Hijrah Bukan Hanya di Baju atau Di Dagu

Hijrah Hati Menuju Allah
Hijrah Hati Menuju Allah
Saat ini kata hijrah sudah menjadi kata yang lazim dan sering kita dengar di sekitar kita. Ketika seseorang yang dahulunya adalah pelaku maksiat, kemudian ia betaubat dari perbuatan maksiatnya lalu di katakan bahwasannya ia telah ber hijrah. 

Begitu juga kita juga melihat ketika ada seseorang yang tadinya tidak berpenampilan Islami, kemudian ia berubah berpenampilan Islami, yang laki laki berjenggot yang wanita bercadar atau jilbab panjang juga di sebutkan padanya telah hijrah. 

Hijrah menurut Imam Ibnul Qoyyim terbagi menjadi dua macam.Yang pertama hijrah jasmani yaitu pindahnya seseorang dari sebuah negeri ke negeri yang lain. Yaitu hijrah dari negeri kafir ke negeri muslim. Dan yang kedua yaitu Hijrah Hati Menuju Allah dan Rasul-Nya. Dan inilah hijrah yang hakiki, sedangkan hijrah jasmani merupakan cabang dari hijrah hati ini. 

Maka hijrah memiliki pengertian perubahan dari suatu kondisi kepada kondisi lain yang di tuju. Oleh karena itu seseorang harus berhijrah dengan hatinya dari mencintai selain Allah kepada mencintai Allah, dari menyembah kepada selain Allah, menuju menyembah hanya kepada-Nya, dari takut, harap, dan tawakal kepada selain Allah, menuju takut, haram dan tawakkal hanya kepada-Nya dan inilah yang di sebut al firal ilallah, "berlari menuju Allah".

Sebagaimana firman Allah ta'ala dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 50 yang artinya "Maka berlarilah menuju Allah". 

Yaitu berlari dari Allah menuju Allah, berlari dari murka Allah menuju Rahmat Allah, berlari dari kejahilan menuju kepada Ilmu, berlari dari ketaatan kepada Syaitan menuju ketaatan kepada Ar Rahman jalla jalaluh. 

Maka jika kita melihat penjelasan tersebut, penampilan fisik merupan bagian dari cabang hijrah hati menuju Allah. Karena pokok dari hijrah nya seseorang itu adalah pada hati nya. Dimana ketika hati seseorang sudah mampu untuk hijrah dari Allah menuju Allah, maka raganya akan mengikuti hati tersebut. 

Namun  ketika hati seorang hamba belum mampu untuk berhijrah, belum siap dan mungkin bahkan belum berijrah menuju Allah. Walaupun raganya telah nampak tanda tanda hirah, terkadang hal ini menjadikan hijrahnya menjadi lemah. 

Maka tak jarang kita lihat dari beberapa orang di sekitar kita yang nampak telah hijrah dari fisiknya, namun ternyata ia tidak bisa istiqomah dalam jalan hijrah nya akhirnya ia kembali kepada habitat semula kepada keburukan. Mungkin saja hal ini di sebabkan ia belum mengimplementasikan hijrah hati menuju Allah yang sesungguhnya. 

Jadi hijrah itu bukan hanya masalah kalian sudah berubah bentuk fisik, atau sudah merubah gaya biacara dan panggilan, dan sejenisnya. Namun yang lebih penting dari itu semua yaitu menghijrahkan hati kita menuju kepada Allah. dari kejhailan menuju Ilmu. Sehingga kita akan lebih koh berjalan di atas jalan hijah. DImana ilmu ini adalah sebaik baik bekal untuk kita hijrah menuju kepada Allah dan Rasul-Nya. 

Admin 

0 komentar: