Hati-Hati Jangan Salah Menyayangi

Hati-Hati Jangan Salah Menyayangi
Jika kita melihat fanomena umat muslim di zaman sekarang, maka kita akan banyak mendapati berita-berita miring dari mereka. Seperti yang sudah dikenal saat ini, banyak dari pejabat-pejabat kita yang banyak terjerat kasus korupsi yang ternyata jika kita lihat mereka kebanyakannya adalah seorang muslim yang beragama Islam.

Di sisi lain, kita banyak mendapati dari saudara-saudara muslim di sekitar kita yang banyak bercerita tentang keunggulan-keunggulan orang-orang asing yang notabene mayoritasnya adalah orang-orang kafir. Seperti misalnya Negara Cina, Jepang, Inggris atau yang dekat dengan kita seperti Singapura, banyak yang berpersepsi positif terhadap masyarakat dinegara-negar tersebut. Baik dari sisi kejujuran, kerja keras, komitmen pemerintah terhadap koruptor, kerja keras dan lain sebagainya. Dan dari sini, terkadang muncul statemen bahwasannya masih lebih baik mereka yaitu orang-orang non muslim dibandingkan kita orang muslim yang berbuat korupsi atau kesalahan lainnya.

Dari sini, akhirnya menimbulkan rasa kagum terhadap orang – orang kafir di luar sana, sampai-sampai muncul pernyataan bahwasannya orang Islam harus mencontoh orang kafir dalam hal kerja keras, kejujuran, dan komitmennya terhadap penanganan korupsi.

Kenyataan diatas mungkin terlihat benar apa adanya, dan tidak terdapat masalah. Namun ternyata jika kita teliti lebih lanjut, ternyata di dalam pernyataan diatas terdapat masalah yang cukup mendasar yang seharusnya seorang muslim menghindarinya. Masalah  tersebut adalah masalah loyalitas dan keberlepasan diri kita terhadap orang-orang kafir.

Karena sesungguhnya di dalam Islam itu terdapat satu keyakinan yang setiap muslim harus mengetahui, meyakini dan mengamalkannya yaitu bab wala’ wal baro’ atau cinta dan benci karena Allah. Dalam mencintai, atau dalam berloyal, dalam membenci atau dalam berlepas dirinya seorang muslim terhadap sesuatu haruslah didasarkan karena Allah dan bukan yang lainnya. Oleh karena itu, kita wajib mencintai, kita wajib berloyal terhadap orang-orang / saudara kita sesame muslim, dan kita wajib berlepas diri dari orang-orang kafir.

Maka permasalahan jika ternyata ada orang kafir yang jujur, ada orang kafir yang pekerja keras, ada orang kafir yang tidak korupsi, bukan kita yang harus mengikuti cara mereka, tetapi apa yang mereka lakukan itu dari kejujuran, kerja kerasnya itu adalah bagian dari Islam. Karena Islam mengajarkan kerjujuran, dan Islam mengajarkan kerja keras. Kalaupun seandainya ada orang non Islam yang jujur dad pekerja keras, bukan kita yang harus mencontoh mereka, tapi kita harus mengamal kerja keras dan kejujuran yang diajarkan di dalam Islam.

Disini juga yang menjadi pertanyaan, apakah di dalam Islam tidak ada contoh tentang kejujuran atau kerja keras? Lalu kemana para sahabat, para tabi’in, tabiut tabi’in di masa-masa kejayaan Islam itu kita tempatkan kalau seandainya kita harus mengekor kepada orang kafir? Apakah kita tidak bisa mencukupkan diri dari teladan terbaik kita yaitu para Salaf ash sholih?

Inilah yang harus menjadi renungan bagi kita setiap muslim. Jangan sampai kita salah menempatkan kecintaan kita, menempatkan rasa sayang kita, menempatkan loyal kita kepada orang kafir.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Oleh karena itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (al-Hujurat: 10)

Maka karena sebab persaudaraan karena iman inilah yang mewujudkan rasa kasih sayang terhadap sesama muslim. Bukan malah kita jadikan orang kafir menjadi patokan loyal kita, acuan kita dalam hidap, Karena Allah telah berfirman,

Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (penolong) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri-Nya (untuk murka terhadap kalian). Dan hanya kepada Allah kembali (kalian).” (Ali Imran: 28)

Dan takutlah akan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya seseorang itu bersama orang-orang yang dicintainya. Maka ketika kita mencintai orang kafir, ditakutkan kelak kita akan dikumpulkan bersama mereka kelak di akhirat. Wallahu a’alam.  

Fanpage kami di RUMAH BELANJA MUSLIM


0 komentar: