Menjaga Kalimat Tauhid Yang Sebenarnya

Seperti pada postingan sebelumnya di sebutkan ada sekelompok orang yang membakar bendera bertuliskan kalimat tauhid dengan tujuan untuk menjaga kalimat tauhid. Dari kalimatnya sudah terasa janggal. Apalagi dari perilaku orang yang melakukannya. Jauh dari unsur yang dikatakan menjaga dan menghormati kalimat tauhid. 

Jika benar kita ingin mengagungkan dan menjaga kalimat tauhid, maka hendaknya kita perhatikan apa yang di inginkan dalam kalimat tauhid itu sendiri. Apa makna kalimat tauhid, apa rukun rukun dan syarat syarat serta konsekwensinya. 

Jangan sampai kita berteriak sana sini, mengatakan membela kalimat tauhid, sementara kita tidak mengetahui apa yang di harapkan dari kalimat tauhid itu sendiri. 

Maka dalam kesempatan ini, kami ingin sedikit menyampaikan ringkasan mengenal apa makna kalimat tauhid, syarat syarat dan rukun kalimat tauhid tersebut. 

Makna Kalimat Tauhid Laa Ilaha Ilallah

Makna Kalimat Tauhid Laa Ilaha Ilallah
Makna Kalimat Tauhid Laa Ilaha Illallah
Makna kalimat tauhid laa ilaha illallah secara singkat dapat di artikan tidak ada sesembahan yang benar yang berhak di ibadahi, yang berhak di sembah kecuali hanya Allah saja. Konsekwensinya berarti semua sesmbahan yang di sembah selain Allah ta'ala adalah bathil. 

Menyembah / beribadah kepada malikat, nabi, jin, matahari, bintang, bulan, kuburan, berhala adalah perkara yang batil yang bertentangan dengan Tauhid. 

Maka bagi siapa yang ingin mengimplementasikan tauhid dalam dirinya, menjaga tauhid, mengagungkan tauhid hendaknya setiap kita memurnikan ibadah hanya kepada Allah, mengkufuri semua sesembahan selain Allah dalam bentuk apapun bahkan kepada malaikat yang mulai sekalipun.

Rukun Kalimat Tauhid Laa Ilaha Illallah

Rukun Kalimat Tauhid
Rukun Kalimat Tauhid

Setelah mengetahui secara singkat makna kalimat tauhid laa ilaha illallah, maka selanjutnya adalah tentang rukun kalimat tauhid. 

Bahwasannya kalimat tauhid laa ilaha illallah memiliki dua rukun yang harus terpenuhi. Apa dua rukun tersebut ? 

Rukun yang pertama yaitu An Nafyu (peniadaan). Apa maksut peniadaan ? Siapa yang di tiadakan ? 

Maksut peniadaan yaitu meniadakan seluruh sesembahan selain Allah ta'ala dan kufur terhadap sesembahan selain Allah ta'ala. 

Rukun yang kedua, yaiti Al Itsbat (penetapan). Apa maksut penetapan ? 

Maksut penetapan yaitu menetapkan bahwasannnya hanya Allah saja lah yang berhak untuk di sembah, di ibadahi dan menetapkan peribadahan hanya di tujuan kepada Allah saja.

Lalu apa itu ibadah ? Sebagaimana yang di sebutkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di dalam kitab al Ubudiyah bahwasannya yang di maksut dengan Ibadah adalah sebuah nama yang mencakup semua yang di cintai Allah ta'ala dan di ridhoi-Nya, berupa ucapan maupun perbuatan, lahir maupun batin. 

Maka semua yang di syariatkan oleh Allah ta'ala adalah perkara yang di cintai dan di ridhoi-Nya. Dan ini masuk dalam makna ibadah itu sendiri. Maka jika sebuah perkara termasuk dalam ibadah, tidak boleh bagi seorang muslim untuk menyerahkan ibadah kepada selain Allah. Wajib baginya mentapkan peribadahan hanya kepada Allah. 

Seperti takur, harap, tawakkal dan selainnya termasuk dalam perkara ibadah yang di sebutkan di dalam syariat. Maka hal ini wajib kita murnikan hanya kepada Allah.

Syarat Kalimat Tauhid Laa Ilaha Illallah

Sedangkan untuk syarat kalimat tauhid laa ilaha illallah ada 7 syarat. Diantara syarat tersebut, insyaa Allah di lanjutkan pada kesempatan postingan berikutnya. 

Jadi jangan lupa buat terus pantengan blog kami untuk update tulisan - tulisan lainnya. 

Abu Mumtazah 
www.RumahBelanjaMuslim.Blogpot.Com

0 komentar: