Akibat Buruk Bagi Orang Yang Hatinya Terkait Kepada Selain Allah Ta’ala
Kisah Su'ul Khotimah |
Dia
Meninggal Dalam Keadaan Su’ul Khotimah
Diceritakan,
bahwa ada seorang lelaki yang hatinya terpikat dan jatuh cinta kepada
seseorang, tetapi orang yang dia cintai itu menjauhkan diri darinya, dia tidak
mau dekat dengan nya. Orang celaka inipun semakin tertekan hingga dia tidak mau
meninggalkan tempat tidur.
Para
perantarapun berjalan diantara kedua orang ini, hingga dia katakana bahwa orang
yang dia cintai akan datang menjenguknya, kabar itu disampaikan kepadanya,
diapun merasa senang, suka dan bahagia, hilanglah semua beban yang selama ini
dia rasakan.
Akan
tetapi, ditengah perjalanan orang yang dia cintai itu berhenti dan kembali, dia
tidak jadi menemuinya. Dia berkata. “Aku tidak akan masuk ketempat-tempat yang
meragukan, aku tidak akan menjadikan diriku tinggal di tempat-tempat yang
menjadikan diriku sebagai bahan tudingan orang-orang”.
Berita
itupun dikabarkan kepada si celaka dan mengenaskan ini, maka dia menjadi lemah
tak berdaya, dia kembali kepada keadaan yang bahkan lebih buruk daripada yang
menimpanya sebelum itu, bahkan kelihatan tanda-tanda bahwa dia akan mati dalam
keadaan seperti itu.
Orang yang
meriwayatkan kisah ini berkata, “Saya mendengarkannya ketika dia dalam
sakaratul maut berkata,
Selamat jalan, wahai orang yang
menjadi penyejuk rasa sakit,
Telah dingin rasa sakit keras orang
yang kurus kering ini.
Kerelaanmu lebih aku sukai dalam
hatiku,
Melebihi rahmat Tuhan Sang Pencipta
dan yang Maha Mulia.
Periwayat
cerita mengatakan, ”Saya katakana padanya, “Wahai fulan, takutlah kamu kepada
Allah!”
Dia
menjawab, “semuanya sudah terlanjur terjadi.”
Saya
pun (periwayat) segera meninggalkannya, namun belum sampai melewati pintu
rumahnya, tiba-tiba saya mendengar teriakan hembusan nafas terakhirnya!”
Kita
berlindung kepada Allah Ta’ala dari
akibat yang buruk dan kematian yang jelek.
Sumber : Kisah Orang - Orang Zhalim, Hamid Ahmad Ath-Thahir, Penerbit Darus Sunnah
Komentar
:
Dari
cerita diatas dapat kita lihat, betapa meruginya seseorang tersebut yang
mencintai manusia melebihi cintanya kepad Allah ta’ala. Betapa hati seseorang
tersebut sangat kosong dari Iman. Bagaiamana manusia bisa menikmati manisnya
iman, sementara hatinya sepi dari keimanan, hatinya berlebihan terpaut kepada
manusia. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam telah bersabda : Dari
Anas radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga perkara, barangsiapa yang ketiganya ada pada dirinya niscaya dia akan
merasakan manisnya iman: barangsiapa
yang Allah dan Rasul-Nya lebih
dicintainya daripada
segala sesuatu selain keduanya, barangsiapa
yang mencintai seorang hamba dan tidaklah dia mencintainya
kecuali karena Allah, dan barangsiapa yang benci kembali kepada kekafiran setelah
Allah menyelamatkan dirinya dari kekafiran itu sebagaimana dia tidak suka
dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kisah ini semestinya sudah bisa menjadi
elajaran bagi kita yang masih mencintai manusia lebih dari cintanya kepada
Allah. Karena tidak ada yang lebih menyayangi kita kecuali hanyalah Allah.
Betapa banyak limpahan rahmat dan kasiih sayang yang telah Allah ta’ala berikan
kepada kita, sementara kita belum bisa bersyukur karena. Betapa rahmat Allah
itu mendahului murkanya. Barang siapa yang Allah hendaki kebaikan kepada
dirinya, maka tidak seorangpun dapat menghalanginya, dan sebaliknya, barang siapa
yang Allah kehendaki keburukan padanya maka tidak seorangpun yang dapat
menegahnya.
Maka kita berlindung dari kematian su’ul
khotimah. Kita berlindung dari cinta yang yang menyebabkan kekufuran, cinta
yang menyebabkan kita lalai dan lupa bahwa Hanyalah Allah yang layak untuk
dicintai dengan sepenuh hati. Mudah-mudahan kita dapat menintai sesuatu karena
Allah dan membenci sesuatupun karena Allah.
Jangan Lupa Like Fanpage Kami di Sini Rumah Belanja Muslim
Iklan : www.rumahbelanjamuslim.blogspot.com
Jangan Lupa Like Fanpage Kami di Sini Rumah Belanja Muslim
Iklan : www.rumahbelanjamuslim.blogspot.com
0 komentar: