Renungan Remaja


Masa remaja adalah masa-masa pencarian jati diri. Mereka tidak bisa atur sebagai mana mengatur anak kecil. Karena memang masa-masa ini merupakan masa perubahan antara masa anak-anak menuju dewasa. 
 

Masa remaja ini merupakan masa yang sangat rentan. Mengingat pergaulan di masa-masa remaja saat ini sangatlah bebas, bahkan tanpa batas.

Mereka sudah tidak berlaku lagi seperti anak-anak. Mereka tidak mau dikekang, mereka tidak mau diatur, dan mereka menginginkan kebesan dalam hidupnya.

Jika kita lihat di masa ini, maka kita akan menemukan bahwa pergaulan muda-mudi para remaja saat ini sudah tidak ada batasnya. Di setiap sudut jalan, di setiap sudut tempat, dan hampir dimanapun kita berada, maka kita akan menemukan para remaja, muda – mudi bekumpul-kumpul, berdua-duaan dengan lawan jenisnya.

Terkadang dalam hati bertanya-tanya, apakah para remaja ini tidak memeiliki keluarga, tidak memiliki orang tua, sehingga dengan bebasnya mereka melenggang dengan. melakukan perbuatan yang dilarang dalam Islam, mereka berpacaran, mereka berdua-duaan, mereka bercampur baur dengan lawan jenisnya, bahkan diantara mereka ada yang sudah tiada memiliki rasa malu menghisap rokok dan minim-minuman keras di tempat umum.

Wahai para orang tua, apakah rasa cemburu terhadap keluarga yang berbuat maksiat telah hilang dalam dada kalian. Ingatlah ancaman yang sangat keras dari rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang shahih berikut,

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Tiga orang yang telah benar-benar Allah Ta’ala haramkan atas mereka surga: seorang yang kecanduan minuman-minuman yang memabukkan, seorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan seorang lelaki yang memiliki sifat ad-dayyuts (yaitu) yang membiarkan terjadinya kefasikan di tengah-tengah keluarganya.” (HR. Ahmad)

Atau tidakkah engkau takut akan pertanggungjawaban kelak di akhirat. Bahwa setiap kepala rumah tangga, setiap pemimpin dalam keluarga, istri dan anak-anak kelak akan diminatai pertanggung jawaban atas apa yang mereka perbuat di dunia.

“Ketahuilah, kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin (keluarganya) dan dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang (perbuatan) mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Atau apakah mereka sedang disibukkan dengan urusan dunia meraka, sehingga mereka lupa, bahwa kewajiban terhadap anak, terhadap keluarga bukanlah hanya memberikan nafkah materi saja, namun yang sangat penting yang terlupakan bahwa orang tua berkewajiban mendidik anak-anak mereka dengan pendidikan agama yang benar.

Oleh karena itu, fenomena pergaulan bebas remaja di zaman ini tidaklah terlapas dari peran pendidikan yang kurang terhadap anak. Kurangnya pondasi akidah yang lurus merupakan faktor utama yang menyebabkan menyebarnya kahlak yang buruk di kalanagn remaja.

Maka sebagai bekal pondasi untuk membentengi remaja muslim adalah pengajaran akidah yang benar, bimbingan agama yang lurus, dan pemberian lingkungan yang baik di tengan-tengan keluarga dan lingkungan sekitar.

Hendaknya setiap orang tua memperhatikan akidah anak-anak mereka sejak kecil Tanamkan rasa takut terhadap Allah, tanamkan kecintaan kepada Allah, tanamkan rasa harap hanya kepada Allah jalla jallaluhu. Maka ketika akidah yang lurus, dan tauhid telah tertanam dalam diri anak, niscaya mereka akan takut untuk dapat melakukan hal-hal yang dilarang agama.

Tanamkan dalam benak anak-anak sedari kecil bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan kematian bukanlah akhir dari kahidupan. Karena kematian adalah pintu kehidupan akhirat, dimana setiap manusia akan ditanya terhadap tiga hal, tanatang siapa Rabbnya, apa Agamanya, dan siapa orang yang diutus padanya (siapa rosul yang diutus).

Dan tanamkan dalam benak anak-anak muslim kelak bahwa siksaan yang pedih adalah bagi orang-orang yang berbuat dzolim, berbuat syirik, berbuat maksiat, berbuat dosa. Setiap perbauatan akan mendapatkan balasan, dan siksa. Tiadalah suatu perbuatan sekecil biji dzarrah kecuali malikat pasti mencatatnya yang kemudian akan ditanyakan kelak diakhirat.

Biasakan dalam keluarga muslim adab dan akhlak yang baik, tanamkan kecintaan terhadap Sunnah, biasakan membaca al-Qur’an, berdzikir pagi petang, dan biasakan keluarga berkata-kata dengan perkataan yang baik.

Cegak keluarga dari lingkungan yang buruk. Cegah Istri, anak-anak untuk turut bergibah ria dalam majlis-majlis atau kumpul-kumpul yang kurang manfaat. Carikan lingkungan yang baik, dan tanamkan kecemburuan terhadap sesama keluarga yang melakukan maksiat. Jangan biarkan mereka berbuat dosa di depan mata kita. Karena kelak diakhirat istri dan anak-anak akan menjadi musuh kita karena kita tidak menjaga perbuatan maksiat pada mereka. Karena landasan sayang dan cinta yang tidak diringi dengan ketaqwaan, akhirnya kita bebaskan mereka berbuat apa saja yang diinginkannya. 

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (QS At Taghaabun: 14)

Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di berkata, “…Karena jiwa manusia memiliki fitrah untuk cinta kepada istri dan anak-anak, maka (dalam ayat ini) Allah Ta’ala memperingatkan hamba-hamba-Nya agar (jangan sampai) kecintaan ini menjadikan mereka menuruti semua keinginan istri dan anak-anak mereka dalam hal-hal yang dilarang dalam syariat. Allah memotivasi hamba-hamba-Nya untuk (selalu) melaksanakan perintah-perintah-Nya dan mendahulukan keridhaan-Nya…” (Taisiirul Kariimir Rahmaan).

Maka bertolong menolong dalam kebaikan itu disyariatkan, maka tolong menolong dalam kebaikan itu lebih utaman kita lakukan dan kita mulai dari keluarga. Agar keluarga kita terhindar dari bencana yang seperti lihat di saat ini. Para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, para remaja yang berpacaran, pergaulan bebas, merokok, minum minuman keras, free sex, kekerasan, dan lain sebagainya.

Gamis Muslimah Syar'iBetapa banyak dari kalangan muda yang hamil diluar nikah. Rasa tanggung jawab sudah tidak ada dalam dada meraka. Mereka gugurkan kandungan-kandungan mereka, atau mereka menikah dalam keadaan hamil, dan akhirnya terlahir anak-anak yang tidak dinasabkan pada Ayahnya namun kepada Ibunya. Dan rusaklah keturuanan ini. Hingga kelak terbntuk generasi-generasi yang rusak karena orang tua mereka telah mengawali dengan hal yang rusak pula. Nas’alullaha salamatan wal ‘afiyah.

Mudah-mudahan sedikit tulisan ini dapat menjadi renungan bagi para orang tua, calon-calon orang tua, hingga jika mereka masih dalam keadaan yang salah dapat kembali lagi meniti dan mencari kebenaran yang sumbernya hanya dari Agama Islam. Wallahu a'lam. 



Lika fanpage kami di RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun Facebook kami RUMAH BELANJA WHYLUTH
www.RumahBelanjaMuslim.Blogspot.Com 

0 komentar: