Antara Fanatik dan Istiqomah

Antara Fanatik dan Istiqomah
Pada aertikel sebelumnya yang berjudul Pakai Cadar dan Fanatik Beragama telah disinggung anggapan sebagian orang yang menyatakan bahawasannya muslimah yang bercadar itu terkesan orang yang fanatik dalam beragama. Dan dalam sedikit tulisan tersebut telah di paparkan apa itu makna fanatik dan fanatik beragama.

Sekilas ketika kita mendengar kalimat / ungkapan fanatik agama, fanatik beragama memang terasa kesannya negatif dan buruk. Padahal jika kita lihat lagi makna fanatik itu dan ketika digabungkan dengan kata beragama maka maknanya adalah orang yang memiliki keyakinan yang teramat kuat, kepercayaan yang teramat kuat terhadap ajaran agamanya (Islam). Dan tentu jika kalimat ini yang disebutkan kepada para muslim dan muslimah yang taat menjalankan syariat Islam tentu kesannya akan lebih enah diidengar dan lebih melapangkan dada.

Namun ternyata dari kebanyakannya yang menyebutkan atau memberi julukan fanatik agama ini tujuannya bukanlah seperti apa yang ada pada maknanya. Ternyata kita dapati makna fanatifk bergama yang ditujukan itu adalah orang yang berlebihan dalam beragama. Dan tentu ini adalah sebuah kesalahan dalam memahami kalimat. Karena orang yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap kebenaran ajaran agamanya yaitu Islam tentu bukanlah orang yang berlebihan. Malah justru orang yang meragukan kebenaran Islam, tidak terlalu yakin akan kebenaran Islam itulah orang yang bermasalah. Apalagi kalau sampai punya kayakinan semua agama, semua kayinan itu benar, tentu ini lebih nyeleneh dan aneh, serta tidak mampu dicerna logika yang sehat.

Bukankah Allah ta’ala telah berfirman,

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali Imran: 19).

Maka tentu dari sini siapa saja yang tidak meyakini kebenaran Islam, seolah-olah meragukan keberan Islam. Padahal Allah telah nyatakan agama yang diteria, agama yang diridhoi Allah hanyalah Islam. Maka tentu jika ada manusia baik muslim maupun muslimah yang memiliki keyakinan yang kuat akan kebenaran ajaran agama Islam tentu merupakan hal yang positif dan ternyata hal ini harus ada dalam diri setiap muslim. Tidak boleh ada keraguan sedikitpun terhadap ajaran Islam ini.

Dikarenakan kata fanatik itu terasa negatif ditelinga dan kurang enak di rasa disebabkan kebanyakan orang meaknai kaimat ini dengan makna orang yang berlebihan dalam meyakini sesuatu, maka penggambaran yang lebih cocok  sebagai pengganti kalimat fanatik beragama ini adalah kata istiqomah.

Ketika kita melihat orang yang menjalankan syariat Islam, menjauhi larangan-larangan Allah, maka janganlah kita labelkan pada dirinya kalimat fanatik, namun gantilah dengan kata orang yang ingin istiqomah di di jalan Allah.

Lalu apakah makna istiqomah itu sendiri? Makna istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rojab al Hambali rahimahullah yaitu orang yang menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, cit Rumaysho.Com)

Oleh karena itu kita ketahui bahwasannya memakai cadar, memakai jilbab panjang dan lebar, mengenakan celana / kain diatas mata kaki bagi pria, memelihara jenggot bagi pria, menjauhi riba, menjauhi zina dengan tidak mau campur baur dengan lawan jenis, itu semuanya adalah syariat Islam. Maka setiap orang yang melaksanakan semua apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang di dalam Islam itu tentu bukanlah orang yang fanatik dalam artian yang berlebihan dalam beragama, namun orang tersebut adalah seorang muslim yang ingin dan berusaha istiqomah, dan inilah ucapan yang lebih baik ketimbang kita mencela orang yang ingin menjalankan ketaatan.

Jadi jika senadainya kita belum mengetahui bagaimana itu syariat Islam, atau mungkin masih belum mengenal, masih merasa asing dan aneh dengan syariat Islam serta belum mempu mengamalkannya, maka jangan sekali-kali karena ketidak mampuan kita ini menjadikan  kita enggan dan bahkan mencela orang yang melaksanakannya. Jika anda belum mampu beramal dengannya, maka lebih baik anda diam, dan carilah informasi (dalil dan penjelasannya) sebanyak-banyaknya mengenai apa yang anda masih asing terhadap hal tersebut. Sehingga dengan pengetahuan itu anda dapat bersikap adil dan tidak tergesa-gesa menghukumi seseorang itu akstreem atau fanatik atau berlebihan dalam mengamalkan agama. Wallahu a’alam.

Fanpage RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun FB Rumah Belanja WhyLuth

0 komentar: