Siapa Sahabatmu?


persahabatan
Sering kita dengar kalimat bahwasannya hidup ini adalah pilihan. Mungkin jika dikatakan seperti itu memang benar adanya. Karena dalam hidup ini dalam segala hal kita harus memilih. Termasuk dalam hal mengambil sahabat dan menjalin persahabatan, maka setiap muslim hendaknya memperhatikan siapa yang mereka pilih untuk dijadikan sahabat karibnya. Apakah ia seorang yang baik agamanya, ataukah buruk atau tidak perhatian terhadap agamanya.  

Namun betapa banyak di saat ini dari kalangan kaum muslim dan muslimah yang tidak memperhatikan dengan siapa dan atas dasar apa ia bersahabat. Bahkan sebagian mereka rela mengorbankan segala sesuatu untuk sahabatnya diatas segalanya.

Kita lihat saat ini berapa banyak orang-orang yang lebih mengutamakan sahabatnya diatas kepentingan keluarganya. Sampai-sampai terkadang ketika seseorang mendapat nasehat dari istrinya, atau dari suaminya ia selalu pikirkan sekian puluh kali untuk melaksanakannya, namun ketika nasehat itu asalnya dari sahabat karibnya entah itu baik atau buruk, maka ia langsung melaksanakan nasihat itu tanpa pertimbangan.

Ketika kita bersahabat namun dasarnya bukanlah kecintaan karena Allah, maka niscaya kasih sayang di dalam persahabatan itu tidaklah akan menjadikan kecintaan dan keriridhoan Allah. Dan justru kasih saying itu dapat berujung pada maksiat kepada Allah. Mari kita renungi Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Tiga sifat yang jika ada pada diri seseorang, ia akan meraih manisnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah mencintainya melainkan karena Allah, ia membenci untuk kembali kepada kekafiran — setelah Allah menyelamatkannya darinya — sebagaimana ia benci apabila dilempar ke dalam api.” (HR. Bukhari dan Muslim).  

Maka dengan landasan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya dan tidaklah ia mencintai seseorang makhlukpun kecuali cintanya itu dibangun karena cinta kepada Allah, maka niscaya ia dapat merasakan manisnya iman. Dan hal ini pula yang hendaknya menjadi landasan dalam memilih sahabat, dan landasan dalam persahabatan yang dibangun diatas kecintaan terhadap Allah subahanahu wa ta’ala.

Bahkan Allah subahanahu wa ta’ala melarang seorang muslim untuk mengambil kekasih dalam hidupnya. Hal ini sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Sesungguhnya orang yang paling banyak memberikan perlindungan kepadaku dengan harta dan persahabatannya adalah Abu Bakar. Andaikan aku boleh mengambil seorang kekasih, niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku...” (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka kecintaan terhadap sahabat hendaknya sewajarnya saja. Jangan sampai kecintaan itu berlebihan hingga melebiha apa yang Allah ridho terhadapnya.

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman mengingatkan kepada kita agar berhati-hati dalam memilih sahabat, agar kelak tidak menyesali apa yang telah kita lakukan selama didunia akibat salah memilih sahabat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

Dan ingatlah pada hari kiamat itu nanti orang yang gemar melakukan kezaliman akan menggigit kedua tangannya dan mengatakan, ‘Aduhai alangkah baik seandainya dahulu aku mengambil jalan mengikuti rasul itu. Aduhai sungguh celaka diriku, andai saja dulu aku tidak menjadikan si fulan itu sebagai teman dekatku. Sungguh dia telah menyesatkanku dari peringatan itu (al-Qur’an) setelah peringatan itu datang kepadaku.’ Dan memang syaitan itu tidak mau memberikan pertolongan kepada manusia.” (QS. al-Furqan : 27-29)

Kita juga hendaknya lebih berhati-hati dalam menjalin persahabatan ketika didunia. Karena bisa jadi kasih sayang yang kita rajut dalam persahatan selama di dunia yang tidak di dasari karena kecintaan terhadap Allah tidak di dasari ketaqwaan kepada Allah, hal ini dapat berujung permusuhan di akhirat kelak. Allah telah mengabarkan dalam al-Qur’an,

Teman - teman karib pada hari itu (hari kiamat) saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertaqwa” (Az Zukhruf: 67).

Sesungguhnya kecintaan, persahabatan yang kekal, yang tidak berujung pada kesedihan kelak di akhirat adalah kecintaan yang dijalin di antara orang-orang yang bertakwa kepada Allah, karena ia dibangun di atas jalan Allah dan dalam rangka menunaikan ketaatan kepada-Nya.

Oleh karna itu, hendaknya setiap muslim, memilih dalam hidupnya sahabat yang baik yang tidak menjerumuskannya kepada kesedihan di hari akhir kelak. Karena sesungguhnya agama seseorang itu mengikuti agama karibnya. Hal ini sebagaimana telah disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Seseorang itu berada di atas agama teman dekatnya, maka hendaknya setiap kalian memperhatikan kepada siapa dia berteman.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan lain-lain)

Link Produk Gamis Syar'i disini
Fanspage kami RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun facebook kami RUMAH BELANJA Whyluth
www.RumahBelanjaMuslim.Blogspot.Com

0 komentar: