Tahukah Anda Jilbab Punuk Unta?

jilbab punuk unta
Pada artikel ringkas sebelumnya yang kami beri judul Berpakaian Tapi Telanjang yang sedikit membahas salah satu makna perkataan Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berkenaan dengan seorang wanita yang tidak akan masuk surga dan tidak mencium wanginya surga karena memiliki sifat berpakaian tapi telanjang. Berikut kutipan haditsnya,

Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim).

Pada artikel sebelumnya yaitu artikel Berpakaian Tapi Telanjang telah disebutkan beberapa makna sifat ini. Dan insya Allah kali ini kita akan bersama mengenal sifat berikutnya yang berkenaan dengan sifat yang di ancam tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya yaitu sifat kepala seperti punuk unta.

Apa sebenarnya yang dimaksut dengan sifat kepala yang menyerupai punuk unta? Imam Nawawi menjelaskan makna perkataan ini maksutnya "Rambut mereka diumpamakan seperti punuk unta, karena mereka mengangkat sanggul rambutnya ke bagian tengah kepalanya untuk menghias dirinya dan ia berpura-pura melakukan itu agar dianggap memiliki rambut yang lebat".

Pada artikel KajianIslam.Net juga disebutkan penafsiran yang masyhur mengenai makna “kepala-kepala mereka seperti punuk unta” adalah mereka membuat kepala mereka menjadi nampak besar dengan menggunakan kain kerudung atau selempang dan lainnya yang digulung di atas kepala sehingga mirip dengan punuk-punuk unta.

Maka sudah cukup jelas bagi kita mengetahui bahwasannya yang dimaksut dengan sifat kepala seperti punuk unta adalah kepala yang disifati dengan bentuk yang terlihat besar dan menjulang keatas (tidak rata dengan bagian kepala lainnya sehingga seperti bejolan) baik menggunakan sanggul palsu, atau rambut yang di gulung, ataupun menggunakan kain kerudung dan sejenisnya. Jadi patokannya ada bentuk kepala yang ada benjolan miring yang menyerupai punuk unta.

Setelah kita menganal bagaimana itu sifat kepala yang seperti punuk unta yang disebutkan dari hadits diatas yang diancam tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, tentu kini kita dapat mengukur diri, melihat penampilan kita, apakah sudah benar cara berjilbab kita, bagaimana cara berjilbab kita, apakah cara berjilbab kita menyerupai punuk unta yang telah dijelaskan dalam hadit diatas atau tidak. Maka mudah-mudahn ini dapat menjadi nasehat bagi kita semua baik muslim maupun muslimah agar manjaga diri kita dan keluarga kita dari api neraka sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di sebuah ayat berikut,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ ناراً وقودها النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عليها مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدادٌ لاَّ يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ 
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At-Tahrim : 6)

Dan diantara tanda kasih sayang kita kepada keluarga adalah dengan adanya nasehat satu sama lain. Seoarang laki-laki adalah pemimpin dalam rumah tangganya, ketika ia melihat ada kemungkaran yang dilakukan oleh keluarganya baik anak-anaknya, istrinya, maka dalam rangka pengamalan firman Allah ini hendaknya ia nasehati keluarganya agar betaubat dari perbuatan buruknya itu dan kembali kepada ketaatan kepada Allah. Karena sesungguhnya setiap pemimpin itu pasti akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang ia pimpin.

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang diberi hidayah dan taufiq dari Allah untuk dapat menjalankan ketaatan kepada-Nya tanpa bertanya kenapa harus begini dan kenapa harus begitu. Karena sesungguhnya tujuan akhir hidup kita adalah akhirat yaitu Surga-Nya Allah subhanahu wa ta’ala. Maka tentu dunia ini bukanlah akhir dari segalanya sehingga kita harus mengutamakannya. Karena sesungguhnya dunia ini adalah tempat untuk bercocok tanam, tempat beramal sholih untuk bekal kita di akhirat kelak ketika menghadap Allah subhanahu wa ta’ala. Wallahu a’alam.  


0 komentar: