Mengapa Anti Dengan Budaya Arab?
Ketika
melihat wanita muslimah bercadar, memakai busana dengan warna yang gelap-gelap
maka langsung yang terlintas di kebanyakan fikiran kita adalah budaya arab. Dan
ternyata anggapan budaya Arab ini tidaklah menjadi anggapan yang positif namun
justru statementnya negatif yang biasanya dikait-kaitkan dengan ajaran garis
keras, ekstreem, dan lain sebagainya.
Coba
kalau kebiasaan itu datangnya dari barat, baik dari kebiasaan berpakaian,
kebiasaan berucap yang sok kebarat-baratan, maka tentu jarang dari kita yang
menyorotinya. Bahkan ketika ada seorang wanita yang tidak menutup auratnya
dengan baik karena ingin berbusana sok kebarat-baratan yang menjadi tren
centernya justru malah dibiarkan bahkan mendapat anggapan baik dan minimal
positif thinking. Kebanyakan orang langsung memberikannya udzur, mungkin karena
belum tahu, mungkin lingkungannya kurang baik dan segala macamnya.
Yang
jadi pertanyaannya adalah, mengapa kebanyakan kita sangat anti dengan yang
namanya budaya Arab? Sementara dengan
budaya lain khususnya budaya kebarat baratan dengan kebiasaan hidup yang serba
liberal kebanyakan kita menerimanya dan tidak mepermasalahkannya?
Apakah
Budaya Arab yang kita benci, ataukah justru benih-benih kebencian terhadap
syariat Islam yang keluar dari ide pemikiran orang-orang orientalis, liberal
sudah masuk kedalam pola fikir dan hati kita?
Padahal
kebanyakan yang di cap sebagai budaya Arab seperti mekai cadar, memakai busana
yang syar’i serba tertutup itu ada syariatnya di dalam Agama kita, dan bahkan
hal ini ada di dalam al-Qur’an dengan penafsiran Sahabat Nabi yang mulia.
Dan memang
telah menjadi sunatullah Agama Islam itu turun pada bangsa Arab, dengan bahasa
Arab, al-Qur’an dalam bahasa Arab, Hadits dalam bahasa Arab, bahkan buku-buku
para ulama banyaknya dari Bahasa Arab, bahkan salam kepada sesama muslim juga
dengan bahasa Arab. Lalu kenapa kita membenci budaya Arab? Kenapa kita benci
dengan hal yang berbau ke Arab-Araban? Apalagi kalau ternyata budaya itu telah
di syariatkan di dalam Islam, maka tentu bukanlah menjadi sebuah budaya khusus,
namun berlaku umum bagi umat Islam.
Dan kalapun
budaya itu baik, mengapa kita juga harus menolaknya? Bukankah ideologi bangsa
kita juga ideologi yang menggabungkan antara beberapa ideolgi yang mungkin di
anggap baik oleh penggagasnya. Dan tentu percampuran beberapa ideologi ini
bukanlah murni dalam dalam bangsa kita, namun dari luar.
Lalu
kenapa kalau kebiasaan itu asalnya dari Arab atau ke Arab-arabkan langsung
dibully dan di caci maki. Padahal tentu semua sepakat menutup aurat itu bagi
seorang muslimah adalah kewajiban yang teu sebuah hal yang baik tanpa ada
pengingkaran?.
Kalaupun
ternyata ada sebgai muslimah memakai cadar, busana gelap-gelap ternyata
sikapnya agak ekstreem, menghalalkan bom bunuh diri, menghalalkan darah kaum
muslimin, maka tentu yang bermasalah bukan pada busananya, namun pada
keyakinannya, pada akidahnya. Jika yang rusak itu pada keyakinannya, pada
akidahnya, maka janganlah satu kesalahan itu dipukul ratakan kepada muslimah
yang lain yang tidak sekeyakinan dengannya, tidak ke akidah dengannya. Marilah
kita coba menilai sesuatu dengan bijak dan adil.
Bukankah
kewajiban sesama muslimah adalah berloyal dan berkasih sayang terhadapnya, yang
berbeda sikap kita kepada orang kafir yang tentunya kepadanya kita harus berlepas
diri, baro’ dan antara kita dan mereka terdapat jurang pemisah. Maka marilah
bersikap adil, dan mari kita terapan wala dan baro’ kita sesuai dengan apa yang
di syariatkan Allah ta’ala. Wallahu a’lam.
Fanspage
RUMAH BELANJA MUSLIM
Akun
FB RUMAH BELANJA WHYLUTH
0 komentar: