Apa Panduan Hidupmu?

Apa Panduan Hidupmu
Apa panduan hidupmu? Kiranya pertanyaan ini sangat layak di layangkan kepada setiap muslim. Karena terkadang ada sebagian muslim yang ternyata ia tidak mengetahui apakah panduan hidup bagi seorang muslim, atau bahkan ada yang mengetahui apa panduan hidup seorang muslim, namun ia berpaling darinya, baik karena sengaja berpaling maupun tidak sengaja atau karena hawa nafsu.

Kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, kita dapati sangat banyak orang-orang Islam yang gaya hidupnya ternyata jauh dari aturan Islam. Dari sebagian kita ada yang gaya hidupnya meniru gaya dan budaya kebarat-baratan baik dari segi pakaian, tutur kata, pergaulan dan selainnya. Atau bahkan ada juga sebagian kita yang mengikuti jejak-jejaknya kaum non muslim dalam hal perayaan, dalam hal ibadah, dalam hal ucapan dan lain sebagainya.

Ketika kita tanyakan kepada seorang muslim di sekitar kita, apa panduan hidupmu? Apa rujukanmu dalam beramal? maka hampir semuanya sepakat rujukan utama kita adalah al-Qur’an dan Sunnah.

Mungkin jika kita tanyakan lebih lanjut, jika rujukan kita adalah al-Qur’an dan Sunnah, lalu mengapa masih melakukan hal-hal yang bertentangan dengan keduanya? Mungkin ada yang menjawab, karena belum mampu, ada yang ngeles, atau yang cari – cari pembenaran dan lain sebagainya.

Mari kita lihat contoh.

Ada orang yang mengaku panduan hidupnya adalah al-Quran dan Sunnah, namun ketika ada orang yang mempraktekkan tuntunan al-Qur’an dan Sunnah dari segi akidah, muamalah, dan yang lainnya maka banyak yang protes, banyak yang menghina, banyak yang mencaci maki.

Ketika melihat orang yang menjauhi kesyirikan, mempelajari dan mendakwahkan tauhid, maka banyak yang menganngap aliran sesat, menyudutkan dengan sebutan-sebutan negatif yang sebenarnnya bukan pada tempatnya, seperti kita ketahui ada julukan wahabi, teroris, dll.

Saat ada seorang muslimah yang ingin menjalankan ajaran Islam dalam berpakaian, menutupi auratnya dengan smpurna, mengenakan jilbab yang syar’i menutupi seluruh tubuh, mengenakan cadar, maka niscaya kita akan dapat cercaan dan celaan yang bertubi-tubi padanya.

Begitu juga ketika ada seorang muslim yang ingin berpenampilan sebagaimana penampilan yang di sunnahkan, penampilan yang di syariatkan di dalam Islam, seperti memanjangkan jenggot, memakai kain diatas mata kaki (baik celana, jubah dan sejenisnya), menundukkan pandangan ketika bertemu dengan lawan jenisnya, dll, maka inipun tidak jarang kita dapati ternyata banyak di cela dan di caci di sekitar kita.

Namun sebaliknya, ketika ada orang yang kehidupannya penuh dengan kemaksiatan yang ditampakkan maupun yang tidak, maka niscaya orang akan diam seribu bahasa terhadapnya.

Ketika ada orang yang berbuat syirik, beramal dengan amalan yang tidak bersumber dari ajaran Islam dalam hal ibadah yang dibungkus dengan kalimat-kalimat yang bagus, maka niscaya banyak orang yang tertipu dan justru memuji perbuatan tersebut. Padahal perbuatan itu bertentangan dengan syariat Islam.

Ketika melihat wanita membuka auratnya, memamerkan auratnya di tempat umum, mengikuti gaya-gaya orang kaum non muslim, maka jarang yang mampu menasehatinya, dan seolah-olah itu adalah hal yang lumrah.

Betapa mirisnya kita mlihat keadaan seperti ini. Dimana kebaikan di stempel dengan keburukan, dan keburukan di poles jadi kebenaran. Seorang yang ‘alim, seorang ulama, tidak lagi dianggap perkataannya, namun seorang fasiq yang naik kemimbar akan di sambut pendapatnya. Seorang ahli ilmu mulai ditinggalkan, dan seorang da’i yang pandai berceloteh laku di minta fatwanya. Seorang yang jujur ditinggalkan, seorang yang fasiq lagi suka berdusta di sambut perkataannya. Hingga akhirnya terjadilah apa yang telah terjadi. Kebenaran di tolak, dan keburukan dianggap biasa. Syariat Islam di pojokkan, kebiasaan non muslim di praktekkan.

Mungkin inilah yang pernah disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai tahun-tahun yang penuh tipuan. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas. (HR. Ibnu Majah, di sahihkan al-Albani).

Maka hendaknya setiap kita ketika telah memasuki zaman-zaman seperti ini, mari kita kembali kepada ilmu dan ulama. Ilmu yaitu ilmu yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman yang benar, dan Ulama adalah ahli ilmu yang mengikuti perjalannan Nabi dan para sahabat dalam hal ilmu, amal, dakwah, dan jihad. (Muslim.Or.Id)
Wallahu a’alam.

Fanspage Rumah Belanja Muslim
www.RumahBelanjaMuslim.Blogspot.Com

0 komentar: