Berita Oh Berita – Selektif Menerima dan Menyebar Berita
Portal Berita Kekinian
Web berita, belakangan ini memenuhi beranda
medsos kita. Terutama berita-berita yang lagi ngehit dan kekinian seputar
politik dan sejenisnya.
Berbagai macam judul berita yang WAAW, HEBOOH
dan FANTASTIS melintasi beranda Medsos.
Berbagai macam portal berita yang namanya masih
terasa asing banyak beredar viral di media sosial.
Telisik punya telisik, ternyata banyak web-web
"prematur" bermunculan. Dengan usia yang begitu muda, bahkan baru
dibuat sudah berisi posting berita yang begitu banyak.
Isi beritanya juga ternyata pembentukan citra
dan penggiringan opini.
Macam-macam tulisan berita yang hebooh disebar.
Terkadang kita temui berita yang antara JUDUL
dengan ISI sama sekali tidak nyambung.
Mungkin mereka sadar banyak di kita yang tidak
terlalu suka membaca.
Ketika kebanyakan orang hanya BACA JUDUL saja
tanpa perhatikan KONTEN BERITANYA, maka berhasilah pembentukan opini mereka.
Akhirnya banyak info miring, berita sumbang,
yang dari satu sumber ke sumber lain bersebrangan. Tidak heran karena memang
mungkin berita hanya dijadikan sarana PEMASARAN CITRA.
Perhatian Terhadap Agama
Maka sikap kita sebagai MUSLIM hendaknya lebih
perhatian lagi dengan AGAMA kita.
JANGAN ASAL SEBAR BERITA yang kita tidak mengetahui hakikatnya. Apalagi share berita tanpa ada kroscek dan
perhatian terhadap sumbernya. Ingatlah bahwasannya Allah ta'ala berfirman,
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَوَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS Al-Isroo' : 36)
JANGAN SAMPAI kita jadi alat pencitraan person
tertentu.
Apalagi jadi alat menjatuhkan kehormatan orang
lain oleh sebagian orang yang tujuan beritanya hanyalah untuk dunia dan politik yang fana.
Ingat setiap perbuatan kita pasti di catat dan kelak kita akan di minta pertanggung jawaban atasnya.
مَّايَلْفِظُ
مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan,
melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu hadir”. (Qaf : 18)
Maka mari lebih berhati-hati lagi terhadap
berita-berita yang tersebar bebas di media sosial yang tidak bisa dipertanggung
jawabkan kebanarannya.
Sikap Kita Terhadap Berita
Sebelum menerima berita, perhatikan sumbernya, perhatikan siapa yang menulis dan untuk apa dia menulis. Apakah media tersebut netral sebagai media berita yang Ilmiyah, ataukah hanya sebagai alat politik. Apakah konten dari berita itu berkualitas atau hanya sekedar isu yang tidak bisa di pertanggung jawabkan.
dan yang penting lagi, perhatikan ketika kita menyebar berita tersebut apakah akan berdampak buruk, keributan, perdebatan atau tidak.
Jika seandainya dengan kita menerima dan menyebarkan berita yang menyebabakan permusuhan, keributan maka akan lebih baik kita diam darinya.
Mari kita membuat timbangan perilaku kita menjadi lebih selektif lagi. Jangan bertindak dahulu baru difikir. Yang kebanyakan sikap seperti ini akan menimbulkan kerusakan dan penyesalan.
Buatlah pertimbangan maslahat dan mudhorot. Jika seandainya apa yang kita lakukan itu mengandung masalahat yang lebih besar maka tentu tidak ada alasan untuk diam.
Namun jika apa yang kita lakukan berpotensi kerusakan yang lebih besar daripada manfaatnya, maka lebih baik bagi kita untuk berhenti dan diam darinya.
Wallahu a'lam.
Abu Mumtazah
0 komentar: