Mengapa Kita Harus Berusaha

Mengapa Kita Harus Berusaha
Mengapa Kita Harus Berusaha
Diantara konsep tawakkal yang benar yaitu bahwasannya seseorang yang bertawakkal kepada Allah ta'ala, ia juga menjalani sebab untuk meraih apa yang diinginkan. 

Setelah menjalani sebab, hasil apapun dari apa yang ia usahakan dari sebab tersebut maka semua kita serahkan dan pasrahkan kepada Allah ta'ala. 

Ketika hasil yang kita dapatkan sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka kita sandarkan semua nikmat tersebut kepada Allah. Dan tidak menyandarkan apa yang kita raih kepada sebab yang telah kita lakukan. 

Dan ketika hasil yang di dapatkan tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Maka ia bersabar dan menyendarkan semua urusan hanya kepada Allah. Bahwasannya apa yang terjadi adalah semuanya dari Allah, dan Allah mau tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. 

Sehingga dalam keadaan baik atau buruk, seorang muslim dapat selalu ber khusnudzon kepada Allah. Saat mendapat kesenangan ia bersyukur dan saat mendapat ujian ia bersabar. Dan ia bisa mengimplementasikan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,

Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)

Mengapa Harus Menjalani Sebab ?

Mungkin sebagian kita ada yang kurang tepat dalam memahami konsep tawakkal yang benar. Sehingga kita liat ada sebagian kita yang ia mengatakan bertawakkal dalam keadaan ia tidak mau menjalani sebab - sebab yang di izinkan Agama. 

Padahal ternyata di Islam, konsep tawakkal itu bukanlah dengan seorang berpagku tangan. Tidak melakukan apapun kecuali hanya duduk duduk di masjid saja, sembari mengharap apa yang ia inginkan begitu saja datang padanya. 

Mari kita lihat dari kisah Nabu Nuh 'alaihis salam, Bukankah Allah Maha Mampu untuk menyelamatkan Nabi Nuh dan kaumnya dengan Tanpa Sebab Nabi Nuh Membuat Perahu terlebih dahulu ?

Namun ternyata dengan ke Maha Mampuan Allah ta'ala untuk menyelamatkan Nabi Nuh, bersamaan dengan itu Allah perintahkan Nabi Nuh untuk menempuh sebab keselamatan dengan membuat perahu. 

Ini adalah bukti nyata dari praktek Nabi Nuh dalam bertawakkal kepada Allah. Nabi Nuh saja tidak berpangku tangan, dan Allah perintahkan Beliau untuk menjalani sebab - sebab nya. 

Bagaimana mungkin kita di hari ini mengatakan tawakkal kita benar sementara tawakkal kita berbeda dengan tawakkal nya Nabi ? 

Maka inilah konsep tawakkal yang benar. Yaitu tawakkal bukan sekedar berpangku tangan, namun juga menjalankan sebab, dan setelah terjadi kita kembalikan semuanya, kita sandarkan semua yang kita dapat hanya kepada Allah ta'ala dan bukan kepada sebab. 

Wallahu a'lam. 

Admin | www.RumahBelanjaMuslim.Blogspot.Com

0 komentar: