Busana Syar’i Sebuah Solusi
Mungkin
bagi sebagian orang, memakai busana syar’i bagi muslimah merupakan suatu hal
yang merepotkan dan hal yang tidak nyaman. Atau ada juga yang mengataan
berbusana syar’i seperti mengenakan gamis syar’i dengan jilbab yang panjang
dilengkapi cadar sebagai penutup muka adalah hanya sebatas kebudayaan Arab yang
tidak ada sangkut pautnya dengan Islam. Dan ada juga yang lebih ekstrimnya
berangga[pan yang berbusana syar’i menutup aurat dengan baik itu istri teroris.
Padahal
tahukan wahai kaum muslim dan muslimah, ternyata di balik syariat Allah tentang
wajibnya berbusana syar’i ini terdapat satu masalahat yang sangat besar. Dan
banyak keutamaan dan kebaikan yang dapat di timbulkan akibat dari seorang
muslimah mau mentaati perintah berbusana syar’i.
Misalnya,
seperti yang kita lihat di zaman ini, betapa para wanita yang sebagiannya
adalah seorang muslimah sudah tidak sungkan-sungkan lagi untuk membuka auratnya
di tempat-tempat umum. Bahkan sebgaiannya merasa bangga menampakkan auratnya di
tempat umum agar orang dapat melihat keindahan tubuhnya. Padahal jika kita
sedikit berfikir sehat saja, akibat membuka aurat ini, akibat pamerr aurat ini,
akibat enggan mengenakan busana syar’i akan membuka banyak pintu-pintu
keburukan, pintu-pintu maksiat.
Kita
lihat saat ini, berapa banyak tersebarnya perbuatan zina akibat membuka aurat
dan enggan berbusana syar’i ini, berapa banyak kejadian perkosaan, pelecehan
seksual akibat membuka aurat ditempat umum, dan berapa banyak keluarga yang
hancur, terjadi perselingkuhan akibat enggan mengenakan busana syar’i dalam
keseharian.
Mungkin
penelitian secara rinci yang menyebutkan hal-hal ini belum kita ketahui. Namun
kita lihat saja kejadian-kejadian yang ada ini, apakah dari kebanyakannya
mereka menutup aurat dengan benar? Tentu tidak. Kita akan menemui para pelaku
zina ini tidak menutup aurat dengan benar, istri yang berseingkuh, suami yang
berselingkuh yang akibatnya menghancurkan keluarganya kebanyakannya tidak
berbusana syar’i. Maka dari sini kiranya sudah cukup bagi kita untuk menyatakan
bahwa salah satu penyebab kerusakan ini adalah ketidak sungkanan seorang wanita
untuk membuka aurat dan keenngganannya berbusana syar’i.
Oleh
karena itu, benarlah bahwasannya syariat Islam ini adalah syariat yang membawa
maslahat, dan menjauhkan kemungkaran. Karena memang diantara point penting dari
pensyariatan berbusana syar’i adalah untuk menutup pintu-pintu maksiat dan
menggiring manusia kepada kebaikan satu ke kebaikan yang lainnya. Mari coba
kita lihat beberapa point yang dapat mengantarkan kebaikan akibat berbusan syar’i
ini.
1.
Menjaga
Kehormatan
Dengan
seorang muslimah berbusana syar’i maka tentu ia telah menjaga kehormatan
dirinya, keluarganya, suaminya dan anak-anaknya. Karena seorang muslimah yang
menutup aurat dengan benar itu lebih terhormat daripada wanita yang membuka
aurat di tempat umum. Ia tahu bahwasannya perhiasan, auratnya sangatlah mahal
yang tidak semua orang dapat menikmatinya. Namun wanita yang suka membuka aurat
dan enggan berbusana syar’i tentu mungkin ia menganggap perhiasannya, auratnya
adalah barang yang murah sehingga semua orang dapat menikmatinya dengan bebas.
Dan
ternyata dosa yang didapat orang yang membuka aurat itu tidak hanya pada satu
sisi. Tapi minimalnya ada dua sisi yaitu ia sendiri yang membuka aurat akan
mendapat dosa karena tidak mentaati perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan sisi yang lainnya adalah kaum pria yang
karena ia membuka aurat melihatnya, menikmatinya, maka ini juga merupakan
sebuah maksiat yang juga ditimpakan kepada sang wanita itu tanpa mengurangi
pada pria yang melihatnya. Tentu ini adalah kerugian yang besar bagi seorang
wanita yang tidak mau berbusana syar’i.
2.
Menjaga
Pandangan
Ketika
seorang muslimah berbusana syar’i maka tentu ia dituntut untuk terus menjaga
pandangannya, dan berhias dengan rasa malu. Tentu jarang akan kita temua
seorang muslimah yang berbusana syar’i namun matanya jelalatan memandangi
hal-hal yang terlarang dilihat olehnya, menadangi para laki-laki, atau membuat
laki-laki terpikat olehnya dengan berbagai macam cara dan gaya.
Hal
ini dikarenakan memang ketika seorang muslimah melaksakan satu ketaatan, maka
berimbas dan berkonsekwesi ia taat pada keadaan lainnya. Ketika ia berbusana
syar’i karena mentaati Allah, maka ketika di luar rumahpun ia harus berhias
dengan ketaqwaan, menjauhi perbuatan yang dapat mengantarkannya kepada maksiat,
menjaga pandangannya, menundukkan pandangan dan lain sebagainya.
3.
Mendidik
Ketaatan
Seorang
muslimah yang berbusana syar’i maka ia telah mendidik ketaatan bagi dirinya
sendiri seperti yang sedikit dijelaskan pada point no 2, dan mendidik ketaatn
kepada keuluarga dan anak-anaknya, serta mendidik ketaatan di lingkungan dimana
ia berada.
Mendidik
ketaatan bagi diri sendiri ini sudah tentu dirasa setiap muslimah yang
berbusana syar’i karena dengan ia menjalankan satu syariat Allah maka iapun
harus menjalankan syariat yang lainnya seperti yang telah dijelaskan pada poin
no 2.
Sedangkan
mendidik kataatan bagi keluarga dan anak-anak disini adalah mendidik dengan
memberikan teladan yang baik kapada mereka. Dengan memberikan contoh yang baik
yaitu berbusana syar’i maka harapannya anak-anak dan keluarga terbiasa melihat
perbuatan baik ini, dan lama kelamaan akan mau mengikuti berbusana syar’i juga.
Tentunya berbusana syar’i disini bukan hanya secara dzohir menutup fisik saja,
namun ia juga harus menghiasinya dengan akhlak yang baik.
Berhias
dengan akhlak yang baik ini menjadi penting karena kita lihat saat ini ada
beberapa wanita muslimah yang berbusana sudah syar’i tetapi akhlak jahiliyahnya
belum ia tinggalkan malah justru membuat orang lari darinya, orang lari dan
takut melihatnya dan justru dakwah dan teladan ini tidak dapat tercapai akibat
orang sudah berfikir negatif terhadapnya. Maka berhias dengan busana syar’i
yaitu busana yang dapat menghantarkan ketaqwaan dan akhlak yang baik adalah
satu paket yang tidak bisa terpisah.
4.
Menghindari
Konflik Keluarga, Perselingkuhan, dan Perceraian
Betapa
banyak kita lihat saat ini konflik keluarga, perselingkuhan terjadi akibat
tidak mau menutup aurat dengan baik. Akibat seorang istri memamerkan auratnya
ditempat umum, akhirnya banyak laki-laki tertari padanya dan berusaha
menggodanya hingga akhirnya sang istripun terpikat pesona laki-laki lain
terjadilah apa yang sering kita lihat dari sebuah konflik dalam keluarga yaitu
perslingkuhan.
Maka
dengan metaati syariat Allah, menutup aurat dengan busana syar’i, menaham
pandangan, menjaga kemaluan, insya Allah perbuatan-perbuatan maksiat seperti
perselingkungan yang berujung pada konflik keluarga dan perceraian ini dapat
diminimalisir dan di hentikan.
Hal
ini karena memang wanita ini adalah fitnah terbesar bagi kaum pria, maka
hendaknya mereka lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku. Karena ketika
ia terjebak dalam satu kubangan maksiat maka akan menuntunnya kepada maksiat
lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita" (HR. Bukhori dan Muslim)
Oleh
karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwasannya busana syar’i adalah sebuah solusi. Mungkin awalnya terasa berat,
awalnya terasa tidak enak, tidak nyaman bahkan mendapat ujian dari berbagai
pihak, namun ketika kita sudah terbiasa, kita sudah menikmati syariat itu maka
akan tersa manis ketaatan itu. Karena sesungguhnya iman itu manis, sebagaimana yang
telah disabdakan oleh baginda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Dari Anas bin Malik
radhiallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Tiga perkara yang jika terdapat pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman, Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari pada selainnya, Ia mencintai seseorang, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan Ia benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke neraka" (HR Al-Bukhari dan Muslim).
"Tiga perkara yang jika terdapat pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman, Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari pada selainnya, Ia mencintai seseorang, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan Ia benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke neraka" (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Maka ketika
seuatu perbuatan itu menyelisihi syariat walaupun umumnya dikejakan oleh
kebanyakan manusia seperti dalam hal ini adalah berbusana terbuaka, membuka
aurat, oleh karena Allah dan Rasul-Nya lebih ia kedepankan dari selainnya ia
akan memilih berbusana syar’i dalam rangka mentaati Allah dan Rasul-Nya
walaupun kebanyakan manusia tiodak ridho dan tidak menyukainya. Maka ini adalah
salah satu sebab seorang muslim dapat merasakan manisnya iman. Wallahu a’alam.
0 komentar: