Busana Syar’i Itu Menutupi Bukan Menghiasi
Memakai
busana syar’i khususnya bagi seorang muslimah, belakangan ini sudah menjadi hal
yang mungkin bisa dikatakan lagi ngetren. Dan alhamdulillah ini adalah hal yang
perlu disyukuri, karena saat ini sudah semakin banyak muslimah yang mulai
mengenakan busana syar’i dalam kesehariannya.
Namun,
karena mungkin awal keinginan memakai busana syar’i ini karena ingin ikut tren,
maka banyak yang lalai akan tujuan memakai busana syar’i bagi muslimah.
Sehingga kita dapati banyak yang mengakunya telah berbusana syar’i namun
ternyata pada busana yang dipakainya masih banyak terdapat pernak-pernik hiasan
yang menempel dengan berbagai macam model dan corak warnanya.
Padahal
jika kita tengok lagi kebelakang, kita dapati di dalam syariat Islam ini
seorang muslimah di wajibkan mengenakan busana / jilbab itu tujuannya adalah
untuk menutupi auratnya, menutupi perhiasannya. Sampai syariat Islam ini juga
melarang melembutkan suara ketika berbicara kepada laki-laki yang bukan
mahromnya, melarang muslimah memakai wangi-wangian yang mencolok ketika di
tempat umum, dan lain sebagainya. Tentu larangan-larangan ini bukanlah hal yang
sia-sia dan tidak ada maslahat yang ingin dicapai.
Kita
dapati tujuan dari larangan-larangan di dalam Islam ini ternyata adalah untuk
melindungi seorang muslim dan muslimah dari berbagai macam fitnah yang mungkin
timbul pada keduanya. Karena sebagaimana yang pernah di sebutkan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya wanita itu adalah aurat sehingga
ketika ia keluar rumah syaiton akan menghiasinya agar terjadi fitnah, maka
hal-hal yang berkaitan dengan mempercantik diri, berhias, memperindah, seperti
yang kami sebutkan diatas di larang dalam Islam.
Jika
kita lihat, semua perkara larangan bagi muslimah diatas maka kita dapati antara
satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Seperti larangan tabarruj misalnya,
tentu ini sangat berkaitan erat dengan larangan memakai wangi-wangian, larangan
melembutkan suara, larangan berkholwat, dan lain sebagainya. Mungkin jika
diteliti maka kesemua hal-hal yang dilarang bagi perempuan ini memiliki
korelasi yang kuat dengan perbuatan maksiat yang mungkin timbul, seperti zina
dan sejenisnya.
Semakin
seorang muslimah mampu menahan dirinya dari perbuatan-perbuatan terlarang
baginya di dalam Islam, maka akan semakin jauh peluang dirinya untuk berbuat
maksiat. Dan sebaliknya, semakin banyak seorang muslimah melanggar larangan –
larangan Allah, maka tentu peluang bermaksiatnyapun semakain banyak. Karena
dengan ia melanggar larangan Allah saja itu sudah termasuk maksiat kepada Allah
ta’ala, dan dari satu maksiat ini dapat membuahkan maksiat lainnya yang lebih
besar, dan bagitu seterusnya.
Oleh
karena itu, mari kita lihat kembali apa tujuan kita berbusana syar’i. Apakah
kita berbusana syar’i hanya karena ikut-ikutan tren karena sedang ramai
diperbincangkan, atau memang kita berbusana syar’i itu benar-benar ingin meraih
keridhoan Allah dan meningkatkan taqwa kita kepada Allah.
Jika
kita berbusana syar’i ingin meraih keridhoan Allah, maka tentu busana yang kita
pakai hendaknya sesuai dengan apa yang telah di persyaratkan dalam Islam.
Jangan sampai kita sebuat busana sebagai busana syar’i namun ternyata tidak
bersesuaikan dengan tujuan dari berbusana tersebut.
Perlu
diingtkan kembali bagi setiap kita, bahwasannya berbusana syar’i itu
tujuannya adalah untuk menutupi dan bukan menghiasi. Maka jika dalam
busana kita adalah unsur hiasan, maka tentu ini bukanlah hakikat dari menutupi
perhiasan muslimah, menutupi kecantikannnya, dan justru sebaliknya, ia
tampakkan perhiasannya, sehingga dirinya tampak lebih menarik dan dalam keadaan
ini berarti ia dhohirnya menutup tapi hakikatnya menampakkan. Wallahu a’lam.
Fanpage
RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun
FB RUMAH BELANJA WHYLUTH
0 komentar: