Siapakah Idola Kita?

Idola Seorang Muslim
Idola merupakan satu kata yang hampir setiap orang memilikinya. Idola merupakan sesuatu, berupa orang, gambar, patung atau yang lainnya yang itu menjadi pujaan, atau sesuatu yang yang dicintai. Mereka yang memiliki idola ini, kebanyakan di dalam kehidupan sehariannya banyak mengacu kepada idolanya tersebut. Dari bertingkah laku, pergaulan, gaya berbicara, bahkan gaya berjalannyapun kalau bisa di ikuti maka mereka ikuti.

Jika kita lihat saat ini, betapa banyak mulai dari kalangan anak-anak, remaja, sampai orang-orang dewasa, dan bahkan pasca dewasa yang mereka mengidolakan orang-orang dari kalangan artis, pesepak bola, pemusik, penyanyi dan yang lainnya. Dan lihatlah, betapa banyak anak-anak muslim saat ini yang perilakunya mengikuti para idolanya tersebut.

Berapa banyak di masyarakat kita ini, yang kehidupannya banyak di pengaruhi oleh idola. Dari anak-anak muslim kita yang dalam berbicara, bergaul banyak terpengaruh dengan idolanya di televise. Dari berpakaian yang sekarang acuannya adalah artis-artis, pemain band dan yang lainnya. Masyaa Allah, hingga mereka tidak lagi mengindahkan aturan syariat dalam kehidupannya, sehingga acuannya adalah para idola yang salah.

Bahkan parahnya lagi, ada segerombolan anak-anak muda yang jika ditanya, notabene mereka menjawab beragama Islam, namun masyaa Allah, mereka mengidolakan band-band pemuja syaiton beserta lambang-lambangnya yang waliyyadzubillah sangat menyesatkan. Mereka bersenang-senang di dalam kemaksiatannya bersama idolanya tersebut, tanpa berfikir bahwa mereka sedang bermaksiat yang besar kepada Allah.

Maka memang inilah kenyataan yang ada di masyarakat kita. Maka saling menasehatkan dalam hal yang ma’ruf dan mencegah dalam yang mungkar adalah kewajiban seorang muslim. Setiap orang tua, haruslah menasehati anak-anaknya akan perbuatan yang kuarang baik ini, seorang suami harus menasehati dan membimbing istrinya untuk kembali kepada syariat Allah, dan seorang saudara sesame muslim haruslah saling manasehati dalam kebaikan.

Untuk menjadi catatan dalam hal ini, marilah kita renungkan, dan camkan perkataan seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam berikut. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata : “Kami tidak pernah gembira karena sesuatu apapun sebagaimana kegembiraan kami karena mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamEngkau bersama yang engkau cintai”. Maka Anas berkata, “Aku mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar dan aku berharap aku (kelak dikumpulkan) bersama mereka meskipun aku tidak beramal sebagaimana amalan sholeh mereka(HR Al-Bukhari dan Muslim).

Tidakkah takut wahai anak-anak muslim, pemuda-pemuda muslim, yang saat ini masih terus mencintai idola-idola yang kafir. Hingga memajang foto-foto gambar-gambarnya di dalam kamar tidurnya, di rumah-rumah seorang muslim. Tidakkah takut dengan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa seseorang itu bersama dengan yang dicintainya. Jika yang dicintai adalah orang kafir, siapkah mereka berkumpul bersamanya di hari akhirat kelak di tempat seburuk-buruknya tempat kembali?.

Maka marilah kita contoh para sahabat. Contohlah siapa yang menjadi teladan mereka, bagaimana amalan mereka. Walaupun kita tidak akan pernah dapat beramal sebagaimana amalan meraka. Kita tidak akan pernah sama amalannya dengan mereka. Namun contohlah apa yang dikatakan oleh Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu tersebut, maka cintailah Nabi, cintailah, Abu Bakr, Umar dan berharaplah kelak di kumpulkan bersama mereka, walupun kita tidak akan dapat beramal sebagaimana amalan sholeh mereka. 

Mari like Fanpage Kami di Rumah Belanja Muslim 
Temui juga dan add kami di Akun Facebook Rumah Belanja Whyluth
Artikel : www.rumahbelanjamuslim.blogspot.com
 

0 komentar: