Menjadi Wanita Teladan
Pada artikel yang lalu telah di singgung mengenai kisah
seorang wanita muslimah yang berkulit hitam yang mendatangi rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk minta di doakan kesembuhan dari sakit yang di
deritanya. Berikut ini kami kutipkan kisah wanita muslimah tersebut.
Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu
Abbas berkata padaku, “Maukah
aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya”
Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit
ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar
Allah Menyembuhkannya.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan
jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita itu menjawab, ‘Aku
pilih bersabar.’ Lalu
ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku,
auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’
Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Coba kita lihat dan renungi riwayat di atas. Bagaimana sifat wanita penghuni surga yang telah di janjikan Rasulullah shallallahu 'aklaihi wa sallam. Bukanlah paras cantik nan rupawan, bukan juga penampilan yang trendy dan wangi. Tetapai lihatlah betapa tawakkal dan sabarnya wanita tersebut dalam menerima takdir Allah. Dan lihatlah, hingga dalam keadaan sakit yang di luar kontrol kesadarannyapun
wanita muslimah itu masih memikirkan auratnya yang tersingkap.
Coba kita bandingkan dengan kebanyakan wanita muslimah sekarang. Saat sadar pun mereka dengan mudah dan penuh keridhoan membuka auratnya. Mereka berbusana
yang minim serba terbuka hingga mayoritas auratnya terlihat kecuali hanya sedikit saja yang tertutupi.
Tidakkah kita menginginkan surga sebagaimana yang diinginkan wanita berkulit hitam itu? Tapi mengapa amalan kita tidak mencerminkan dengan keinginan kita? Tidakkah harapan masuk surga tanpa usaha itu adalah sebuah angan-angan kosong belaka?
Tidakkah kita menginginkan surga sebagaimana yang diinginkan wanita berkulit hitam itu? Tapi mengapa amalan kita tidak mencerminkan dengan keinginan kita? Tidakkah harapan masuk surga tanpa usaha itu adalah sebuah angan-angan kosong belaka?
Jangan berpikir wanita masuk surga itu harus memiliki kualifikasi cantik dan rupawan. Karena fisik bukanlah jaminan. Mungkin saja ketika didunia paras seorang wanita itu terlihat cantik dan bercahaya yang membuat lelaki yang melihatnya terpikat, namun karena akhlaknya yang buruk, ia selalu membuka aurat dan enggan memakai busana syar'i, prilakunya selalu bertentangan dengan syariat Islam, akhirnya kelak ia di akhirat wajahnya buram, kelam karena mendapat adzab dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Begitu juga sebaliknya, bisa saja ketika didunia ini paras seorang wanita itu mungkin berkulit hitam, tidak manarik bagi laki-laki yang melihatnya, namun karena akhlaknya yang baik, ia selalu menutup aurat dengan busana yang syar'i, ia bertawakal hanya kepada Allah, ia bersabar atas takdir Allah terhadapnya, dan ia menjalnkan syariat Allah dengan baik dan menjuhi segala larangan-Nya, ternyata ia di akhirat wajahnya bercaya, cantik jelita dan dimasukkan ke dalam surga.
Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslimah yang ingin masuk surga, menjadikan teladan wanita yang berkulit hitam yang yang dijamin surga oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Yaitu meneladani kesabarannya dalam menghadapi penyakit yang diderita, ketawakalannya terhadap takdir Allah, dan penjagaan terhadap auratnya meskipun dalam keadaan tidak sadar.
Perlu di ingat juga, bahwa seorang muslimah kelak mereka akan menjadi seorang ibu bagi
anak-anaknya. Setiap ibu, setiap orang tua memiliki kewajiban mendidik anak-anak, dimana ibu ini meupakan madrasah pertama bagi anaknya. Maka ketika seorang ibu berakhlak buruk, seorang ibu tidak memperhatikan syariat Islam, seorang ibu membuka auratnya di tempat umum, apa yang dapat kita harapkan terhadap generasi muslim kedepannya? Padahal seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya kesholihan orang tua merupakan faktor penunjang kesholihan anak, ketika ada orang tua yang tidak sholih, maka bagaimana kita mengharap anak-anak kedepannya juga akan sholih?
Disini pentingnya setiap orang tua memperhatikan perilakunya. Kerena ia tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, namun juga punya tanggung jawab terhadap keluarga dan anak-anaknya.
Disini pentingnya setiap orang tua memperhatikan perilakunya. Kerena ia tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, namun juga punya tanggung jawab terhadap keluarga dan anak-anaknya.
Maka dengan menjadikan wanita yang berkulit hitam ini
sebagai salah satu teladan, dalam bersikap, diharapkan kelak juga wanita
muslimah ini akan menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Dan dengan idzin Allah kelak anak-anak kita pun dapat menjadi wanita muslimah hanya bertawakal kepada Allah, bersabar terhadap takdir Allah dan menutup aurat dengan baik, dengan mengenakan gamis yang syar'i yang menutup aurat secara sempurna. Wallahu a’lam.
Mari like Fanpage FB kami di RUMAH BELANJA MUSLIM
Artikel : www.RumahBelanjaMuslim.Blogspot.Com
0 komentar: