Hati - Hati Tasyabuh!


Hati - hati tasyabuh
Fenomena Kaum Muslimin 
 
Jika kita melihat fenomena di saat ini, begitu banyak dari kaum muslim dan muslimah yang gaya hidupnya, baik dari prilaku, gaya bergaul, gaya berpakaiansampai-sampai model rambut dan kebiasan-kebiasaan perayaan mereka adopsi dari berbagai macam kebiasaan orang-orang barat yang natabene adalah orang-orang kafir diluar Islam.

Dari sini, dapat kita lihat betapa rendahnya keberlepas dirian kita terhadap orang-orang kafir, terhadap budaya-budaya non muslim. Banyak diantara kita, khususnya para pemuda – pemudia, remaja – remaja muslim yang mereka lebih berbangga mengenakan atribut-atribut orang-orang kafir.

Coba kita lihat para pecinta bola (yang berlebihan) disekitar kita, betapa banyak dari kaum muslimin yang mereka berbangga dengan kostum kesangan mereka yang ternyata dalam pakaiannya terdapat gambar salib, berapa banyak kaum remaja kita yang lebih menyukai gaya rambutnya para pemain bola yang notabene orang kafir?

Di sisi lain dari gaya hidup, kebiasan-kebiasaan perayaan yang berulang, maka akan kita dapati banyak dari kaum muslim dan muslimah yang mendidik dari kecil anak-anak mereka dengan kebiasaan perayaan-parayaannya orang kafir. Seperti dari bayi anak diajarkan selalu merayakan ulang tahun, setiap tahunya dan selalu berulang betapa riuhnya umat muslim dari kalangan anak-anak, remaja, dampaipun orang-orang dewasanya merayakan tahun baru, atau betapa banyak dari kalangan remaja setiap bulan februari merayakan hari valentine, atau yang lainnya merayakan April Mop dan yang lainnya yang merupakan itu adalah perayaan-perayaan orang-orang kafir.

Benarlah apa yang telah di sampaikan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari)

Dan di dalam riwayat lain, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim).

Dan inilah yang terjadi di saat ini. Sudah menjadi kebiasaan umum bahwasannya kebanyakan dari kaum muslimin telah menjani sedikit demi sedikit jalan-jalannya, kebiasaan hidupnya orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nashoro. Dan yang berbahaya lagi, banyak dari kita yang berbangga akan keadaan seperti ini dan justru banyak meninggalkan dari syariat-syariat Islam dalam keseharain. Nas'alullaha salamatan wal 'afiyah.

Ingatlah wahai saudara dan saudariku, betapa bahaya kita mengikuti jalan hidupnya orang – orang kafir. Hingga kelak pada titip tertentu kita akan berloyalitas kepada mereka dan sedikit-demi sedikit berlepas diri dari kebiasan hidup kaum muslimin.

Maka hendaknya kita lebih memahami dan mengamalakan kemabali salah satu prinsip pokok yang harus dipegang oleh Ahlussunnah Wal Jamaah berkenaan dengan prinsip Wala wal baro’ yaitu berloyalitas dan berlepas diri yang dilandasi atas kecintaan kepada Allah tabaraka wa ta’ala.

Tasyabuh Haram

Dengan fenomena yang terjadi pada umat muslim di zaman ini yaitu maraknya perbuatan tsayabuh penyerupaan diri terhadap orang-orang kafir ini, maka dalam Islam telah banyak larangannya. Diantara larangan itu adalah sebagai berikut,

“Dan janganlah mereka (kaum mukminin) seperti orang-orang telah diturunkan Al Kitab sebelumnya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid : 16)

Dan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam jelas larangan menyerupai suatu kaum, dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Dalam riwayat lain, Nabi juga bersabda, dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi, dan yaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Dan jelas lagi dalam hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu beliau berkata,

“Sesungguhnya orang-orang Yahudi, jika istri mereka haid, mereka tidak mau makan bersamanya dan mereka tidak berhubungan dengannya di dalam rumah. Maka para sahabat menanyakan masalah ini kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga turunlah ayat, ["Mereka bertanya kepadamu tentang darah haid, maka katakanlah dia adalah kotoran (najis), maka jauhilah perempuan saat haid"] (QS. Al-Baqarah: 222) sampai akhir ayat. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lakukan semuanya dengan istrimu kecuali nikah (jima’)”. Berita turunnya ayat ini sampai ke telinga orang-orang Yahudi, lalu mereka berkata, “Laki-laki ini (Muhammad) tidak mau meninggalkan satu pun dari urusan kita kecuali dia menyelisihi kita dalam perkara tersebut“. (HR. Muslim)

Dan banyak lagi hadits-hadits dan fatwa-fatwa para ulama lainnya yang dibangun diatas dalil al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman yang benar yang melarang perbuatan tasyabuh ini.

Sikap Seorang Muslim

Maka sebagai seorang muslim setelah mengetahui dalil – dalil yang jelas mengenai larangan perbuatan tsayabuh ini hendaknya kita tinggalkan perbuatan-perbuatan haram ini. Dan cukuplah apa-apa yang telah turun kepada kita berupa wahyu al-Qur’an dan as-Sunnah shahihah sebagai acuan hidup kita. Dan cukuplah teladan umuat muslim di zaman-zaman keemasan sebagai teladan kita. Jauhi dan tinggalkan kebiasaan-kebiasaan orang kafir. Tanamkan dalam diri seorang muslim kecintaan dan kebencian yang dilandasi atas kecintaan kepada Allah tabaraka wa ta’ala.

Sesungguhnya Islam ini telah sempurna. Tidak perlu ada tambahan dan tidak perlu disempurnakan. Tidak ada yang luput dari syariat Islam ini, kecuali semuanya telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang malamnya sudah seperti siang yang terang.

Allah tabaraka wa ta’ala telah berfirman dalam al-Qur’an,
Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagimu”. (QS. Al-Maidah: 3).

Dan dari Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda,
Sungguh telah aku tinggalkan bagi kalian (syariat) yang putih cemerlang (jelas), malamnya seperti siangnya. Tidak akan menyeleweng daripadanya sepeninggalku melainkan dia akan binasa”. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).

Dan hendaknya bagi setiap muslim juga memperhatikan, siapakah yang menjadi idola kita. Siapa orang yang menjadi panutan kita. Karena kita mengidolakan siapa, atau tim apa, atau kebiasaan apa, ini sangat berpengaruh dengan perilaku tasyabuh ini. Karena ketika seseorang mengidolakan individu kafir, entah dari kalangan artis, pemain bola, ahli motivasi (motivator), dan selainnya, maka lambat laun rasa cinta kita terhadapnya akan muncul dan tumbahlah benih ingin meniru apa yang mereka perbuat dalam didiri kita. Dan akhirnya syariat Islam di kesampingkan, kiblat kita berubah ke orang-orang kafir atau fasiq tersebut. Maka hendaklah berhati-hati dalam mengidolakan sesuatu atau individu. Cukuplah jadi idola bagi seorang muslim ada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai suri tauladan yang baik, sebagai motivator dan sebagai tren pegangan hidup umat muslim. 

Wallahu a’lam

Mari like Fanpage kami di RUMAH BELANJA MUSLIM

1 komentar: