Nasihat Perayaan Tahun Baru

Telah banyak tulisan-tulisan mengenai berbagai macam bencana, kemungkaran, kerusakan dari perayaan tahun baru masehi. Dan perayaan ini sudah merupakan kebiasaan yang mengakar dan membudaya di mayoritas masyarakat kita bahkan yang beragama Islam sekalipun dan kebanyakan dari mereka adalah dari kalangan remaja muda mudi. 

Perayaan tahun baru
Maka perbuatan perayaan yang tidak ada sumbernya dari Islam yaitu perayaan tahun baru masehi ini bahkan merupakan tasyabuh kepada orang kafir, adalah suatu kemungkaran dan perbuatan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Di tambah lagi, di dalam acara maksiat ini memberikan konsekwensi kemungkaran-kemungkaran yang lainnya yang jelas-jelas ini adalah pelanggaran syariat, seperti campur baur atau ikhtilat, zina, pemborosan, musik, dan masih banyak lainnya.

Apakah kaum muslimin ini belum cukup dengan agama Islam yang telah sempurna ini?? Sehingga harus mengikuti ajaran dari Agama lain, harus mengikuti kebiasaan dari Agama lain selain Islam. Padahal Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman di dalam al-Qur’an :

“Pada hari ini telah Kusempurnakan agama kalian untuk kalian, dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku kepada kalian, dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agama kalian.” [Al-Mâ`idah: 3].

Dan dalam ayat yang lain :

“Barangsiapa mencari (agama) selain agama Islam, sekali-kali tidaklah (agama itu) akan diterima darinya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [Âli ‘Imrân: 85]

Dan ingatlah wahai saudara – saudaraku perkataan dari Bilal bin Sa'd rahimahullah, saat anda sedang bermaksiat, "Jangan engkau melihat pada kecilnya dosa, tetapi lihatlah pada agungnya Dzat yang engkau maksiati".

Dan ingatlah wahai saudaraku, ketika kita semua sedang bermaksiat, sementara kita dalam keadaan tahu bahwa hal ini adalah kemaksiatan, pada hakikatnya pada saat itu kita tidak menghamba kepada Allah, namun menghamba kepada hawa nafsu kita. Apakah hal ini tidak berbahaya??

Ketika Allah telah melarang perbuatan maksiat khususnya dalam hal ini adalah perayaan tahun baru dalam banyak firman-Nya dan melalui lisan Rosul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun kita tidak mematuhinya, tidak menghamba kepada-Nya dan justru malah mengikuti dan mematuhi kepada hawa nafsu, bisikan syaiton, apakah ini tidak berbahaya kepada akidah kita, kepada agama kita?

Maka kaum muslimin yang insyaa Allah di muliakan Allah, jangan pernah kita menyepelekan dosa, karena pada hakikatnya ketika kita berbuat dosa adalah menghaba kepada hawa nafsu atau bisikan syaiton dan berpaling dari peringatan Allah subahanahu wa ta’ala.

Dan terkhusus pada kaum remaja, muda mudi kaum muslimin semuanya, mari kita renungkan betapa sia-sia waktu kita ketika kita banyak menghabiskan masa muda kita dengan maksiat, dan meninggalkan berbekal ilmu, amalan dan dakwah untuk meraih kebahagiaan di kampung halaman yaitu akhirat kelak.

Apakah kita rela menukar akhirat dengan dunia?? Padahal akhirat jauh lebih mahal dari dunia, akhirat lebih kekal dari dunia. Apakah kita rela demi kesenangan dunia kita meninggalkan kesenangan akhirat.

Mari kita ingat sabda Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang di riwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (HR. Muslim)

Maka mari kita bersabar menghadapi dunia ini untuk meraih akhirat yang kekal. Dan ingatlah kebesaran Allah, ingatlah nikmat Allah kepada kita. Apakah dengan nikmat yang banyak dari Allah kita akan membalasnya dengan kemaksiatan??

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan”

Cukuplah kita balas nikmat yang banyak ini dengan ketaatan kepada Allah yaitu dengan mengimplementasikan taqwa yaitu dengan mentaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Ketika perayaan – perayaan yang tidak ada syariatnya dalam Islam, dan bahkan merupakan kemungkaran, atau kemaksiatan kepada Allah jalla jallaluhu maka sebagai implementasi ketaqwaan kita umat muslimin wajib untuk menjauhi dan meninggalkan perbuatan dan perayaan harom ini.

Tidak akan rugi kita, ketika kita menjauhi larangan Allah subahanahu wa ta’ala walaupun terkesan larangan ini sangat indah dan menyenangkan. Ketika kita melihat betapa indahnya dunia, maka ingatlah betapa lebih Indah akhirat.

Apakah kita tidak ingin mencari nikmat dengan sebesar-sebarnya nikmat yaitu memandang wajah Allah subhanahu wa ta’ala di akhirat kelak??

Coba kita renungi, banyak diantara kita senang untuk rihlah, refreshing, tamasya di tempat-tempat yang indah, memandang pemandangan alam yang indah, gunung-gunung, lautan, bukit, dan lain sebagainya. Batapa indah pemandangan yang telah di ciptakan Allah ini.

Namun ingatlah, apa – apa yang indah ini adalah ciptaan Allah. Allahlah yang menciptakan keindahan ini, yang setiap mata akan terpesona melihatnya. Dan kini jika kita mau berfikir, apa – apa yang di ciptakan ini saja sudah bisa membuat mata kita terpesona melihatnya, bagaimana Allah subahanahu wa ta’ala dzat yang menciptakan ini, dzat yang di sifati dengan Al-Jamil yang maha Indah??

Maka untuk siapa saja yang mengharap pertemuan dengan Allah di akhirat kelak, hendaknya kita semua menjauhi perbuatan-perbuatan yang di larang Allah seperti syirik, bid’ah dan maksiat-maksiat. Karena ini merupakan salah satu sisi dari implentasi ketaqwaan kepada Allah yang telah Allah syariatkan kepada kita.

Mudah-mudahan kita selalu di beri taufiq dan hidayah untuk dapat menginplementasikan taqwa kepada Allah dengan selalu patuh pada perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan mudah-mudahan kita selalu di beri kemudahan dan kesabaran untuk menjalaninya. Amiin. Wallahu a’lam.  


0 komentar: