Mahalnya Kejujuran

Dunia penjara bagi muslim dan surga bagi kafir
Suber gambar : Page BBG AS SUNNAH
Setiap pengusaha muslim, tentunya dalam muamalahnya sehari-hari yang ia cari bukanlah semata-mata untung dan rugi, hal ini menguntungkan atau merugikan, atau tidak ada manfaatnya. Namun lebih jauh dari itu, yang membedakan seorang pengusaha muslim dengan pengusaha lainnya adalah sikap mentalnya yang selalu mengukur segala aktifitasnya tidak hanya diatas timbangan materi, namun timbangan utamanya adalah syariat Islam.

Sebagaimana yang telah di sebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya dunia ini adalah penjara bagi seorang muslim dan surge bagi orang kafir berikut, Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berabda, Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (HR. Muslim).

Dunia ini ibarat penjara bagi seorang muslim karena memang seorang muslim dalam hidup didunia ini tidak bebas sebagaimana bebasnya orang-orang kafir yang tidak ada aturan dalam hidupnya. Seorang muslim memahami bahwasannya Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia itu tidak sia-sia, artinya tidaklah Allah menciptakan manusia, menghidupkannya, memberi rizki padanya, lalu Allah biarkan begitu saja mereka hidup dimuka bumi ini tanpa diperintah dan tanpa dilarang.

Dalam kehidupan di dunia ini, seorang muslim tahu bahwasannya ada perintah baginya, dan ada larangan baginya. Tetapi seorang kafir, mereka hidup bebas tanpa batas, tidak ada halal tidak haram, sehingga kehidupan orang kafir ibarat surga, dimana kesenangan untuknya disegerakan didunia ini dan di akhirat tidaklah mereka mendapat sesuatu kecuali adzab yang pedih dari Allah tabaraka wa ta’ala.

Begitupula dalam hal muamalah jual beli. Setiap muslim mengetahui bahwasannya ada akhlak dan etika yang harus mereka jaga, ada batasan-batasan mana yang boleh dilakukan mana yang tidak boleh. Dan ini berbeda dengan pengusaha yang lain, kalaupun mereka ada yang mereka jaga, semata-mata itu karena sebab untung dan rugi saja atau sebab materi.

Tidak heran jika dizaman dahulu kala konon dakwah Islam di bumi nusantara ini pembawanya adalah para pedagang muslim. Yang karena kebaikan akhlak mereka dalam bermuamalah, maka tidak hanya keuntungan materil saja yang mereka dapatkan, namun dakwahpun berjalan dan banyak orang-orang kafir dari agama Hindu dan Budha yang masuk Islam. Cek artikel Ulanglah Sejarahmu Wahai Pedagang Muslim

Namun ternyata lain dulu lain sekarang. Betapa banyak kita lihat saat ini para pedagang muslim, para pengusaha yang katanya muslim namun banyak dari mereka yang menerjang-larangan-larangan Allah. Demi untuk mendapatkan materi yang melimpah mereka terjang yang haram, mereka lupakan larangan Allah.

Kita lihat di zaman sekarang ini, betapa mahal kejujuran bagi seorang pengusaha yang notabene muslim. Demi mengharap materi yang banyak mereka rela gadaikan kejujurannya. Mereka lakukan tipu muslihat, dari segi produk jualnya, dari segi pengelolaan management nya, atau dari segi yang lainnya. Tak tanggung tanggung banyak juga dari pengusaha di zaman ini yang rela mengeluarkan banyak uang untuk menyokong para calon pemimpin agar memuluskan usahanya. Wallahul musta’an.

Kejujuran ini mungkin terlihatnya sepele, terlihatnya simpel yang anak-anak dari SD pun sudah mempelajarinya, namun ternyata banyak orang-orang yang sudah jauh pendidikannya dari SD tidak mampu mempraktekkannya.

Dari pengusaha kecil-kecilan, sampai pengusaha dalam skala besar banyak dari mereka yang tidak terlepas dari tipu-tipu, dusta dan sejenisnya untuk mearup keuntungan lebih. Dari dusta kecil sampai pada kebohongan yang besar.

Lalu jika seperti ini, jika yang melakukannya adalah seorang muslim, apa bedanya dengan pengusaha-pengusaha kafir lainnya yang dalam hidupnya tidak ada aturan yang harus mereka ta’ati? Mengapa malah justru pengusaha di zaman sekarang ini mencotoh dari akhlak-akahlak buruk dari para pecinta dunia? Apakah sudah luntur nilai-nilai keIslaman dalam dirinya? Lalu dimana hakikat dunia ini penjara bagi seorang muslim jika ternyata mereka didalam hidupnya tidak taat terhadap syariat Allah?

Ini adalah renungan bagi kita semua, baik yang sudah memiliki usaha, sudah menjadi pengusaha dari skala yang kecil maupun besar. Hendaknya kita taati atruan Allah. Jangan sampai karena kita tertari dengan materi lebih lalu kita jalani apa yang Allah tidak ridho terhadapnya dari perbuatan tipu muslihat, berbohon, duta dan lain sebagainya.

Mari kita jadikan usaha kita menjadi usaha yang penuh berkah yang dapat menjadi lahan dakwah bagi kita. Tidakkah kita ingin seperti cerita zaman dahulu yang para pedagang muslim mampu membawa dakwah Islam di negri yang mayoritas hindu budha dengan akhlak yang baik?

Mudah-mudahan kejujuran yang langka ini dapat kembali subur di hati-hati para pedagang muslim. Dan mudah-mudahan Allah berikan hidayah untuk kita semua untuk istiqomah di jalan yang diridhoi Allah dengan hanya mengambil apa – apa yang halal bagi kita dan meninggalkan apa-apa yang haram. Sebagai penutup, mari kita renungkan Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,

Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya(HR. Bukhari dan Muslim)
grosir gamis syar'i 
Wallahu a’lam.

Cek Gamis Syar'i disini  
Fanpage kami RUMAH BELANJA MUSLIM 

Artikel : Mahalnya Kejujuran   

0 komentar: