmu mengenal dan mencintai Allah ar Rahman. Karena di tempat ini (tempat menutut ilmu agama) di Rumah dari Rumah-Rumah Allah yang mulia yang di dalamnya terdapat majelis dzikir, yang mengkaji al-Qur'an wa sunnah dengan pemahaman yang benar terdapat ketengan, terdapat kebahagiaan, terdapat janji kesenangan yang abadi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang shahih,

Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya.” (HR. Muslim dan lainnya).

Maka terkadang aku khawatir terlambat amalnku untuk akhirat. Terkadang gelisah ini memboyongku ke dalam gundah gulana. Namun dunia yang hijau ini, selalu melambai-lambai untuk membujuk nafsuku bergejolak dan bergelut menyelami dan mendambanya.

Sekali lagi dunia ini melalikanku.

Ketika aku jauh dari sahabat-sahabat shalihku. Ketika di sekitarku orang-orang yang hanya berfikir dunia dan ilmu cara mendapatkannya. Akupun minim motivasi untuk zuhud terhadap dunia. Aku mulai masuk dan menggilai dunia. Dan semakin lama, semakin jauh dari ketaatan.

Maka wahai sahabatku, berhati-hatilah berkumpul dan banyak bergaul dari teman-teman yang lalai. Teman-teman yang di dalam pikirannya hanyalah dunia. Karena secara pelan-pelan, cepat, atau lambat, kita akan meninggalkan satu persatu dari kewajiban seorang muslim di karenakan sudah cinta dunia yang berlebihan.

Akhirnya, agama dalam diri kita hanyalah sebagai symbol. Hanya di bangun diatas persangkaan baik belaka, tanpa mengetahui ilmu, tanpa mengetahui dalil pembangunnya.

Hingga karena jauhnya dari ilmu agama ini, akhirnya menimbulkan kelalaian berdzikir, mentadaburi dan menghafal kitabullah dan sunnah rasul-Nya yang mulia shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam. Dan hanya mencari amalan-amalan akhirat yang terdapat janji dunia di dalamnya. Sampai lupa tidak mempelajari dalil, atau kaifiat yang berdasar ilmu dalam beribadah, namun hanya mencari fadhilah-fadhilah yang bisa menguntungkan duniaku saja.

Inilah bukti dari cinta dunia yang berlebihan. Hingga apapun harus berujung pada keuntungan dunia. Dan pencari dunia ini tidak akan pernah merasa puas terhadap apa yang ia raih. Seperti yang telah di sebutkan oleh Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah :

Orang yang mencintai dunia  tidak akan lepas dari tiga hal, yaitu kekalutan yang selalu enyertainya, kepayahan yang terus menerus, dan penyesalan yang tiada berakhir”

Dan benarlah Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga” (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka mari  kita meminta tolong kepada Allah al Hadi, yang Maha memberi petunjuk agar dapat memberi petunjuk dan taufiq-Nya kepada kita. Agar dapat terlepas dari kelalian ini, dan kembali dapat menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim, seperti yang telah di tetapkan Allah dalam al Qur’an dan as Sunnah shahihah dengan pemahaman yang benar.

Fanpage kami RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun Facebook RUMAH BELANJA WhyLuth

0 komentar: