Apa Niat Anda Berbusana Syar’i ?
Memakai
busana syar’i bagi muslimah belakangan ini sudah mulai menjadi tren dan cukup
banyak diminati. Hal ini terlihat dari banyaknya peminat terhadap busana-busana
berupa gamis dengan label-label yang syar’i dengan berbagai macam modelnya.
Hingga
pada hari ini kita dapati bahkan tidak cukup dengan label busana syar’i atau
gamis syar’i, bahkan untuk memikat kaum muslimah mau mengenakan seperangkat
model busana ini, ditambah slogan labelnya dengan nama cantik dan syar’i. Maka
tidak heran banyak dari kaum wanita yang katanya sudah mengenakan gamis syar’i
tetapi sangat memperhatikan penampilannya bagaimana agar ia tampil semaksimal
mungkin, secantik mungkin ketika keluar rumah.
Sebenarnya
fenomena ini, ada sisi positifnya dan ada juga negatifnya. Sisi positifnya
adalah minimal kita dapat mengurangi pemandangan buruk dari para wanita yang
setengah telanjang karena berpakaian yang masih setengah jadi, sedangkan sisi
negatif dari busana syar’i yang masih dibumbui unsur berhias agar terlihat
cantik ini adalah kurang bersesuaian dengan apa yang dipersyaratkan dalam
Syariat ini mengenai bagaimana busana yang syar’i itu.
Melihat
fenomena ini, hendaknya setiap kita melihat kembali, meninjau kembali
sebenarnya apa tujuan kita berbusana syar’i dan apa landasan dan ukuran kita
berbusana syar’i. Karena dengan meninjau ulang niat kita dan landasan / dasar /
standar suatu busana itu dikatakan syar’i ini maka akan lebih memperjelas,
apakah yang kita lakukan memang sudah benar-benar bersesuaian dengan syariat
Islam, ataukah kita hanya membawa labelnya saja.
Betapa
banyak saat ini kita dapati berbagai macam selogan busana syar’i seperti
katanya syar’i itu cantik, syar’i anggun, sayr’i itu menarik dan lain
sebagainya. Sehingga kita dapati banyak muslimah terpincut dengan slogan-slogan
seperti ini. Akhirnya hari ini kita dapati begitu repot dan ribetnya seorang
muslimah dalam berbusana syar’i dengan berbagai macam tutorialnya.
Padahal
jika kita telisik kembali, busana yang syar’i itu bukanlah busana dengan logo /
label syar’i, bukan busana yang sekedar penamaan gamis syar’i dan sejenisnya,
namun hakikat busana syar’i itu adalah busana yang bersesuaian dengan syariat
Islam dan terjauh dari perkara-perkara yang di larang atau minimal perkara yang
mengantarkan kepada perkara yang dilarang.
Nah
mulai sekarang mari perhatikan niat kita. Dimana dengan niat inilah seorang
yang beramal akan mendapatkan pahala. Ketika kita niat berbusana syar’i
benar-benar ingin menapaki jejak syariat Islam, maka tentu niatnya jangan
sampai meleset. Jangan sampai yang awalnya kita ingin berbusana syar’i dengan
meneuhi berbagai acam syaratnya namun seiring jalan terkalahkan dengan syahwat
ingin terlihat cantik di tempat umum. Tentu ini bukanlah perkara yang
dibenarkan, karena tujuan berbusana muslimah yang syar’i itu bukan agar tampil
cantik, namun agar tertutupi kecantikannya sehingga tidak menimbulkan fitnah.
Sekarang
mungkin ada yang beralasan ketika dinasehati agar berbusana itu jangan sampai
berhias karena itu merupakan salah satu bentuk tabarruj yang dilarang apalagi
ditambah dengan memakai minyak wangi yang semerbak ketika keluar rumah,
dijawablah oelh muslimah tersbut, kan melakukan sesuatu itu tergantung dengan
niatnya. Kalau saya pakai busana yang bagus, yang cantik ini tujuannya bukan
tabarruj, saya memakai parfum ini tujuannya bukan karena ingin dicium oleh
laki-laki lain tentu ini tidak masalah, karena amalan itu kan tergantung
niatnya. Kalau niatnya baik yang amalan itu baik, kalau niatnya jelak baru
amalan itu jadi jelak.
Untuk
menjawab pernyataan - pernyataan seperti ini, maka kita harus meninjau ulang,
apa landasan hukum amalan itu bergantung pada niatnya. Mari kita simak
pelan-pelan dan pahami dengan seksama penjelan haditsnya berikut. Dari Umar bin
khothob, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Amal
itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang
siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah
dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita
yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.”
(HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
Pada hadits tersebut dikatakan
bahwasannya segala amal itu tergantung pada niatnya, yang dimaksut dengan amal
disini adalah semua amal yang dibenarkan syariat, sehingga setiap
amal yang dibenarkan syariat tanpa niat maka tidak berarti apa – apa menurut
Agama Islam. (Syarah Arba’an An Nawawi)
Dari nukilan keterangan Ulama diatas,
maka jelas sudah pernyataan-pernyaataan diatas tentu tidak masuk jika
digabungkan dengan hadits niat ini. Karena niat itu terhitung sebagai amal
sholeh ketika sebelumnya amalan yang kita niatkan adalah amalan yang dibenarkan
dalam syariat Islam. Sementara bersolek, berhias ketika keluar rumah bagi
muslimah, bertabarruj, memakai parfum keluar rumah (yang tercium wanginya) dan
sejenisnya walaupun beralasan dengan hadits niat, maka ini tidak terhitung
karena amalan tersebut Bukan Amalan Yang Dibenarkan dalam Syariat
dan justru amalan tersebut adalah amalan yang Dilarang dalam Syariat.
Ketika amalan itu amalan yang dilarang, maka yang wajib bagi seorang Muslimah
adalah jangan mengamalkannya dan jangan mencari – cari dalil jika belum
memahami penjelasan dalil / hujjah yang digunakan dari para Ulama Sunnah.
Begitu pula dalam hal niat memakai
busana syar’i. Dalam hal ini berbusana syar’i adalah syariat Islam, perintah
Allah ta’ala. Maka amalan ini akan terhitung di sisi Agama kita ketika
dibarengi dengan niat yang benar, niat yang Ikhlas. Jika ada yang beramal yaitu
berbusana muslim namun niatnya karena dunia, niatnya agar terlihat cantik,
niatnya untuk memikat pria Idaman, dan sejenisnya atau bahkan mungkin tidak ada
niat, maka tentu amalan ini tidak ada maknanya di dalam Syariat Islam ini.
Maka mari kita periksa kembali niat
kita, kita luruskan niat kita, kita ikhlaskan niat kita dalam beramal, dalam segala
amalan termasuk berbusana syar’i hanya karena Allah dan mengikuti tuntunan
Allah dan Rosul-Nya. Karena memang dua perkara ini adalah kunci dierimanya
amal, yaitu Ikhlas dan Sesuai Tuntunan Islam. Wallahu a’lam.
Fanpage RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun FB RUMAH BELANJA WHYLUTH
0 komentar: