Potret Generasi Muda
Potret generasi muda, mungkin kiranya ini menjadi cocok di
jadikan judul pada artikel kali ini. Walaupun maksut dari judul ini bukanlah bertujuan
mengeneralisir dari apa yang akan
diceritakan dalam artikel ini menjadi lebih umum dan lebih luas menjadi hukum
umum atau hukum kebanyakan. Tetapi
kiranya dengan judul ini, cukup bagi kita untuk menggambarkan kesedihan kita
terhadap kenyataan yang ada pada kehidupan, gaya hidup, pergaulan sebagian
generasi muda disekitar kita saat ini.
Apa yang
ingin kami sampaikan pada artikel kali ini, merupakan sedikit pengalaman
penulis ketika berada di perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Ketika itu,
dijalan sepertia biasanya, tempat ramai orang berlalu lalang baik yang berjalan
kaki maupun yang berkendaraan bermotor roda dua ataupun roda empat.
Namun,
pandangan penulis seketika tertuju pada salah satu kendaraan bermotor roda dua yang
saat itu ditumpangi oleh tiga orang yang terdiri dari dua orang laki-laki dan
satu orang perempuan yang duduk ditengah-tengah laki-laki tersebut. Ketiga
orang itu, terlihat dari jauh masih berusia belia atau masih remaja, kira-kira
mungkin jika sekolah masih SMA.
Alasan
mengapa pandangan penulis tertuju pada kendaraan tersebut karena ketiga orang,
atau mungkin lebih cocok anak muda ini mengendarainya agak begajulan. Setiap kali berpapasan dengan angkot atau kendaraan
lain, hampir-hampir saja mereka menyerempetnya. Dalam hati penulis ketika itu,
apa yang sedang mereka rasakan? Tidakkah mereka takut ketika itu tertabrak
kendaraan lain lalu mati dalam keadaan bermaksiat seperti itu? Mungkin ini
pikiran yang terlalu jauh bagi mereka.
Setelah
beberapa saat berada di belakang kendaraan mereka, tidak disangka-sangka sama
sekali, dan tidak terpikirkan pada seburuk-buruk otak dan perilaku manusia yang
pernah penulis lihat sepanjang hidup, penumpang kendaraan bermotor yang remaja
itu berciuman bibir di tengah keramaian jalan dalam keadan membawa motor sambil
berlenggak-lenggok.
Anehnya,
dalam keadaan ramai orang lalu lalang baik yang berkedara motor maupun yang
berjalan, tidak satupun orang yang mengingkari atau menasehati remaja ini saat
dijalan. Semuanya cuek, bahkan ada sebagiannya hanya melihatnya saja, padahal
mereka berkendara motornya pelan – pelan. Orang-orang dijalan melihatnya
seolah-olah telah melihat kejadian yang biasa dihadapan mereka, atau mungkin
kebanyakannya cuek acuh tak acuh dan
tidak peduli terhadap maksiat di depan mata mereka.
Kami
sangat sedih dan marah melihat kejadian ini. Dimana kami di jalan juga memabawa
anak kami yang masih kecil, dan mungkin disekitar kejadian ini juga ada
anak-anak kecil yang melihatnya. Lalu kira-kira apa yang ada dipikiran
anak-anak kecil ini ketika ia melihat adegan yang sangat jauh dari moral dan ajaran
agama ini tanpa ada pengingkaran, tanpa ada nasehat? Mungkin memang benar, jika
dikatakan maksiat itu dapat menular dikarenakan hal ini.
Inilah
sedikit kisah yang sangat memprihatinkan bagi kami. Dalam hati kami
bertanya-tanya, dimana dan kemana orang tua mereka? Apakah mereka tidak
mengetahui apa yang dilakukan anak-anaknya sehari-hari, ataukah mereka bebaskan
begitu saja anak-anak mereka dengan hanya memberinya harta materi dunia saja?
Coba
kita bayangkan beberapa masa kedepan, kira-kira jika ketiga orang remaja ini
masih hidup, mereka memiliki keluarga, memiliki anak, lalu apa yang dapat diharapkan
dari generasi mereka selanjutnya jika mereka dibiarkan dalam keadaan seperti
ini.
Banyak
orang sibuk memikirkan politik di Indonesia, banyak orang sibuk mencela
pemerintah, mencela Presiden, mencela para menteri, mencela berbagai pihak dari
pemegang kekuasaan di negri ini, namun tenyata banyak dari kita lalai terhadap
pendidikan anak kita, lalai terhadap orang-orang disekitar kita, lalai terhadap
bagaimana mengenalkan Allah kepada anak-anak kita. Sehingga dengan pendidikan
yang benar, dengan perhatian yang khusus, dan dengan pengenalan yang benar
terhadap Allah, maka akan tumbuhlah rasa takut anak-anak kita kepada Allah,
yaitu rasa takut yang disertai pengangungan yang mengakibatkan kita menjauhi
apa yang dilarang dan melaksanakan apa yang diperintah Allah. Sehingga
anak-anak ini kelak akan tumbuh menjadi remaja yang bermoral, berakhlak yang
baik, dan selalu bertaqwa dimanapun ia berada.
Juga
sebuah catatan dari kami dari fakta yang ada dimasyarakat saat ini. Yaitu
ketika mereka melihat hal-hal maksiat di depan mereka, seolah-olah mereka
terdiam dan membisu, jauh dari nasehat jauh dari pengingkaran. Sebut saja
seperti contoh kejadian diatas misalnya, atau kejadian lainnya seperti para
wanita yang membuka auratnya ditempat-tempat umum, para remaja yang berpacaran,
berpegangan tangan ditempat umum, atau bahkan berpelukan baik dimotor maupun
ditempat-tempat remang-remang. Banyak dari kita yang diam seribu bahasa, tidak
ada komen, dan seolah-olah hanya melihat angin lalu saja karena sangkin sudah terbiasanya kita melihat
kerusakan ini.
Namun
ternyata sebaliknya, coba kita lihat para wanita muslimah yang memakai cadar,
yang memakai busana syar’i menutup auratnya dengan baik, maka banyak kita
dapati komentar-komentar negative bahkan tidak jarang cacian secara langsung
dari orang-orang disekitar dari kalimat-kalimat yang tidak patut diucapkan hal
itu kepada sesama muslim. Bahkan di daerah asal kami, disebuah kampung di
sebrang, ketika ada muslimah yang memakai jilbab yang panjang-panjang / lebar,
mereka mencurigai wanita itu perebut suami orang, atau mereka curigai suka
memasukkan laki-laki di dalam rumahnya ketika ia sendirian. Padahal dikampung
tersebut ada tempat prostitusi, bahkan sudah terkenal dimana para laki-laki
hidung belang itu suka jajan disana,
namun tidak sedikitpun lisan dari warga yang mencelanya, menasehati, atau
mengingkarinya., malah justru lisan mereka tajam kepada muslimah yang ingin
taat kepada perintah Allah.
Ketika
kita lihat seorang laki-laki yang rajin kemasjid, celananya cingkrang, atau
sarungnya diatas mata kaki, memakai jubah diatas mata kaki, jenggotnya panjang,
kumisnya tipis, apalagi ditambah di dahinya terdapat bekas hitam, maka
ramai-orang orang mulai mensorotnya dan mulai mencela, mencaci entah dikatakan
ia adalah teroris, atau bakal teroris, atau minimalnya wahabi. Namun ketika ada
laki-laki, ada pemuda yang suka merokok, suka minum-minuman keras, ketika adzan
dikumandangkan bukan sholat malah justru nongkrong dan bercanda dengan suara
yang keras, mereka ini tidak mendapat teguran, dan tidak terlihat salah dimata
kebanyakan orang.
Sungguh
benarlah keadaan seperti ini yang membuat kita yang ingin menjalankan syariat
Allah menjadi asing ditengah kerusakan yang ada. Maka mudah-mudahan kita
termasuk orang-orang yang disifati dengan keberuntungan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena
kita asing dari kerusakan yang ada.
Mudah-mudahan
kita semua dapat selamat dari prahara kerusakan yang kini sudah menjadi
prioritas utama di sekitar kita. Mari kita benahi agama kita, kita satukan
tujuan kita untuk mengakkan kalimat tauhid dengan segala macam konsekwensinya. Mudah-mudahan
Allah perbaiki kehidupan kita dan mudah-mudahan Allah perbaiki generasi kita
kedepanya, menjadi generasi yang lebih baik, yaitu genarasi yang mentauhidkan
Allah dengan benar.
Fanpage Rumah Belanja
Muslim
Akun FB Rumah Belanja
Whyluth
0 komentar: